Kerja Sama ASEAN-Asia Timur Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Duta Besar China untuk ASEAN Hou Yanqi dalam perayaan Hari Nasional Ke-74 China menegaskan, pertumbuhan China tidak untuk maju sendiri, tetapi untuk maju bersama-sama dengan negara-negara lain di kawasan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN, IWAN SANTOSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kerja sama strategis dan inklusif antara ASEAN dengan China, Jepang, dan Korea Selatan menjadi kunci pertumbuhan dan stabilitas kawasan. Hal ini disampaikan Duta Besar China untuk ASEAN Hou Yanqi pada peringatan Hari Nasional Ke-74 China di Jakarta, Selasa (26/9/2023).
”Hubungan kita sejajar dan saling menghargai. Mekanisme ASEAN Plus Three (China-Jepang-Korea Selatan) akan menjadi kerja sama yang saling menguntungkan bagi semua,” kata Hou.
Menurut dia, kesetaraan dan tidak ikut campur urusan negara lain adalah upaya penting membangun harmoni. Pertumbuhan China tidak untuk maju sendiri, tetapi untuk maju bersama negara-negara di kawasan.
Beberapa hal penting dalam kerja sama antara China dan negara-negara ASEAN saat ini, menurut Hou, adalah membangun ekosistem kendaraan listrik, seperti proyek Wu Ling di Indonesia dan BYD di Thailand. Bahkan, dalam perkembangan terkini, Vietnam pun sudah mengembangkan kendaraan listrik buatan dalam negeri.
Kerja sama tersebut juga dijalin dalam pembangunan infrastruktur dan sektor transportasi. Di Indonesia, China telah menyelesaikan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek kereta cepat adalah bagian dari Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) yang diprakarsai oleh China.
Hari Senin (25/9/2023), sehari menjelang resepsi, Hou mengundang para koleganya sesama dubes untuk ASEAN naik kereta cepat Jakarta-Bandung pulang pergi. Ini kereta cepat pertama di Asia Tenggara.
Hou mengatakan, China juga siap jika diminta melanjutkan proyek kereta cepat di Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Selain membangun kereta cepat Jakarta-Bandung, China sudah membangun kereta api Kunming-Yunnan ke Vientiane, Laos, sejauh 1.000 kilometer dengan waktu tempuh tujuh jam. Kereta Laos-China itu memangkas waktu perjalanan dari Vientiane-Luang Prabang di utara Laos dari tujuh jam menjadi dua jam perjalanan saja.
Sementara di Vietnam, jalur kereta Hanoi-China segera diubah ukuran lebar relnya di Vietnam, seperti lebar rel di China. Hal ini agar kereta api bisa langsung bergerak dari utara Vietnam ke wilayah selatan China di kota Nanning, Provinsi Otonom Minoritas Guang Xi Zhuang.
China juga siap jika diminta melanjutkan proyek kereta cepat di Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya. (Hou Yanqi)
Dalam pidatonya, Hou juga mengatakan, pertumbuhan tahunan China mencapai 6.2 persen atau setara 30 persen pertumbuhan ekonomi dunia. Pada paruh pertama tahun 2023, produk domestik bruto (PDB) China tumbuh mencapai 5,5 persen year on year di tengah merosotnya pertumbuhan ekonomi dunia.
”Sejauh ini hampir 100 juta warga perdesaan berhasil dientaskan dari kemiskinan dan target PBB tahun 2030 untuk pembangunan berkelanjutan berhasil dicapai sepuluh tahun lebih cepat dari target,” kata Hou.
Hou mengatakan, China membangun sistem keamanan sosial dan layanan kesehatan dengan cakupan terluas di dunia sehingga angka harapan hidup naik menjadi 78,2 tahun.
Ia menambahkan, ilmuwan China dengan pembaruan terus-menerus berhasil meningkatkan pembangunan yang semakin ramah lingkungan dan menekan emisi karbon. Modernisasi yang dilakukan China adalah pembangunan yang menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
”Tahun ini adalah 45 tahun reformasi China dan sepuluh tahun proyek Sabuk dan Jalan. Ini membuktikan China tidak bisa tumbuh dengan mengisolasi diri dari masyarakat internasional,” kata Hou.
”China akan terus mendorong kerja sama dan menjadikan ASEAN sebagai prioritas dalam diplomasi. China bertekad mendukung pengembangan komunitas ASEAN, sentralitas ASEAN, dan peran semakin besar bagi ASEAN dalam urusan internasional,” kata Hou.
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Horn dalam pidato sambutannya mengatakan, inklusivisme dan pertumbuhan serta stabilitas menjadi hal penting bagi kawasan. ”Pertumbuhan China dan ASEAN menjadi penting. Investasi China terus tumbuh dan China juga memandang ASEAN sebagai pusat keseimbangan dan mitra sejajar. Hubungan people to people antara ASEAN dan China semakin erat saat ini,” kata Kao.
Seperti dikutip laman resmi ASEAN, dalam pidatonya Kao juga mengatakan, pihaknya berharap untuk terus mendorong Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN China yang ”substantif, bermakna, dan saling menguntungkan, serta berkontribusi dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan”.
Adapun Duta Besar Indonesia untuk ASEAN Derry Aman menyebutkan, fokus kerja sama ekonomi dan pertumbuhan menjadi prioritas dalam hubungan ASEAN dengan China. ”Ekosistem kendaraan listrik, teknologi informasi, kecerdasan buatan (AI) adalah beberapa hal yang jadi perhatian,” ujarnya.
Acara resepsi diplomatik Misi China untuk ASEAN tersebut dihadiri oleh para diplomat negara sahabat untuk ASEAN dan diplomat dari negara-negara Barat.