Perang Hamas-Israel Masuki Fase Berbahaya
Pemerintah Indonesia mendesak komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, segera mengambil tindakan nyata untuk menghentikan serangan dan tindakan kekerasan di Gaza.
KOTA GAZA, RABU — Dunia meradang dan satu suara mengecam keras serangan ke sebuah rumah sakit di Gaza, yang menewaskan lebih dari 500 orang, Selasa (17/10/2023). Pertemuan diplomatik tingkat tinggi dibatalkan. Unjuk rasa meluas di beberapa kota di kawasan Timur Tengah.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut, malam itu serangan udara Israel menghantam bangunan Rumah Sakit Baptis Al-Ahli al-Arabi. Dengan korban jiwa lebih dari 500 orang, ini serangan tunggal yang menelan korban terbanyak di Gaza sejak meletupnya perang Hamas-Israel, 7 Oktober, menyusul serangan Hamas ke wilayah selatan Israel.
”Perang ini, yang telah memasuki fase berbahaya, akan menenggelamkan kawasan ini ke dalam bencana yang tak terbayangkan,” kata Raja Jordania Abdullah II.
Baca juga: Israel Gempur Rumah Sakit di Gaza, Tewaskan 500 Warga Palestina
Bersama dua pemimpin Arab lainnya, yakni Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, ia membatalkan pertemuan yang telah terjadwalkan di Amman, Jordania, dengan Presiden AS Joe Biden. Biden pun hanya berkunjung ke Israel untuk menyampaikan dukungan AS kepada Israel.
Pemerintah RI melalui media sosial X Kementerian Luar Negeri menyatakan, Indonesia mengecam keras serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza. Serangan itu jelas melanggar hukum humaniter internasional. Indonesia mendesak agar semua pihak segera membangun dan membuka koridor aman bagi akses kemanusiaan.
Jakarta juga mendesak komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, segera mengambil tindakan nyata untuk menghentikan serangan dan tindakan kekerasan di Gaza. ”Ketidakadilan terhadap rakyat Palestina sudah berlangsung sangat lama dan masih terus terjadi. Saatnya dunia mengedepankan perdamaian yang adil bagi Palestina,” kata Kemenlu RI.
Di Beijing, China, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mempersingkat kunjungan untuk mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri Forum Prakarsa Sabuk dan Jalan untuk terbang ke Jeddah, Arab Saudi, guna mengikuti pertemuan darurat para menlu Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan agenda membahas krisis Gaza.
Dipenuhi pasien
Jubir Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengungkapkan, saat digempur oleh serangan udara Israel, Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi sedang dipenuhi pasien. Rumah sakit ini juga dijadikan tempat pengungsian oleh warga Palestina di Gaza. Mereka meninggalkan kediaman dan mencari perlindungan dari gempuran udara Israel setelah ultimatum, Jumat pekan lalu.
Kami sedang melakukan operasi di Rumah Sakit Baptis ketika ledakan dahsyat terjadi dan langit-langit ruang operasi runtuh.... Ini pembantaian.
”Kami sedang melakukan operasi di Rumah Sakit Baptis ketika ledakan dahsyat terjadi dan langit-langit ruang operasi runtuh.... Ini pembantaian,” kata Ghassan Abu Sitta, dokter di rumah sakit itu.
Baca juga: ”Nakba Kedua” di Jalur Gaza
Sejumlah foto yang beredar memperlihatkan anggota staf medis berdiri di antara mayat-mayat yang ditutupi. Salah satu staf medis sedang memegang jenazah bayi dan satu staf lain membawa jenazah seorang anak perempuan.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyebut serangan itu ”kejahatan mengerikan, genosida”. Ia juga mengatakan, negara-negara pendukung Israel harus ikut bertanggung jawab.
Kecaman juga disampaikan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. ”Terbunuhnya ratusan warga sipil Palestina dalam serangan terhadap sebuah rumah sakit di Gaza adalah peristiwa mengerikan. Saya mengecam keras,” katanya. Dia menambahkan, rumah sakit dan tenaga medis dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional.
Dua negara Arab yang berbatasan dengan Israel dan Palestina, yakni Mesir dan Jordania, mengecam keras kejadian tersebut. Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi menyebut tindakan itu sebagai pengeboman yang disengaja dan pelanggaran nyata hukum internasional. Adapun Pemerintah Jordania menyatakan bahwa pemerintah dan militer Israel memikul tanggung jawab atas insiden serius ini.
