Menjawab Jerit dan Tangis dari Jalur Gaza
Perang terus berkecamuk, membuat nyawa seolah sekadar deretan angka. Dunia dan Indonesia bertekad mengupayakan damai.
Jarum jam menunjuk pukul 06.35 waktu setempat. Setelah terbang non-stop 11 jam dari Jakarta, Airbus 330-900 dengan nomor penerbangan JT 6001 yang dioperasikan Lion Air akhirnya berada di langit El Arish, Mesir. Dalam perjalanannya, penerbangan pengangkut bantuan Pemerintah Indonesia untuk warga Gaza tersebut melewati FIR Sri Lanka, India, Oman, Arab Saudi dan Mesir.
Baca juga: Bantuan Indonesia Tiba di El Arish, Diserahkan ke Bulan Sabit Merah Mesir
Saat melihat keluar, dari jendela pesawat berbadan lebar itu, tampak langit yang begitu biru. Sementara jauh ke arah bawah, cahaya fajar mengguratkan warna keemasan pada hamparan “awan” putih keabu-abuan yang mengambang di permukaan bukit-bukit pasir.
Pilot pun mengumumkan persiapan akhir untuk mendarat. Namun, setelah melewati pukul 07.00 – waktu yang dijadwalkan untuk mendarat – pesawat masih berputar-putar di atas El Arish. Kurang lebih 10 menit berkeliling, pilot pun akhirnya mengabarkan, pendaratan dialihkan ke Bandara Internasional Kairo, Mesir. “Jarak pandang di El Arish, kurang dari 100 meter,” kata Dhany Setiawan, pilot penerbangan itu.
Ternyata, hamparan “awan” putih keabu-abuan yang tampak dari jendela pesawat adalah debu gurun yang terbawa angin permukaan. Selepas mendarat di Kairo dan mengisi bahan bakar, kabar baik datang. Dua C-130 Hercules milik TNI Angkatan Udara, yaitu A1328 dan A1327 berhasil mendarat dengan selamat di El Arish. Artinya, “badai telah berlalu”.
“Cuaca di gurun memang cepat sekali berubah,” kata seorang awak JT 6001.
Seperti JT 6001, A1328 dan A1327 juga mengangkut bantuan untuk warga Gaza. Total jumlah bantuan yang diangkut ketiganya adalah 50.1 ton. Bantuan itu antara lain terdiri dari obat-obatan, alat operasi, selimut, bahan makanan, dan perlengkapan sanitasi.
Baca juga: Bantuan Indonesia untuk Gaza Diangkut 2 Pesawat Hercules dan 1 Pesawat Kargo
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury, bantuan tersebut akan dikirim melalui jalur darat ke pintu perbatasan Rafah. Untuk pengiriman dan penyaluran bantuan, Indonesia telah bekerja sama dengan sejumlah pihak termasuk Bulan Sabit Merah Mesir dan Bulan Sabit Merah Palestina. Rafah berada di timur laut El Arish. Dari El Arish, dibutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan untuk mencapai pintu perbatasan Rafah.
Solider dan peduli
Saat melepas keberangkatan A1327 dan A1328 dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Sabtu (4/11/2023), Presiden Joko Widodo mengatakan, bantuan kemanusiaan ini merupakan wujud solidaritas dan kepedulian bangsa Indonesia.
“Tragedi kemanusiaan yang ada di Gaza tidak dapat diterima dan harus sesegera mungkin dihentikan. Saya ingin menekankan kembali bahwa Indonesia akan terus bersama perjuangan bangsa Palestina,” kata Presiden.
Baca juga: OKI Desak Penyelidikan Kejahatan Kemanusiaan Israel
Ketika mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (11/11/2023), Presiden kembali menegaskan sikap itu. Bahkan, Presiden mendesakkan adanya gencatan senjata, percepatan dan perluasan akses bantuan kemanusian, mendorong OKI menuntut pertanggung jawaban Israel.
