Indonesia dan Negara Asia Tenggara Lainnya Butuh AS-China yang Sehat
China diuntungkan dari perdagangan dengan ASEAN. Impor China dari ASEAN hanya 1,03 triliun yuan pada periode Januari-Mei 2023. Ekspornya mencapai 1,56 triliun yuan. China mendapat surplus lebih dari 500 miliar yuan.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
AFP
Foto dari udara yang diambil pada 1 Juni 2023 ini memperlihatkan mobil-mobil (bagian kiri) yang akan diekspor di Pelabuhan Yantai, Provinsi Shandong, China timur. Data resmi China menunjukkan penurunan terbesar ekspor negara itu sejak Juli 2020.
SINGAPURA, MINGGU — Asia Tenggara membutuhkan perekonomian Amerika Serikat dan China yang sehat. Selama perekonomian dua negara terbesar itu tidak baik-baik saja, Asia Tenggara akan terus terkena dampak negatif.
Ekonom pada ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) Khor Hoe Ee mengingatkan, Asia Tenggara terhubung dengan rantai pasok industri China. Karena itu, pertumbuhan ekonomi kawasan bergantung pada pemulihan di China. ”Ke depan akan ada tantangan serius pada sisi ekspor (Asia Tenggara). Ekspor melemah dan negatif di beberapa negara,” ujarnya, sebagaimana dilaporkan Nikkei Asia, Minggu (13/8/2023).
Pekan lalu, Beijing mengungkap penurunan volume perdagangan internasionalnya. Ekspor Juli 2023 lebih rendah 5 persen dibandingkan Juli 2022. Impor periode yang sama anjlok 14,5 persen. Penurunan impor China buruk bagi Asia Tenggara. Sebab, China menyerap hingga 60 persen ekspor sebagian anggota ASEAN.
Pada Jumat (11/8/2023), Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura mengumumkan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura tahun ini dari estimasi awal 0,5-2,5 persen menjadi 0,5-1,5 persen. MTI menyebut pengaruh melemahnya permintaan dari pasar ekspor utama, termasuk China dan AS.
MTI juga selalu menyebut inflasi tinggi yang memengaruhi belanja dunia dan disrupsi rantai pasok akibat ”eskalasi perang di Ukraina dan ketegangan geopolitik antara kekuatan-kekuatan utama dunia”.
Terkait ASEAN-China, memang dalam laporan pada Juni 2023, Direktorat Jenderal Cukai China melaporkan peningkatan hubungan dagang China-ASEAN. Volume perdagangan Januari-Mei 2023 naik 9,9 persen dibandingkan Januari-Mei 2022. Perdagangan dengan ASEAN setara 15,4 persen dari keseluruhan perdagangan internasional China.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, China diuntungkan dari perdagangan dengan ASEAN. Impor China dari ASEAN hanya 1,03 triliun yuan pada periode itu. Ekspornya mencapai 1,56 triliun yuan. Dengan kata lain, China surplus lebih dari 500 miliar yuan dari berdagang dengan Asia Tenggara.
Khor mengatakan, dulu salah satu pengimbang hubungan ekonomi ASEAN-China adalah pariwisata. Sebelum pandemi, hingga 33 persen pelancong asing di Asia Tenggara datang dari China. Kini, porsi pelancong China bagi Asia Tenggara hanya delapan persen.
Tidak hanya Asia Tenggara, berbagai kawasan juga masih menanti kedatangan pelancong China. Walakin, penantian itu masih panjang. Kondisi China tak jelas kapan akan pulih lagi seperti sebelum era pandemi.
Jika hubungan dengan AS membaik, ekspor (China) bisa membaik dan saat itu impor dari Asia Tenggara akan pulih.
Perang dagang AS-China menjadi salah satu faktor ketidakjelasan itu bertahan. ”Jika hubungan dengan AS membaik, ekspor (China) bisa membaik dan saat itu impor dari Asia Tenggara akan pulih,” kata Khor.
Faktor geopolitik
”Perselisihan AS-China, termasuk perdagangan dan Taiwan, adalah sumber utama risiko geopolitik dan terus menghadirkan tantangan serius bagi pengambil kebijakan,” kata Randolph Tan, dosen Singapore University of Social Sciences, kepada Nikkei.
Kecemasan pada geopolitik kawasan dan politik domestik China telah berimbas pada investasi asing di sana. Dalam laporan Nikkei dan Financial Times diungkap, jumlah investasi asing China pada April-Juni 2023 lebih rendah 87 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2022. Nilainya hanya 4,9 miliar dollar AS dan penurunannya paling buruk sejak 1998.
”Ada beberapa faktor, salah satunya kekhawatiran soal aturan antispionase,” kata Toru Nishihama, ekonom pada Dai-ichi Life Research Institute.
AP/ANDY WONG
Aparat kepolisian berpatroli melewati para pengunjung yang meminta informasi pada pameran khusus bantuan hukum di ajang China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) di venue Shougang, Beijing, China, 1 September 2022.
Amendemen peraturan itu berlaku pada Juli 2023. Dalam amendemen ada perluasan makna spionase. Ini mencemaskan perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan asing cemas, pegawai asing mereka ditangkap Beijing dengan tuduhan mata-mata.
Sejumlah perusahaan konsultan bisnis di China telah mengurangi pegawai asing dan kegiatan usaha mereka. Pengurangan ini dilakukan setelah China menggeledah kantor sejumlah lembaga konsultan bisnis dengan alasan spionase.
Masalah utang
Saat investasi asing berkurang, konsumsi dan investasi domestik juga berkurang. Penurunan ini, antara lain, terlihat dari nilai kredit yang disalurkan. Dalam laporan Financial Times pada 11 Agustus 2023 diungkap, jumlah kredit sepanjang Juli 2023 hanya 345 miliar yuan. Pada Juni 2023, nilainya mencapai 3 triliun yuan.
Akibatnya, China mengalami deflasi atau penurunan harga. Alih-alih berbelanja atau berinvestasi, warga China lebih suka menyimpan uangnya. Kini, nilai simpanan rumah tangga China lebih dari 2,5 triliun dollar AS. Sebagai pembanding, produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya 1,1 triliun dollar AS. Sementara PDB China 17,7 triliun dollar AS.
Di sisi lain, Bloomberg menaksir total utang China mencapai 282 persen PDB China. Adapun Goldman Sach menyebut, utang berbagai pemerintah daerah mencapai 13 triliun dollar AS. Kabinet China dilaporkan telah mengutus tim gabungan untuk membantu berbagai pemda mengelola utang mereka. Tim itu melapor kepada Perdana Menteri China Li Qiang.
AP PHOTO/ANDY WONG
Pejalan kaki dan pengendara melintasi kawasan bisnis di Beijing, Sabtu (11/3/2023). China menunjuk Li Qiang sebagai perdana menteri negara berikutnya untuk menghadapi tantangan ekonomi dan politik China di kawasan global.
Beijing dan pemda-pemda, antara lain, masih mencari titik tengah untuk penyelesaian utang pemda. Saran menjual aset untuk membayar utang belum diterima pemda. Salah satu alasannya, aset-aset itu dinilai tidak likuid.
Utang pemda telah menjadi perhatian sejak 2015. Sebagian utang tidak dibuat dan dikelola sesuai prinsip kehati-hatiannya. Dana hasil utang pun tidak digunakan untuk proyek yang bisa menghasilkan dana untuk membayar kembali utang. (AFP/REUTERS)