Israel Tewaskan Nenek dan Tiga Cucu di Lebanon, Hezbollah Ancam Balas Sepadan
Kelompok Hezbollah menyatakan siap melancarkan balasan sepadan setelah serangan pesawat nirawak Israel menewaskan seorang nenek dan tiga cucunya di Lebanon selatan.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
BEIRUT, SENIN — Serangan roket Israel yang diluncurkan dari pesawat nirawak, Minggu (5/11/2023), menewaskan seorang nenek dan tiga cucunya di wilayah Lebanon selatan. Pemerintah Lebanon mengecam keras insiden tersebut dan berencana membawa kasus itu ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sementara kelompok Hezbollah berjanji akan membalasnya dengan serangan sepadan.
Insiden tersebut dikhawatirkan memicu eskalasi perang Hamas-Israel, yang meletus dalam sebulan terakhir. Dalam pidatonya, Jumat (3/11/2023), Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah tidak mendeklarasikan perang melawan Israel. Meski demikian, ia menegaskan, jika Israel tidak menghentikan serangan ke Gaza, konflik saat ini bisa meluas menjadi perang kawasan.
Dalam serangan Israel di Lebanon selatan, Minggu, tiga anak-anak yang menjadi korban masing-masing berusia 10, 12, dan 14 tahun. Israel berdalih bahwa kendaraan yang mereka serang adalah kendaraan yang diidentifikasi sebagai kendaraan pengangkut teroris.
Kelompok Hezbollah segera mengeluarkan pernyataan. ”Kami (Hezbollah) tidak akan pernah menoleransi kekerasan dan penyerangan terhadap warga sipil. Balasannya akan tegas dan kuat,” demikian pernyataan resmi Hezbollah, Minggu (5/11/2023) malam, dikutip dari laman Al Ahed, media yang terafiliasi dengan kelompok tersebut.
Seorang anggota parlemen Lebanon dari Hezbollah, Hassan Fadlallah, menyatakan, Israel akan menanggung akibat atas kejahatannya terhadap warga sipil Lebanon.
Rekaman yang disiarkan stasiun televisi Al-Mayadeen menunjukkan petugas penyelamat mengeluarkan salah satu korban dari sisa-sisa mobil yang masih membara. Kendaraan yang ditumpangi para korban dilaporkan tengah melaju antara Desa Aynata dan Aitaroun. Sang ibu selamat, sedangkan ketiga anaknya dan neneknya tewas dalam serangan tersebut.
Kantor berita nasional Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan bahwa para korban tewas adalah kerabat seorang jurnalis radio, Samir Ayoub. Kendaraan mereka tengah melaju menuju Aitaroun, mengikuti kendaraan sang paman ketika serangan terjadi.
Ayoub kemudian muncul di saluran televisi lokal Al-Jadeed, mengenakan kemeja berlumuran darah, dan menggambarkan dirinya menarik keponakannya, satu-satunya yang selamat dari lima orang di dalamnya, dari mobil.
Penjabat Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengecam serangan itu sebagai kejahatan keji yang dilakukan oleh militer Israel. Sementara Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menyatakan, dia akan membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB pada hari Senin.
Penjabat Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengecam serangan itu sebagai kejahatan keji yang dilakukan oleh militer Israel.
Tak lama setelah serangan terjadi dan pernyataan resmi Hezbollah muncul, sebuah roket menghantam Kota Kiryat Shmona, Israel utara. Hezbollah mengakui, roket itu adalah roket yang mereka luncurkan sebagai respons pertama atas serangan mematikan Israel sebelumnya.
Juru Bicara Militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, serangan yang dilakukan di Lebanon selatan dilancarkan sebagai respons atas serangan rudal antitank yang menewaskan seorang warga sipil Israel. Di antara sasaran yang diserang oleh pesawat nirawak milik militer Israel adalah kendaraan dan lokasi peluncuran rudal jarak jauh milik Hezbollah.
Meski menyebut bahwa serangan itu sebagai serangan balasan, Hagari tidak menyebutkan secara spesifik di mana korban warga sipil Israel yang tewas karena serangan roket Hezbollah.
Ambulans jadi sasaran
Pada Minggu (5/11/2023) pagi, empat petugas paramedis terluka ketika roket-roket Israel yang ditembakkan dari sebuah pesawat nirawak menghancurkan dua ambulans yang mereka tumpangi. Ambulans itu, menurut kantor berita NNA, adalah milik Asosiasi Pramuka Risala yang sedang mencoba mencapai Desa Tayr Harfa, tiga kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel, untuk mengevakuasi korban luka.
