Tank Israel Mulai Masuki Gaza, Israel Perluas Serangan Darat
Pertempuran kota berlangsung di sejumlah lokasi di Gaza. Layanan internet dimatikan. Gaza terpisah dari dunia.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·2 menit baca
DEIR AL-BALAH, SABTU — Setelah bertubi-tubi menggelar serangan udara dan dilanjutkan dengan serangan darat terbatas, Sabtu (28/10/2023), Israel memulai serangan darat dengan skala lebih besar. Merujuk Jerusalem Post, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) pada Jumat (27/10/2023) malam telah menggerakkan tank-tank mereka memasuki Gaza. Seiring itu, Angkatan Udara Israel terus menggempur posisi Hamas di Jalur Gaza.
IDF mengatakan, pihaknya telah meningkatkan serangannya secara signifikan. ”Menyusul serangkaian serangan pada beberapa hari-hari terakhir, pasukan darat memperluas operasi darat malam ini,” kata juru bicara IDF, Laksmana Muda Daniel Hagari, kepada wartawan, Jumat.
Sejumlah laporan menyebutkan, pertempuran sengit IDF melawan anggota sayap militer Hamas terjadi di Beit Hanoun dan kamp pengungsi Bureij di wilayah Gaza utara. Hal itu dibenarkan oleh Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas.
”Kami menghadapi serangan darat Israel di Beit Hanoun (di Jalur Gaza utara) dan Bureij timur (di tengah). Pertempuran sengit terjadi di lapangan,” kata Brigade Ezzedine al-Qassam dalam sebuah pernyataan.
Mengutip sumber Hamas, Al Jazeeramelaporkan, sayap militer Hamas telah berhadap-hadapan dengan pasukan Israel di sejumlah lokasi di Gaza. Pertempuran antara anggota Hamas dan IDF tengah berlangsung. Pengeboman oleh Israel di Jalur Gaza semakin intensif seiring perluasan serangan darat IDF ke wilayah tersebut.
Hamas sebelumnya mengatakan, pihaknya ”siap” melawan. ”Jika (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu memutuskan untuk memasuki Gaza malam ini, perlawanan sudah siap,” kata Ezzat al-Rishaq, anggota senior biro politik Hamas, melalui Telegram. ”Sisa-sisa prajuritnya akan ditelan tanah Gaza.”
Layanan internet dimatikan
Situasi Gaza kita rumit setelah jaringan internet pun dimatikan. Penyedia layanan internet utama di Jalur Gaza, NetStream, sejak Jumat malam telah menghentikan layanan mereka.
Human Rights Watch mengingatkan, pemadaman telekomunikasi di Gaza berisiko menutupi ”kekejaman massal”. Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, layanan ambulans terganggu. ”Kami benar-benar kehilangan kontak dengan ruang operasi di Jalur Gaza dan semua tim kami yang beroperasi di sana,” katanya di media sosial X.
Lynne Hastings, koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, melalui X, juga mengatakan bahwa Gaza ”telah kehilangan kontak dengan dunia luar”. Ia mengingatkan bahwa ”rumah sakit dan operasi kemanusiaan tidak dapat dilanjutkan tanpa komunikasi”.
Jeda kemanusiaan
Terkait perkembangan terkini, Perserikatan Bangsa-Bangsa kembali mengingatkan dampak kemanusiaan di Gaza. Oleh karena itu, Majelis Umum PBB terus mendorong dicapainya jeda kemanusiaan, sesegera mungkin.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP, pada Jumat malam bom-bom yang dilesakkan pesawat-pesawat tempur Israel bertubi-tubi menghantam Gaza bagian utara. Di sebuah jalan di Tal al-Hawa yang rusak dibom, Walid Basal (50) bertanya mengapa apartemennya dibom Israel.
”Ini rumah kami. Kami tinggal di sini hanya bersama anak-anak kami, (rumah ini) penuh dengan anak-anak,” katanya. ”Mengapa mereka mengebom kami? Mengapa mereka menghancurkan rumah kami?”
Otoritas kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 7.326 orang, lebih dari 3.000 di antaranya anak-anak. Israel melakukan serangan bertubi-tubi ke Gaza setelah sayap militer Hamas menyerbu perbatasan Israel-Palestina pada 7 Oktober 2023. Dalam serangan dadakan itu—menurut pihak Israel— sebanyak 1.400 orang tewas, sebagian besar warga sipil. Selain itu, Hamas juga menyandera 220 orang lainnya. (AP/AFP/REUTERS)