Baca juga: Kemanusiaan Sedang Berlibur dari Sekitar Gaza
Arab Saudi, yang dalam beberapa waktu terakhir menegosiasikan normalisasi hubungan dengan Israel, menyebut tindakan itu sebagai kejahatan keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel.
Terkait serangan di rumah sakit di Gaza, Israel dan kelompok Jihad Islam di Palestina saling menyalahkan. Israel menuding Jihad Islam sebagai pelaku serangan. Jihad Islam menolak klaim tersebut dan menuduh Israel mencoba menghindari tanggung jawab atas pembunuhan brutal.
Jihad Islam menunjukkan beberapa bukti bahwa rumah sakit itu memang target Israel, seperti pengeboman kompleks rumah sakit sebelumnya. Mereka mengatakan bahwa skala ledakan, sudut jatuhnya bom, dan tingkat kerusakan semuanya menunjukkan kepada Israel.
Langgar hukum internasional
Dari kalangan Barat, Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyatakan bahwa serangan terhadap infrastruktur sipil merupakan pelanggaran hukum internasional. Tanpa menyebut nama pelaku serangan tersebut, seperti dikutip laman Politico, Michel menyatakan bahwa pemutusan infrastruktur dasar, seperti akses terhadap air dan listrik, adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan oleh hukum internasional.
Baca juga: Warga Jalur Gaza Terpenjara di Neraka Dunia
”Ketika Anda memutus infrastruktur dasar, ketika Anda memutus akses terhadap air, ketika Anda memutus listrik.... Ini tidak sejalan dengan hukum internasional,” kata Michel.
Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus menyerukan kembali kepada dunia internasional untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak di Gaza. ”Korban bertambah dan situasi di Gaza sangat memprihatinkan. Tolong lakukan segala yang mungkin untuk menghindari bencana kemanusiaan,” kata Paus.
Baca juga: Palagan Perang Israel-Hamas Melebar ke Lebanon dan Suriah
Paus Fransiskus (86) menyatakan, perang tidak menyelesaikan persoalan apa pun. Sebaliknya, perang hanya menyebarkan kematian dan kehancuran, meningkatkan kebencian, dan melipatkan balas dendam. ”Perang menghapus masa depan,” ujarnya.
Paus mendesak agar seluruh persenjataan yang digunakan dalam konflik dikembalikan ke tempatnya dan tidak digunakan lagi. ”Biarlah senjata-senjata dibungkam, biarlah seruan perdamaian masyarakat miskin, rakyat, dan anak-anak terdengar,” katanya.
Paus juga kembali menyerukan dibukanya koridor kemanusiaan yang. memungkinkan pengiriman kebutuhan pokok ke Gaza.
Pembelaan AS
Akibat serangan di rumah sakit di Gaza tersebut, Mesir, Palestina, dan Jordania membatalkan rencana pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden yang saat ini tengah berada di Israel. Saat menjejakkan kaki di Israel, Biden disambut pelukan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog.
Tak lama kemudian, Biden mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa pelaku serangan adalah ”tim lain”, bukan Israel.
Baca juga: Bocah di AS Tewas Dibunuh atas Kebencian Rasial akibat Perang Hamas-Israel
Direktur Program Palestina dan Israel Institut Timur Tengah Khaled Elgindy menyebut sikap AS dan negara-negara Eropa yang sejak awal menolak untuk mengeluarkan seruan gencatan senjata atau ekspresi keprihatinan terhadap warga Palestina—dan sebaliknya mendukung tindakan militer Israel—telah memberikan pesan sangat jelas: kehidupan, penderitaan, dan kemanusiaan rakyat Palestina tidak berharga dibandingkan dengan rakyat Israel.
”Ketidakmampuan mendasar para pejabat AS dan negara-negara Barat untuk berempati kepada rakyat Palestina atau mengakui penderitaan mereka adalah hal yang mengkhawatirkan dan berbahaya mengingat apa yang Israel mampu dan sudah lakukan di lapangan,” kata Elgindy, seperti dikutip laman media AS, Newsweek.
Tak hanya itu, kurangnya sikap empati terhadap rakyat Palestina yang diultimatum oleh militer Israel untuk meninggalkan rumah tempat tinggal mereka di Gaza utara, menurut Elgindy, menegaskan bahwa rakyat Palestina dalam kacamata negara-negara Barat adalah kelompok manusia yang lebih rendah dari rakyat Israel. (AP/AFP/REUTERS/LUK/IRE/SAM)