Laporan Mandiant menerangkan, upaya peretasan Korea Utara semakin berkembang canggih terutama dalam spionase dan kejahatan keuangan. Jejaring peretas di Korea Utara semakin diperkuat dalam kerjasama antar hacker.
Oleh
IWAN SANTOSA
·2 menit baca
Dalam foto hasil tangkapan layar video yang disiarkan pada November 2017 ini terlihat prajurit Korea Utara bereaksi setelah mendengar ada rekannya yang membelot ke Korea Selatan. Pembelot itu ditembaki rekan-rekannya.
SEOUL, KAMIS- Sekelompok peretas Korea Utara berusaha meretas tokoh kelompok pembelot negara itu, Lee Min-bok. Lee disebut getol menyebarkan proganda anti-Korea Utara.
Upaya pembobolan aneka perangkat teknologi Lee dipantau Mandiant Unit milik Google. Dalam laporan Yonhap, Kamis (12/10/2023), para peretas diidentifikasi sebagai APT37 dan APT43.
Menurut Mandiant, Korut punya sejumlah unit peretas. Unit itu adalah UNC614 dan APT38 yang dikendalikan Biro Pengintaian Umum, Hermit, dan IT Workers. Biro Pengintaian Umum Korut disebut punya beberapa unit peretas.
Dalam laporan Nikkei Asia pada 24 Agustus 2023 disebut, Korsel menegaskan tekad memberantas kelompok peretas Korut. Amerika Serikat dan Jepang juga menaruh perhatian pada peretas itu. Sebab, kerja peretas itu antara lain pemerasan dan pencurian dana. Hasilnya diduga untuk mendanai program persenjataan Korut.
Data pembelot
Menurut Mandiant, dulu Lee bekerja di Pusat Komputer Korea. Lembaga itu salah satu inti teknologi informatika Korut. Sementara kepada Yonhap, Lee mengaku bekerja di Institut Pertanian Korut.
Ia membelot pada 1990. Sejak teknologi email semakin kerap dipakai, Lee mengaku telah berulang kali mengalami upaya pembobolan. Paling tidak sepekan sekali ada upaya peretasan pada emailnya.
Mandiant menyebut, pembobolan email Lee bukan satu-satunya kerjaan peretas Korut. Para peretas itu terutama fokus menjadi mata-mata melalui internet. Mereka juga jadi mesin pengumpul uang bagi Korut. Mereka bekerja di sistem Linux, Windows, hingga Mac.
Dalam laporan BBC pada 2018 diungkap, peretas Korut membobol data pembelot di Korsel. Hampir 1.000 pembelot dibobol data pribadinya lalu disebar. Data itu terdiri dari nama, tempat dan tanggal lahir, serta tempat tinggal.
Pembocoran data itu bisa membahayakan keluarga pembelot. Banyak pembelot terpaksa meninggalkan keluargannya di Korut. Biasanya, mereka sendirian menyeberang perbatasan Korut-Korsel. Mayoritas pembelot Korut kini tinggal di Geyongsang Utara, salah satu provinsi Korsel.
Pembelotan menjadi salah satu perhatian Pyongyang. Masalah lain tentu saja kehadiran aneka persenjataan dan ribuan prajurit AS. Sejak perang dunia II selesai, AS mempertahankan pangkalan di Korsel.
Secara berkala, AS merotasi kekuatannya di Korsel. Rotasi terbaru adalah pengiriman gugus tempur laut yang dipimpin kapal induk USS Ronald Reagan. Guspurla Ronald Reagan tiba di Busan, Korsel pada Selasa (10/10/2023). Guspurla itu akan berlatih bersama pasukan Korsel sampai Senin depan. (AP/REUTERS)