Sebanyak 40 negara dikabarkan berminat bergabung ke BRICS. Salah satu laporan terakhir menunjukkan, produk domestik bruto BRICS mencapai 33,6 persen PDB global, lebih besar daripada G7 sebesar 27 persen PDB global.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ikut berdiskusi pada koleganya para menlu negara BRICS (Brasil, Rusia, China, India, Afrika Selatan) secara virtual, Jumat (2/6/2023). Indonesia akan hadir di KTT BRICS pada 22-24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan
JOHANNESBURG, SENIN — Konferensi Tingkat Tinggi Ke-15 BRICS mulai Selasa (22/8/2023) di Johannesburg, Afrika Selatan, berpeluang menjadi ajang perluasan besar-besaran organisasi itu. Indonesia masuk daftar 40 negara yang mempertimbangkan masuk organisasi itu. BRICS digadang menjadi bentuk aliansi baru menghadang Barat.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengundang kepala negara atau kepala pemerintahan dari 69 negara di KTT BRICS—singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Para pemimpin Afrika, Asia, dan Amerika Latin diundang datang ke Johannesburg.
Kecuali Presiden Rusia Vladimir Putin, semua kepala negara dan kepala pemerintahan anggota BRICS dipastikan hadir. Organisasi itu bermula dari pertemuan para Menteri Luar Negeri Brasil, China, India, dan Rusia. Belakangan, Afrika Selatan diundang menjadi anggota pada tahun 2010.
Presiden RI Joko Widodo menjadi salah satu undangan dalam acara yang berlangsung sampai Kamis (24/8) itu. Bersama Arab Saudi dan Argentina, Indonesia disebut menjadi calon kuat anggota baru BRICS.
Sejumlah pejabat dan diplomat Indonesia membenarkan bahwa Indonesia telah memeriksa dan menimbang semua aspek keanggotaan di organisasi tersebut. Walakin, Presiden Jokowi sampai saat bertolak ke Afrika pada Minggu (20/8/2023) belum mengungkapkan sikap resmi Indonesia.
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mendukung keanggotaan Indonesia di BRICS. Lula juga mendorong Argentina, Venezuela, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab diterima sebagai anggota baru BRICS. Bangladesh, Etiopia, Iran, Nigeria, dan Mesir juga telah mengisyaratkan keinginan menjadi anggota BRICS.
RAMIL SITDIKOV, SPUTNIK, KREMLIN POOL PHOTO VIA AP, FILE
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping bertemu di sela KTT BRICS di Brasilia, Brasil pada November 2019. Putin tidak hadir di KTT BRICS yang diselenggarakan pada 22-24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan.
Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengatakan, 40 negara telah menyatakan minat menjadi anggota BRICS. Setidaknya 23 dari 40 negara itu telah benar-benar serius mendaftar.
”Situasi geopolitik sekarang meningkatkan minat pada keanggotaan BRICS, seiring keinginan negara-negara Selatan mencari alternatif di dunia multikutub,” ujarnya sebagaimana dikutip media Afrika Selatan, IOL.
Situasi geopolitik sekarang meningkatkan minat pada keanggotaan BRICS, seiring keinginan negara-negara Selatan mencari alternatif di dunia multikutub.
Namun, Pandor menekankan, BRICS tidak diarahkan untuk menjadi kumpulan negara anti-Barat. Organisasi itu menarik karena dianggap bisa menjadi salah satu perangkat diplomasi negara-negara berkembang.
Perluasan keanggotaan menjadi salah satu agenda KTT di Johannesburg. Terkait ini, Sekretaris Ekonomi pada Kementerian Luar Negeri India, Dammu Ravi, mengatakan, harus ada panduan dan kriteria tegas soal calon anggota baru.
”Sekarang, tidak jelas untuk menentukan negara mana yang akan jadi anggota baru,” ujarnya sebagaimana dikutip media India, The Economic Times.
AFP/SERGIO LIMA
Kiri ke kanan: Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Presiden Brasil Jair Nolsonaro, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dan Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS di Brasilia, 14 November 2019.
Soal kriteria anggota baru, India mendapat sokongan dari Brasil. BRICS harus terlebih dulu memutuskan kriteria sebelum menerima anggota baru. Selain itu, bagi Brasil, tidak mungkin menerima 23 anggota baru sekaligus dalam KTT di Johannesburg.
