Bersamaan momen 10 tahun kemitraan strategis komprehensif, Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping sepakat memperdalam kerja sama strategis antara Indonesia dan China dalam berbagai sektor.
Oleh
LUKI AULIA, MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
CHENGDU, KAMIS — Pemerintah China bersedia memperdalam hubungan kerja sama strategisnya dengan Indonesia. Hubungan erat kedua negara diharapkan menjadi contoh bagi negara-negara berkembang dalam membangun solidaritas dan kerja sama serta mendorong pembangunan bersama, dan menyuntikkan energi positif bagi kawasan dan dunia.
Penguatan kerja sama kedua negara itu ditegaskan dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping di Chengdu, China barat daya, Kamis (27/7/2023). Presiden Jokowi datang ke ”Negeri Tirai Bambu” untuk memenuhi undangan Presiden Xi.
Dalam lawatan tiga hari itu, Jokowi akan menghadiri upacara pembukaan ajang olahraga para mahasiswa sedunia, FISU World University Games ke-31, di Chengdu. Sejumlah atlet Indonesia berpartisipasi pada ajang olahraga tingkat mahasiswa dua tahunan itu. Upacara pembukaan akan digelar, Jumat (28/7/2023).
Selama di kota itu, Presiden dijadwalkan bertemu dengan sejumlah CEO atau pemimpin perusahaan China. China adalah mitra dagang dan investasi terbesar bagi Indonesia saat ini. Tahun 2023 bertepatan dengan sepuluh tahun kemitraan strategis komprehensif Indonesia-China.
Seperti dilansir kantor berita Xinhua, Xi menyatakan ingin memanfaatkan momentum 10 tahun kemitraan strategis komprehensif itu untuk memperdalam kerja sama strategis dengan Indonesia. Ia mencatat tahun lalu sebagai pembukaan babak baru dalam membangun komunitas China-Indonesia untuk masa depan bersama.
”China ingin mempertahankan komunikasi strategis secara teratur dengan Indonesia, memperkuat pertukaran pengalaman pengelolaan negara, menginisiasi mekanisme dialog '2+2' bagi menteri luar negeri dan menteri pertahanan kedua negara, dan membangun kepercayaan bersama strategis pada level tinggi,” kata Xi.
Dalam pertemuan bilateral, kedua pemimpin membahas penguatan perdagangan, investasi, kerja sama kesehatan, kerja sama pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), hingga kerja sama riset serta teknologi. Selain itu, beberapa isu kawasan, seperti kerja sama ASEAN-China, dukungan China terhadap sentralitas ASEAN untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera, juga menjadi materi pembahasan.
Kedua pemimpin juga ingin memastikan penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan standar yang tinggi. Dalam pertemuan, China juga bersedia memperluas impor komoditas curah dan produk pertanian dari Indonesia, serta menyoroti bidang kerja sama mobil listrik dan kota pintar.
Proyek kereta cepat yang menjadi salah satu proyek unggulan Jokowi dan menjadi bagian dari Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) China mundur dari jadwal karena masalah anggaran. Sudah empat tahun proyek itu terlambat dari jadwal yang direncanakan.
”Kedua belah pihak harus melakukan segala daya upaya untuk melakukan pekerjaan dengan baik di tahap akhir konstruksi dan memastikan standar dan kualitas yang tinggi,” kata Xi mengenai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Seusai pertemuan, Jokowi dan Xi menyaksikan penandatanganan sejumlah dokumen kerja sama yang disepakati oleh kedua negara. Dokumen tersebut adalah protokol tentang persyaratan pemeriksaan dan karantina untuk ekspor serbuk konjac dari Indonesia ke China, protokol persyaratan phytosanitary untuk ekspor tabasheer dari Indonesia ke China, rencana aksi kerja sama bidang kesehatan, dan nota kesepahaman tentang pusat penelitian dan pengembangan bersama.
Selain itu, juga ditandatangani nota kesepahaman tentang kerja sama perencanaan berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait pemindahan ibu kota baru Indonesia, dan juga nota kesepahaman tentang peningkatan kerja Sama Indonesia-China ”Two Countries, Twin Parks”. Terdapat juga dua dokumen kerja sama yang ditandatangani secara sirkuler, yakni nota kesepahaman tentang pendidikan Bahasa China dan nota kesepahaman kerja sama ekonomi dan teknis.
Presiden Jokowi mengapresiasi penyelesaian protokol impor dalam sejumlah produk antara Indonesia dan China. ”Ke depan kita perlu terus dorong pembaruan protokol dan peningkatan kuota impor sarang burung walet serta penyelesaian protokol impor produk laut Indonesia,” ujar Presiden.
Mengenai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Presiden berharap agar China dapat terus menjadi mitra strategis. ”Semoga kerja sama Otoritas IKN dengan Pemerintah Kota Shenzen dapat berkontribusi bagi perencanaan dan pengembangan IKN,” kata Presiden.
”China mendukung Indonesia dalam membangun ibu kota baru dan Kawasan Industri Kalimantan Utara serta berminat memperluas kerja sama di sejumlah area, termasuk kendaraan energi baru, kota-kota cerdas, serta bersama-sama mempromosikan transformasi digital industri,” kata Xi.
Asisten Menteri Luar Negeri China sekaligus Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, melalui akun Twitter-nya menyebut, dalam pertemuan bilateral itu Xi mencatat bahwa visi China dan Indonesia sangat selaras. Kedua negara sama-sama memiliki peluang untuk pembangunan.
Pertemuan dengan pengusaha China
Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun, ketika dihubungi dari Jakarta, menjelaskan, selama di China, Jokowi juga diagendakan untuk melakukan pertemuan bisnis dengan para pebisnis besar China yang mendukung pembangunan dan prioritas pembangunan di Indonesia. Perusahaan-perusahaan itu sudah dan akan berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor hilirisasi industri, petrokimia, energi baru terbarukan, kesehatan, dan lain-lain.
Turut mendampingi Presiden dalam lawatan ke China, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono, dan Dubes Djauhari.
Selama kedua pemimpin dan delegasi menggelar pertemuan, Ibu Iriana Joko Widodo menerima jamuan minum teh bersama Ibu Negara China Peng Liyuan di Hotel Jinnui, Chengdu. Sebelum menuju lokasi minum teh, terlihat Peng menunjukkan dan menjelaskan sejumlah koleksi guci dan kain yang ditampilkan di hotel tersebut.
Selain itu, Ibu Iriana juga diperlihatkan kegiatan meracik teh hijau. Di sana terlihat juga Ibu Iriana turut melukis di mangkuk teh. Mereka kemudian berbincang dan menyaksikan pertunjukan penyajian teh. Pertemuan akrab tersebut berlangsung sekitar 30 menit dan kemudian Iriana bersama Peng melanjutkan kegiatan untuk menghadiri jamuan makan malam bersama Presiden Jokowi dan Presiden Xi. (REUTERS)