AS-Jepang-Korsel Berisiko Tarik Asia Tenggara seperti NATO
Tidak hanya di antara AS-Jepang-Korsel, kerja sama itu akan mencakup Asia Tenggara dan bangsa-bangsa Pasifik. Fokus forum itu menghadirkan persekutuannya yang akan mendominasi arsitektur keamanan kawasan.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
SEOUL, KAMIS — Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan mau menarik Asia Tenggara dan bangsa-bangsa Pasifik dalam kerja sama keamanan mereka. Forum kerja sama itu dikritik keras oleh Korea Utara dan China.
Protes keras Korut akan berupa peluncuran rudal. Anggota parlemen Korsel, Yoo Sang-bum, mengatakan, informasi manuver Korut didapatnya dari badan intelijen Korsel, NIS. Kendaraan-kendaraan peluncur rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut sedang digerakkan di sekitar ibu kota Pyongyang. ”Kami terus memantau pergerakan itu,” ujarnya, Kamis (17/8/2023), sebagaimana dikutip kantor berita Yonhap.
Selain ICBM, Korut juga tengah memobilisasi pasukan rudal jenis lain. Peluncuran berbagai rudal itu bagian dari latihan gabungan tentara Korut. ”Ada pergerakan besar-besar di sekitar pabrik bahan bakar rudal Korut,” kata Yoo.
Mobilisasi peluncur terjadi setelah beredar kabar Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan ke AS. Mereka akan dijamu Presiden AS Joe Biden di Camp David, salah satu tempat peristirahatan Presiden AS pada Jumat (18/8/2023).
Pertemuan di Camp David diusulkan Biden kala ketiga pemimpin itu bertemu di Hiroshima, Jepang. Pertemuan di Jepang digelar di sela forum tujuh negara terkaya di dunia (G7). Pertemuan Camp David bakal menjadi forum pertama bagi tiga negara untuk secara khusus membicarakan isu keamanan dan kerja sama lainnya.
Asia Tenggara
Wakil Pertama Penasihat Keamanan Nasional Korsel Kim Tae-hyo menyebut pertemuan pada Jumat itu sebagai terobosan diplomasi keamanan abad ke-21.”Forum ini akan menegaskan bentuk kerja sama Indo-Pasifik,” katanya.
Setidaknya ada tiga dokumen akan dihasilkan dalam pertemuan nanti. Dokumen pertama, Prinsip Camp David, akan membahas prinsip-prinsip kerja sama Indo-Pasifik. Tidak hanya di antara tiga negara, kerja sama itu akan mencakup Asia Tenggara dan juga bangsa-bangsa Pasifik. ”Kerja sama berdasarkan nilai bersama,” ujarnya Selasa lalu di Seoul.
Adapun dokumen kedua, Semangat Camp David, merupakan pernyataan bersama Biden-Kishida-Yoon. Pernyataan itu berisi langkah meningkatkan kerja sama pertahanan dan keamanan tiga negara. Mereka akan membentuk lembaga baru, merutinkan latihan gabungan, dan meningkatan keamanan ekonomi bersama. Sementara dokumen ketiga belum ada namanya. Dokumen itu pun masih diselesaikan para pejabat tiga negara menjelang para pemimpin mereka bertemu.
Dalam pernyataan beberapa hari lalu, Yoon mengungkap harapan soal tercapainya kesepakatan kerja sama keamanan Seoul-Tokyo-Washington. Yoon ingin trio itu lebih siap menghadapi ancaman rudal dan nuklir Korut.
Dosen China Foreign Affairs University, Li Haidong, menyebut, forum Camp David menegaskan versi Asia dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). ”Forum NATO-mini ini memanfaatkan kekhawatiran pada situasi di Semenanjung Korea. Masalahnya, forum itu tidak ditujukan untuk menyelesaikan masalah. Fokus forum itu menghadirkan persekutuan yang akan mendominasi arsitektur keamanan kawasan,” tuturnya sebagaimana dikutip media China, Global Times.
Meski akan ada agenda dan kepentingan Jepang-Korsel, menurut Li, forum itu akan lebih banyak dipakai untuk kepentingan AS. ”Mereka akan mencapai kesepakatan membentuk pelantar yang sulit untuk tidak didefinisikan sebagai tiruan NATO,” katanya.
Menteri Pertahanan Korut Kang Sun-nam mengecam pertemuan itu. Ia menyebut AS terus mendorong perang nuklir pecah di Asia Timur. AS terus mengerahkan pesawat dan kapal peluncur nuklirnya ke Asia Timur. Aneka kapal dan pesawat itu terus dipakai dalam aneka latihan perang di Asia Timur.
”Semua latihan itu dirancang untuk (melancarkan) perang total pada kami. Latihan-latihan itu dalam skala, intensitas, dan durasi yang belum pernah ada. Pertanyaannya sekarang bukan apakah akan ada perang atau tidak. Pertanyaannya adalah kapan dan siapa pemicunya,” tuturnya sebagaimana dikutip kantor berita Rusia, Tass.
Kerja sama beragam
Koordinator Kebijakan Indo-Pasifik pada Dewan Keamanan Nasional AS Kurt Campbell mengatakan, trio negara itu akan berinvestasi pada sektor teknologi masa depan. Mereka juga akan menyepakati mekanisme komunikasi khusus di antara pemimpin tiga negara. ”Kerja sama ke depan akan semakin erat, mendalam, dan meluas,” katanya.
Sejumlah isu yang akan dibahas di Camp David termasuk perkembangan di Selat Taiwan. ”Forum ini bentuk pesan mendalam kepada kawasan dan global,” ujar Campbell.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan, langkah-langkah afirmatif akan ditegaskan di Camp David. ”Kami yakin pada pembentukan forum kerja sama yang berkelanjutan dan berdaya tahan di abad ke-21,” katanya.
Pertemuan Camp David tidak hanya akan membahas isu keamanan dan khususnya militer saja. ”Ada banyak pelantar dan kesempatan untuk memperdalam kerja sama ketiga negara,” ujarnya.
Sementara peneliti Chinese Academy of Social Sciences, Dong Xiangrong, mengatakan, ada hambatan besar pada forum AS-Jepang-Korsel. Hambatan itu adalah perselisihan Jepang-Korsel pada berbagai bidang. ”Saya tidak yakin mereka (Jepang-Korsel) benar-benar bisa menyelesaikan perbedaan mereka. Terlalu dalam dan luas,” katanya. (AFP/REUTERS)