”Walakin, mereka (calon anggota BRICS) harus tahu alasan tidak diterima saat ini dan akan diterima nanti. Jadi, mereka tahu harus mempersiapkan apa untuk jadi anggota,” kata seorang diplomat Brasil yang menolak identitasnya diungkap.
Afrika Selatan, China, dan Rusia tidak keberatan dengan perluasan keanggotaan BRICS. Mereka setuju BRICS menerima lebih dari 20 anggota baru.
Asas manfaat
Peneliti Institute for Global Dialogue pada University of South Africa, Mikatekiso Kubayi, sepakat dengan Pandor. Fakta 40 negara ingin menjadi anggota baru adalah tanda BRICS dianggap bisa memberi manfaat bagi negara berkembang.
Dosen pada Sichuan International Studies University, Zhu Tianxiang, berpendapat, calon anggota baru BRICS telah menunjukkan peran penting di kawasan dan global. Meski demikian, kriteria calon anggota baru tetap perlu disepakati BRICS.
”Ke depan, akan semakin banyak negara mendaftar menjadi anggota,” katanya kepada media China, Global Times.
Menteri Keuangan Afrika Selatan Enoch Godongwana menyatakan, KTT BRICS tidak hanya membahas perluasan keanggotaan. Forum itu juga akan membahas soal penggunaan uang anggota BRICS sebagai alat transaksi internal mereka. Penggunaan mata uang sesama anggota untuk transaksi internal akan mengurangi dampak dari fluktuasi kurs.
Zhu tidak yakin anggota BRICS akan benar-benar meninggalkan dollar AS sebagai alat transaksi. BRICS hanya ingin sistem keuangan global lebih adil dan memberi kesempatan berbagai negara menggunakan mata uang mereka dalam transaksi lintas negara.
Anggota BRICS tidak pernah menyatakan ingin melawan negara Barat. ”Semua itu (perlawanan BRICS ke Barat) hanya propaganda untuk menjelekkan BRICS. Fokus BRICS dari dulu adalah solidaritas, kerja sama. Bukan konfrontasi,” ujarnya.
Godongwana mengatakan, pembahasan lain di KTT adalah soal mekanisme kredit dari New Development Bank (NDB). Semua anggota BRICS kini telah menjadi anggota NDB. Bank yang berkantor pusat di Shanghai itu kini dipimpin mantan Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Anggota NDB lainnya termasuk Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bangladesh. Sementara Uruguay sedang dalam proses bergabung dengan bank yang kerap disebut Bank BRICS tersebut. Arab Saudi, Aljazair, Honduras, dan Zimbabwe tengah menjajaki keanggotaan.
Wilayah BRICS kini dihuni 43 persen penduduk Bumi. Dalam laporan pada 11 Agustus 2023, Bank of America menaksir gabungan produk domestik bruto (PDB) BRICS setara 33,6 persen PDB global. PDB G7 sebesar 27 persen PDB global.
AP PHOTO/MANISH SWARUP, FILE
Perdana Menteri India Narendra Modi (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berbincang-bincang pada upacara penandatanganan oleh para menteri luar negeri BRICS pada pertemuan puncak di Goa, India, 16 Oktober 2016.
Peneliti China-Africa Institute, Yang Baorong, mengatakan, negara berkembang memerlukan mekanisme kerja sama baru di antara mereka. KTT di Johannesburg akan menjadi wahana negara berkembang menunjukkan suara mereka. “Termasuk soal perubahan tata kelola global yang kini dianggap tidak memperhatikan suara mereka,” ujarnya kepada Global Times.
Bagi Afrika, BRICS salah satu harapan di tengah tantangan baru benua itu. “Afrika menemukan, kerja sama di antara negara Selatan terus menunjukkan manfaat,” kata dia.
Peneliti pada Atlantic Council, Hung Tran, menyebut ada persaingan serius India-China di BRICS. China dianggap lebih politis. Adapun India mau BRICS fokus ke ekonomi dan keuangan di antara negara Selatan.
New Delhi juga mau BRICS berusaha mencari cara mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan internasional yang didominasi dollar AS. India juga mau reformasi lembaga keuangan internasional agar negara berkembang mendapat suara lebih besar. (AFP/REUTERS)