KTT ASEAN Matangkan Percepatan Proses Pengambilan Keputusan Organisasi
Dalam 3,5 tahun terakhir, ASEAN terbukti bisa membuat keputusan cepat, antara lain, terkait pandemi Covid-19 dan kudeta Myanmar 2021.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Mural logo "ASEAN Indonesia 2023" menghiasi tembok di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (10/8/2023). Berbagai ornamen bernuansa ASEAN menghiasi sudut-sudut kota Jakarta untuk menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN yang akan digelar di Jakarta pada 5-7 September 2023.
JAKARTA, KOMPAS — Mekanisme untuk mempercepat pengambilan keputusan di Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN akan dimatangkan pada Konferensi Tingkat Tinggi Ke-43 ASEAN di Jakarta, 5-7 September 2023. Indonesia mengundang perwakilan sejumlah organisasi internasional dalam konferensi itu.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN pada Kementerian Luar Negeri RI Sidharto Suryodipuro mengatakan, tema keketuaan Indonesia diterjemahkan ke dalam beberapa dimensi. Salah satunya berupa penguatan kelembagaan ASEAN. ”Baik dari segi pembuatan keputusan agar lebih efektif dan efisien, peran para wakil tetap,” ujarnya, Jumat (11/8/2023), di Jakarta.
Proses pengambilan keputusan menjadi salah satu sorotan terhadap ASEAN. Sejumlah pihak mendorong proses pengambilan keputusan bisa lebih gesit agar ASEAN semakin lincah dalam situasi sekarang. Apalagi, dalam 3,5 tahun terakhir, ASEAN terbukti bisa membuat keputusan cepat terkait pandemi Covid-19 dan kudeta Myanmar 2021.
Sidharto mengatakan, aneka dokumen untuk disahkan dalam KTT Ke-43 masih dalam tahap pembahasan. Para diplomat ASEAN dan mitranya masih terus merundingkan berbagai dokumen yang diharapkan menjadi hasil KTT. Karena itu, sampai sekarang belum bisa diungkap apa saja yang diperkirakan menjadi hasil KTT bulan depan.
Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Indonesia telah mengindikasikan sejumlah hal yang ditargetkan menjadi hasil KTT Ke-43 ASEAN. Indonesia, antara lain, mendorong peletakan fondasi Visi ASEAN 2045.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Presiden Joko Widodo didampingi Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn (kiri) dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memotong tumpeng saat perayaan HUT Ke-56 ASEAN di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Kerangka waktu tersebut dipilih karena bertepatan dengan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Dalam periode satu abad sejak perang itu berakhir, sejumlah negara bebas dari penjajahan dan menentukan nasibnya sendiri. Lewat Visi 2045, ASEAN bertujuan agar nasib kawasan menuju ke arah yang lebih baik. Indonesia merumuskannya dengan tema keketuaan tahun ini, yakni menjadi Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan.
Sidharto mengindikasikan, KTT Ke-43 akan menghasilkan persetujuan (concord) baru ASEAN. ”Setiap keketuaan Indonesia, selalu ada concord,” katanya.
Meski demikian, karena semua dokumen masih dibahas, ia tidak bisa mengungkap apakah persetujuan baru itu akan disahkan. Tidak bisa pula diungkap apa isi persetujuan itu.
Rangkaian agenda
Aneka dokumen yang akan diadopsi di KTT, menurut Sidharto, merupakan hasil keketuaan Indonesia selama 2023. Selama menjadi ketua, Indonesia menjadi tuan rumah lebih dari 400 pertemuan ASEAN dan mitranya.
Dalam KTT Ke-43, Presiden RI Joko Widodo akan memimpin 12 pertemuan. Selain KTT internal ASEAN, ada KTT ASEAN dengan para mitranya. Rangkaian pertemuan para pemimpin berlangsung pada 5-7 September 2023. Presiden dijadwalkan memaparkan hasil rangkaian pertemuan itu pada 7 September.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana mengajak para pemimpin ASEAN dan pendampingnya naik kapal pinisi Ayana Lako Di'a di sela-sela KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 10 Mei 2023.
Bersamaan dengan rangkaian KTT digelar pula Forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF). Forum itu salah satu cara ASEAN mewujudkan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP) yang dikenalkan beberapa tahun lalu.
Adapun rangkaian pertemuan pada menteri ASEAN dan mitranya berlangsung pada 4 September. Sebelum rangkaian itu, para pejabat tinggi dan wakil tetap anggota dan mitra ASEAN bertemu pada 3 September dalam pertemuan yang disebut senior official meeting (SOM). SOM untuk memeriksa persiapan akhir dokumen yang akan diadopsi di KTT.
Pertemuan para menlu ASEAN terbagi atas beberapa sesi. Ada sesi dewan keamanan dan politik ASEAN, dewan koordinasi ASEAN, dan pertemuan para menlu. Selain itu, ada pula pertemuan pilar ekonomi ASEAN.
Sidharto mengatakan, undangan kepada para kepala negara, kepala pemerintahan, serta pimpinan organisasi regional dan internasional telah dikirimkan. Sampai sekarang, komunikasi untuk memastikan kehadiran para undangan terus dilakukan. Karena itu, daftar undangan belum bisa dipastikan.
Hal yang jelas, seluruh mitra wicara ASEAN diundang. Hal itu berarti undangan diberikan untuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, India, China, Jepang, Korea Selatan, hingga Australia. Indonesia juga mengundang para petinggi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).