Sebagian WNI Sudah Keluar Dari Israel-Palestina, Evakuasi Dari Gaza Masih Sulit
Dari 133 WNI di Israel dan Tepi Barat, hanya empat orang menyatakan mau dievakuasi. Pemerintah tidak bisa memaksa evakuasi.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS-Mayoritas warga Indonesia yang mau dievakuasi dari Palestina dan Israel telah keluar dari kedua negara itu. Evakuasi dilakukan secara bertahap sesuai kondisi lapangan.
Pada Jumat (13/10/2023) Kedutaan Besar RI di Amman, Jordania mengevakuasi 4 WNI dari Tel Aviv. Mereka akan dibawa ke Jordania. "Saat ini mereka sudah berada di Jordania," kata Direktur Perlindungan WNI pada Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha.
Berdasarkan data 12 Oktober 2023, total 143 WNI tinggal di Israel-Palestina. Selain itu, ada 35 WNI tengah melancong ke Israel-Palestina. Para pelancong dijadwalkan keluar dari Israel-Palestina pada Sabtu ini.
Sementara Dari 143 WNI itu, 10 berada di Gaza dan menjadi fokus upaya evakuasi. Adapun dari 133 WNI di Israel dan Tepi Barat, hanya empat orang menyatakan mau dievakuasi pemerintah.
Meski menyediakan bantuan evakuasi, pemerintah memang tidak bisa memaksa WNI keluar dari daerah yang dipandang berbahaya. Dalam berbagai upaya evakuasi sebelumnya, seperti di Ukraina dan Sudan, ada WNI memilih tinggal dan tidak ikut rombongan evakuasi.
" Tugas negara adalah memfasilitasi namun tetap harus dengan consent (persetujuan). Negara tidak bisa memaksa. Tugas kami adalah memberi informasi dari sisi keamanan,” ujar Judha.
Soal evakuasi dari Gaza, ia membenarkan upaya itu paling sulit. Sebab, Israel masih terus mengepung, membombardir dan memutus akses air, listrik dan makanan ke sana. Rencananya, WNI di Gaza akan dievakuasi lewat darat ke Kairo, Mesir atau Amman. Ada juga rencana evakuasi dengan pesawat komersial.
Pemerintah terus memonitor situasi di di Gaza. Salah satu yang dipantau adalah soal pembuatan koridor kemanusiaan. Koridor itu diharapkan menjadi salah satu rute evakuasi dari Gaza. WNI Gaza diimbau untuk terus siaga.
Hal itu tidak lepas dari prinsip dasar evakuasi adalah mengutamakan keamanan. Jalur evakuasi harus dipastikan benar-benar aman sebelum rombongan evakuasi melewatinya. Pemerintah tidak mau membawa rombongan WNI yang dievakuasi melewati medan pertempuran.
Juru bicara Kemenlu RI Lalu M Iqbal mengatakan, tugas utama negara adalah memberi saran keamanan perjalanan dan memfasilitasi evakuasi. Upaya pemerintah dalam situasi sekarang adalah memindahkan WNI dari lokasi tidak aman ke lokasi aman terdekat.
“Jadi tidak langsung ke Indonesia, jadi dari Israel ke Jordania. Kita bantu dengan bicara dengan Pemerintah Mesir dan Pemerintah Yordania memastikan bahwa mereka boleh masuk di perbatasan-perbatasan,” ujarnya.
Judha mengatakan, bisa jadi evakuasi dari Gaza terpaksa hanya bisa dilakukan saat koridor kemanusiaan tercipta. Karena itu, penyediaan jalur itu menjadi fokus diplomasi pemerintah.
Koridor kemanusiaan yang dimaksud adalah jeda atau gencatan senjata untuk membawa keluar orang maupun membawa masuk bantuan dan makanan. Koridor kemanusiaan ini dinilai vital karena untuk membantu masalah di sana, saat ini semua kekerasan harus dihentikan dulu. (IRE)