Menurut Presiden, sebagaimana diberitakan Kompas.id, OKI dapat mendorong diberikannya akses pada Independent International Commission of Inquiry on the Occupied Palestinian Territory yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk melaksanakan mandatnya. Selain itu, Indonesia juga meminta OKI mendesakkan kembali dimulainya perundingan damai demi mewujudkan solusi dua negara.
Pernyataan itu memperlihatkan wujud dari sikap Indonesia selama ini atas isu Palestina. Sebagaimana berulang kali diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Palestina selalu ada di jantung politik luar negeri Indonesia.
Tindak lanjut
Di tengah perjalanan dari Riyadh, Arab Saudi menuju Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (12/11/2023), Retno mengatakan, Indonesia akan mengambil peran di International Court of Justice. Indonesia, tutur Retno, akan aktif memberikan dukungan permintaan advisory opinion ICJ. “Saya berencana memberikan statement di ICJ pada Januari tahun depan,” kata Retno.
Baca juga: Menlu Retno: KTT OKI Hasilkan Pesan Paling Keras
Lebih lanjut, Retno mengatakan, melalui mekanisme di Dewan HAM, Indonesia akan menggalang dukungan dari negara-negara yang berpikiran sama (like minded countries). Langkah itu untuk memastikan agar mandat dari komisi yang dibentuk Dewan HAM dapat dijalankan. “Gencatan senjata, ini memang isu sulit. Namun Indonesia akan terus berbicara dengan banyak pihak, termasuk Amerika Serikat agar gencatan senjata dapat dilakukan,” kata Retno.
Seiring itu, terkait dengan bantuan kemanusiaan, Indonesia akan terus berkoordinasi dengan negara-negara kunci, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan badan-badan PBB di lapangan untuk mendorong agar bantuan kemanusiaan dapat mengalir lancar, aman, berkelanjutan, dan terprediksi.
Tidak mudah
Namun untuk mewujudkan semua upaya itu tidak mudah. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu Sabtu lalu telah menegaskan, Israel tidak akan mundur. ”Israel akan berdiri teguh melawan dunia jika perlu,” tegas Netanyahu dikutip Times of Israel.
Bahkan sebagaimana dikutipThe Jerusalem Post, Netanyahu mendorong para pemimpin negara Arab untuk melawan Hamas. Netanyahu menegaskan, Israel bertekad untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza dan menghancurkan kemampuan militernya.
Baca juga: Lindungi Warga dan Hentikan Perang di Gaza
Sikap itu menunjukkan bahwa tantangan bagi komunitas internasional untuk mewujudkan perdamaian di Palestina kian berat. Akan tetapi, justru karena berat Indonesia tampaknya berani mengambil posisi dan memperjuangkannya.
Merujuk pada resolusi OKI, Retno mengatakan, Indonesia telah dipercaya OKI untuk segera menggalang aksi internasional menghentikan perang di Gaza. Dan bersama-sama dengan anggota OKI, Indonesia juga telah dipercaya untuk mendorong proses politik nyata dan serius untuk mewujudkan perdamaian.
Ini kepercayaan besar. Kini, lebih dari 11.070 orang di pihak Palestina, dan 1.200 orang di pihak Israel tewas. Oleh karena itu perang harus dihentikan. Bagaimana pun juga, setiap nyawa warga di mana pun juga, termasuk di Gaza adalah sangat berharga.
“Jika kita tidak segera menghentikan pertumpahan darah ini dengan gencatan senjata atau setidaknya evakuasi medis terhadap pasien, rumah sakit ini (Al-Shifa) akan menjadi kamar mayat,” kata kelompok bantuan medis Dokter Tanpa Batas (MSF) pada Minggu (12/11/2023).
Senin (6/11/2023) lalu, saat memalingkan wajah ke arah timur, sembari menunggui JT 6001 tuntas menurunkan bantuan, Rafah seolah tenggelam di balik bayang fatamorgana. Selain deru mesin pesawat yang tengah terparkir di apron Pangkalan Udara Al Arish, yang ada adalah kesunyian.
(AP/AFP/Reuters)