Militer Israel menyebut serangan roket itu ditargetkan pada sel teroris yang tengah dalam posisi menembak ke arah Rosh Hanikra, kawasan di Israel utara. Pasukan Israel disebut telah mengamati dua kendaraan mencurigakan di daerah tersebut selama beberapa saat sebelum serangan dilakukan. Akan tetapi, militer Israel menyatakan, serangan itu ditujukan pada sel teroris dan bukan pada kendaraan tersebut.
Serangan yang dilakukan pesawat nirawak militer Israel di wilayah udara Lebanon membuat Beirut marah. Laporan terbaru masuknya pesawat nirawak Israel ke wilayah udara Lebanon terjadi pada Minggu ketika sebuah pesawat nirawak yang tengah terbang di wilayah udara negara ini dicegat oleh pesawat nirawak militer Israel.
Tindakan Israel ini dilakukan setelah adanya laporan bahwa sebuah rudal antitank ditembakkan dari wilayah Lebanon dan menghantam daerah Yiftah di Israel utara.
Masuknya UAV Israel ke wilayah udara Lebanon membuat berang Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Ali Hamieh. Melalui platform X, dia mengatakan, ratusan pelanggaran di wilayah udara Lebanon terjadi setiap hari, terutama di sekitar Bandar Udara Internasional Rafik Hariri di Beirut.
”Ini membahayakan keselamatan penerbangan sipil,” ujar Hamieh. Dia akan melaporkan hal ini ke otoritas penerbangan internasional.
Menurut perhitungan AFP, sejak 7 Oktober setidaknya 81 orang tewas di pihak Lebanon dalam bentrokan lintas batas, termasuk 59 anggota Hezbollah. Sementara di pihak Israel, enam tentara dan dua warga sipil tewas.
Peringatan Obama
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk kedua kalinya memperingatkan bahwa dalam perang di Gaza kali ini semua pihak memiliki peran yang membuat kondisi semakin memilukan bagi warga Palestina, terutama warga Gaza. ”Tidak ada seorang pun yang bersih,” katanya.
Peringatan ini disampaikan Obama dalam sebuah wawancara dengan Pod Save America. ”Jika Anda ingin memecahkan masalah ini, Anda harus menerima seluruh kebenaran. Dan, kita harus mengakui bahwa tidak ada seorang pun yang bersih. Kita semua terlibat sampai tingkatan tertentu,” kata Obama, dikutip dari laman Asharq al Awsat.
Obama mengecam tindakan Hamas. Meski demikian, dia juga menekankan bahwa pendudukan dan tindakan Israel terhadap warga Palestina tidak bisa ditoleransi.
Dia menyatakan, yang terjadi saat ini dilatarbelakangi peristiwa puluhan tahun silam yang gagal menciptakan perdamaian antara Palestina dan Israel. Perdamaian dan keamanan bagi Israel dan, sebaliknya, bagi rakyat Palestina adalah pengakuan hak-hak dasar warganya sekaligus mengakhiri pendudukan.
Ini adalah komentar kedua Obama setelah dua pekan lalu dia mengeluarkan pernyataan yang dinilai cukup keras oleh banyak pihak. Dalam sebuah pernyataan tertulis, Obama mengingatkan, strategi militer Israel yang membawa kematian bagi ribuan warga Palestina, sebagian adalah anak-anak, bisa menjadi bumerang. Begitu juga ultimatum Israel yang membuat lebih dari 1,3 juta warga Gaza utara mengungsi ke selatan.
”Keputusan Pemerintah Israel untuk memutus pasokan makanan, air, dan listrik bagi penduduk sipil yang ditawan tidak hanya mengancam memperburuk krisis kemanusiaan yang semakin meningkat. Hal ini dapat semakin memperkeras sikap Palestina selama beberapa generasi, mengikis dukungan global terhadap Israel, menguntungkan musuh-musuh Israel, dan melemahkan upaya jangka panjang untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tulis Obama.
Obama, sebagai mantan presiden, jarang mengomentari kebijakan luar negeri pemerintahan yang berkuasa. Apalagi, yang kini memimpin AS adalah Joe Biden, yang pernah mendampinginya di Gedung Putih.
Belum jelas apakah Obama mengoordinasikan pernyataannya dengan Biden. Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait pernyataan Obama. (AP/AFP/REUTERS)