AS akan menjadikan Australia basis produksi sistem persenjataannya. AS juga berencana meningkatkan intensitas kehadiran kapal selam nuklir mereka di negara tetangga Indonesia itu.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
BRISBANE, MINGGU — Pemerintah Amerika Serikat setuju untuk membantu Australia mengembangkan industri persenjataannya, khususnya untuk memproduksi Sistem Roket Peluncuran Berganda Terpandu, mulai 2025. Output tidak hanya diperuntukkan bagi Amerika Serikat saja, tetapi juga berpeluang pada negara-negara lain yang menaruh minat pada produksi tersebut.
Kesepakatan dialog tingkat menteri kedua negara, Sabtu (29/7/2023), tak hanya soal dukungan Amerika Serikat terhadap produksi roket peluncur. Dialog yang melibatkan Menteri Luar Negeri Penny Wong dan Menteri Pertahanan Richard Marles dengan Menlu AS Antony Blinken serta Menhan Lloyd Austin itu juga menyepakati bahwa AS akan meningkatkan intensitas kehadiran kapal selam bertenaga nuklirnya ke Australia.
Austin, dikutip dari kantor berita Australia ABC, mengatakan, Washington akan memberikan akses yang luas bagi Australia untuk bisa memproduksi sistem persenjataan teknologi terbaru AS. Prioritas pertama dalam dua tahun ke depan adalah agar Australia bisa memproduksi Sistem Roket Peluncuran Berganda Terpandu yang dikembangkan oleh Lockheed Martin, industri sistem persenjataan raksasa asal AS.
Austin menambahkan, tak hanya menjadi basis produksi baru bagi AS, Australia nantinya bisa melakukan fungsi lain, di antaranya pemeliharaan, perbaikan, hingga perombakan amunisi dan sistem persenjataan penting yang bersumber dari AS.
Sementara, mengenai rencana menambah intensitas kehadiran kapal selam bertenaga nuklir di Australia, Austin menyebut hal itu sebagai tindakan pencegahan. Langkah itu sekaligus perkuatan interoperabilitas kedua negara, khususnya untuk mendukung kemampuan logistik saat mereka tengah menjalani misi yang dianggap kritis.
Pertemuan 2+2 itu berlangsung saat latihan tempur gabungan melibatkan tuan rumah, AS, Jepang, dan sepuluh negara lain di Queensland, dihelat. Lebih dari 30.000 tentara tergabung dalam latihan itu.
Marles, dalam wawancara dengan stasiun televisi Sky sehari sebelum pertemuan, mengatakan, Pemerintah Australia siap menggelontorkan dana senilai 3 miliar dollar AS untuk pembangunan fasilitas kapal selam bertenaga nuklir yang mereka pesan. Pada 2021, AS dan Australia bersama Inggris sepakat membangun tiga kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia.
”Ini akan sangat menguntungkan bagi ketiga negara karena kami mengembangkan basis industri yang akan berkontribusi bagi kemampuan Australia,” katanya.
Rencana menjadikan Australia sebagai pusat produksi sistem persenjataan AS dan juga penambahan intensitas kehadiran kapal selam bertenaga nuklir AS di wilayah perairan ”Negeri Kangguru” ini tidak lama setelah negara-negara ASEAN menggaungkan kembali zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara.
Pada Pertemuan Menlu Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara, Indonesia mengulangi seruannya agar negara-negara pemilik senjata nuklir menandatangani traktat SEANWFZ. Indonesia memandang bahwa persenjataan nuklir adalah senjata yang memiliki daya rusak luar biasa dibandingkan persenjataan lainnya.
Meski Canberra menyebut bahwa mereka tidak berniat untuk memiliki senjata nuklir, menurut Bilahari Kausikan, mantan diplomat Singapura dan Ketua Institut Timur Tengah di Universitas Nasional Singapura, kepemilikan adalah langkah awal untuk memiliki senjata nuklir. ”Mengoperasikan kapal selam nuklir dan memperoleh senjata nuklir bukanlah hal yang sama. Namun, mereka pasti langkah ke arah yang sama,” kata Kausikan (kompas.id, 6 April 2023).
Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Tan Kefei mengatakan, kemunculan kapal dan pesawat oleh negara-negara tertentu dalam rangka memamerkan kemampuan militernya telah meningkatkan ketegangan di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
Komentar Tan tidak terkait langsung dengan rencana bertambahnya intensitas kehadiran kapal selam nuklir AS di Australia. Namun, pernyataan itu merujuk pada laporan terbaru soal ancaman China terhadap pertahanan Jepang.
Ancaman China juga menjadi salah satu fokus utama perbaikan sistem pertahanan Australia seperti yang disebutkan dalam laporan Kajian Strategis Pertahanan (DSR) yang disusun Menteri Pertahanan Australia 2010-2013 Stephen Smith dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia 2005-2011 Angus Houston.
Laporan itu menyebutkan perkembangan militer China, yakni Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang semakin kuat. Kehadiran China juga kian terasa di Indo-Pasifik. Tahun lalu, China mendekati sepuluh negara di Pasifik Selatan guna menawarkan kerja sama keamanan. Demikian pula dengan seringnya lalu lalang kapal-kapal militer China di Laut China Selatan (Kompas, 25 April 2023).
Pada saat yang sama, untuk mengimbangi kekuatan China di Laut China Selatan, selain menggandeng Australia, AS juga menggandeng Filipina. Ini antara lain dilakukan dengan menambah kehadiran tentara dan peralatan mereka di sepuluh titik di negara tersebut. (AP/REUTERS)