Paul Krugman, Ekonom AS Peraih Nobel, Jadi ”Bulan-bulanan”
”Alfred Nobel pasti gelisah karena penghargaan diberikan kepada penipu seperti Krugman,” kata EJ Antoni, ekonom peneliti dari Center for Data Analysis.
Oleh
SIMON P SARAGIH S
·4 menit baca
Paul Krugman, ekonom Amerika Serikat peraih Hadiah Nobel Ekonomi 2008, jadi bulan-bulanan. Penyebabnya adalah Krugman mengatakan AS telah memenangi pertarungan melawan inflasi dengan biaya kecil. Tak pelak lagi ia diserang para ekonom dan pemerhati pasar.
Krugman yang juga kolumnis rutin di The New York Times itu dituduh telah membela Presiden Joe Biden dengan menunjukkan perekonomian seakan terkendalikan dengan baik. Opininya yang dianggap keliru tidak saja menjebloskan pasar, tetapi juga bisa berimplikasi luas ke seluruh dunia.
Krugman, seorang pengajar di Princeton University, London School of Economics, dan alumnus Yale University serta Massachusetts Institute of Technology (MIT) itu, mencengangkan banyak orang. ”Perang melawan inflasi sudah berakhir. Kemenangan yang dicapai ini dengan biaya kecil,” demikian Krugman lewat Twitter, Jumat (13/10/2023). Ia pun menunjukkan grafik inflasi yang bertengger pada angka 2 persen per September 2023, target Bank Sentral AS (Federal Reserve).
Namun, ia telah dituduh teledor. Cara Krugman menghitung inflasi tidak berdasar. Ia menunjukkan angka inflasi dengan menggunakan indeks harga konsumen, tetapi tidak memasukkan harga-harga pangan, energi, perumahan, dan mobil bekas. Dengan demikian, ukuran inflasi yang dipakai Krugman terlalu dangkal.
Kritik kepada Krugman mengingatkan celotehan yang juga pernah diarahkan kepadanya. Pada 1998 Krugman menyebutkan bahwa efek ekonomi internet tidak lebih hebat dari sekadar mesin faksimile. Krugman juga salah ketika memperkirakan pada 1994 bahwa ekonomi Asia tidak akan bisa mengalahkan Barat sebab Asia tidak andal dalam inovasi teknologi.
Inflasi 3,7 persen
Pandangan Krugman dianggap tidak menggambarkan situasi ekonomi. Dalam kenyataannya, inflasi September bertengger pada angka 3,7 persen. Terjadi penurunan inflasi dari angka tertinggi di atas 9 persen pada 2022, tetapi masih belum menyentuh angka 2 persen.
Pandangan Krugman didasarkan pada angka inflasi Fed, yang menyatakan fokusnya adalah pada inflasi inti, tetapi dengan mengecualikan harga energi, pangan karena terlalu bergejolak dan terdampak gangguan pasokan barang global.
Sejumlah ekonom juga mengambil angka inflasi dengan memakai referensi inti dari inti inflasi (supercore inflation). Ukuran inflasi ini juga membuang kandungan harga pangan energi dan perumahan. Hal lain yang terluputkan oleh Krugman adalah biaya jasa, upah, seperti biaya tukang kayu dan tukang pangkas. Krugman beranjak lebih jauh dengan membuang harga mobil bekas.
Pandangan Krugman telah membuat para ekonom tercengang. Krugman dinilai tidak menangkap apa yang dirasakan masyarakat biasa tentang efek kenaikan harga-harga. Ia juga tidak menangkap yang dirasakan para pekerja dengan gaji yang tidak naik, tetapi dihadapkan pada harga-harga yang naik.
Dicap sebagai penipu
Kepada FOX Business, Sabtu (14/10/2023), EJ Antoni, ekonom peneliti dari Center for Data Analysis (The Heritage Foundation), mengatakan, ”Krugman tidak jujur. Ini menandakan contoh lain bahwa Anda (Krugman) telah mengacaukan data.”
Dengan ukuran yang dia pakai, Krugman telah membuat 58 persen kandungan inflasi. ”Sangat konyol,” kata Jim Bianco, President Bianco Research, seorang analis. ”Ukuran inflasi yang dia pakai membuang lebih dari setengah kandungan inflasi,” kata Bianco (Insider, 13 Oktober 2023).
Antoni menambahkan, Krugman melakukan sesuatu yang bertujuan menunjukkan sukses perekonomian di bawah Presiden Biden. Krugman pernah menyebutkan bahwa perekonomian di bawah Biden mengalami booming. Antoni melanjutkan, pandangan Krugman bisa berimplikasi buruk pada kebijakan.
Ian Miller, seorang penulis, juga mengatakan pernyataan Krugman sulit diterima. ”Hanya menunjukkan bahwa ia sedang membantah kesalahan partai politiknya,” kata Miller tentang Krugman, pendukung Demokrat.
Krugman memberi jawab. ”Saya terlalu ceroboh di sini,” katanya. Namun, ia mencoba berkelit. ”Saya sudah menggunakan ukuran khusus ini selama beberapa waktu, jadi saya ingin konsisten. Namun ada kekurangannya (asuransi kesehatan terlalu optimistis). Tapi hampir semua ukuran inflasi sekarang di bawah 3 persen. … Namun data benar-benar ingin memberi tahu kita bahwa inflasi sudah hampir normal,” katanya.
Pembelaan diri Krugman tidak mempan. ”Apa yang Krugman hendak katakan secara tersirat adalah bahwa jika Anda (warga) tunawisma, kelaparan, dan mati kedinginan, segalanya tidak terlalu buruk karena segala sesuatunya terjangkau. Alfred Nobel pasti gelisah karena penghargaan diberikan kepada penipu seperti Krugman,” kata Antoni menyinggung Nobel yang diterima Krugman demi mengenang Alfred Nobel.
Inflasi jangan diremehkan
Tentu saja pandangan Krugman amat tidak berdasar. Mantan Presiden Federal Reserve Bank St Louis, James Bullard, mengatakan inflasi agar jangan diremehkan. Ia bahkan mengingatkan para investor di pasar telah meremehkan bahaya inflasi seakan-akan kejatuhan indeks-indeks tidak akan terjadi. Bullard mengingatkan bahwa suku bunga Fed kemungkinan masih harus dinaikkan ke level 6,5 persen dari level 5,5 persen sekarang ini.
Pandangan Krugman juga tidak benar tentang biaya yang kecil. Ada kebangkrutan bank-bank di AS akibat kenaikan suku bunga untuk meredam inflasi. Fed dan lembaga terkait terpaksa menalangi dana-dana nasabah hingga ratusan miliar dollar AS agar sistem perbankan AS tidak terguncang. (AP/AFP/REUTERS)