Korea Utara Simulasikan Serangan Nuklir Balasan untuk Bumi Hanguskan Negara Gangster
Militer Korea Utara melakukan simulasi perang nuklir untuk membumihanguskan wilayah musuhnya. Sementara Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat terus menggelar latihan perang gabungan.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
PYONGYANG, KAMIS — Korea Utara menggelar simulasi perang menggunakan senjata nuklir. Dalam skenario itu, targetnya adalah membumihanguskan berbagai sasaran di seluruh wilayah Korea Selatan. Sehari sebelumnya, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut yang mengarah ke wilayah Korea Selatan.
Simulasi perang oleh Korea Utara (Korut) digelar beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menggelar latihan perang bersama. Kegiatan itu melibatkan pesawat pengebom B-1B milik Angkatan Udara AS.
”KPA (Tentara Rakyat Korea Utara) menggelar latihan serangan nuklir taktis yang menyimulasikan serangan bumi hangus di pusat komando utama dan lapangan terbang operasional gangster militer Korsel) pada Rabu malam,” kata Kepala Staf KPA, menurut kantor berita Korut, KCNA, Kamis (31/8/2023).
Dalam keterangannya, KPA mengatakan, dua rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan dari timur laut Bandara Internasional Pyongyang berhasil mencapai sasaran. KPA juga menyatakan, peluncuran rudal itu untuk mengirim pesan yang jelas kepada kelompok gangster, sebutan Pyongyang untuk Korsel dan sekutunya.
Pesan yang dimaksud adalah bahwa negara itu memiliki kemampuan untuk melakukan serangan balasan yang memiliki daya hancur substansial. ”Musuh-musuh dengan lantang menyatakan latihan mereka sebagai upaya pencegahan yang diperluas terhadap Korut dan menjadikan serangan pendahuluan terhadap negara kami sebagai hal yang wajar,” kata Kepala Staf KPA.
Simulasi perang mutakhir oleh Pyongyang berlangsung saat AS-Korsel menggelar latihan militer gabungan tahunan, Ulchi Freedom Shields. Latihan berlangsung selama 21-31 Agustus 2023. Korut menganggap latihan gabungan AS-Korsel sebagai ancaman serius. Pyongyang sekaligus menganggap latihan Ulchi Freedom Shields sebagai simulasi invasi terhadap negara tersebut.
Kepala Staf Gabungan Korsel, dalam sebuah pernyataan, menyebut, kedua rudal Korut menempuh jarak sekitar 360 kilometer (km) hingga mencapai perairan pantai timur Semenanjung Korea. Peluncuran tersebut sebagai ”provokasi besar” yang mengancam perdamaian internasional dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang peluncuran balistik apa pun oleh Korut. Untuk itu, otoritas intelijen Korsel dan AS sedang menganalisisnya lebih detail.
Kedua rudal balistik jarak pendek itu disebut menempuh jarak 400 kilometer pada ketinggian maksimum 50 kilometer sebelum jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang juga mendeteksi peluncuran oleh Pyongyang tersebut. Kedua rudal balistik jarak pendek itu disebut menempuh jarak 400 kilometer pada ketinggian maksimum 50 kilometer sebelum jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Sebelumnya, pada Rabu, Angkatan Udara AS menerbangkan setidaknya satu pesawat pengebom B-1B saat latihan udara bersama dengan sejumlah jet tempur Korsel. Dalam pernyataan bersama kedua negara, latihan yang berlangsung di lepas pantai barat Semenanjung Korea itu menunjukkan gabungan postur pertahanan kedua negara dan komitmen AS terhadap pertahanan Korsel.
Pengerahan B-1B pada Rabu pekan ini adalah yang ke-10 oleh pesawat pengebom AS di Semenanjung Korea tahun ini, menurut Kementerian Pertahanan Korsel.
Pada hari yang sama, militer Jepang juga disebut melakukan latihan udara bersama dengan AS. Latihan udara ini melibatkan dua pesawat pengebom B-1B AS dan dilakukan di wilayah perairan antara Jepang dan Semenanjung Korea. Dalam pernyataan bersama kedua negara, latihan itu dimaksudkan menunjukkan tekad kedua negara untuk segera menanggapi keadaan darurat dan memastikan kemampuan respons mereka.
Sehari sebelumnya, militer tiga negara, yakni Jepang, Korsel, dan AS, mengerahkan kapal perusak angkatan laut untuk latihan pertahanan rudal trilateral di dekat Semenanjung Korea.
Sehari sebelumnya, militer tiga negara, yakni Jepang, Korsel, dan AS, mengerahkan kapal perusak angkatan laut untuk latihan pertahanan rudal trilateral di dekat Semenanjung Korea. Langkah ini sebagai tanggapan terhadap ancaman nuklir dan rudal Korut yang dianggap makin nyata.
Menanggapi latihan bersama ketiga negara, Pemimpin Korut Kim Jong Un menyerukan seluruh pasukan negaranya selalu siap siaga menggagalkan rencana serangan musuh-musuhnya. Laporan media milik Pemerintah Korut menyebutkan, Kim saat berpidato pada peringatan Hari Angkatan Laut Korut menyatakan, perairan di Semenanjung Korea menjadi tidak stabil dengan bahaya perang nuklir karena sikap bermusuhan AS dan sekutunya di Asia Timur.