Cuaca Panas Ekstrem Landa Eropa, Banjir Bandang Hantam Korsel
Suhu ekstrem melanda sebagian Eropa dan Amerika Serikat. Suhu udara bisa menembus lebih dari 45 derajat celsius. Sebaliknya, Korea Selatan dilanda banjir.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
ROMA, SENIN — Sejumlah negara Eropa memperingatkan warganya agar tidak terlalu lama berada di luar ruangan karena gelombang panas tengah melanda kawasan itu. Suhu udara diprediksi bisa mencapai lebih dari 45 derajat celsius dan telah mengakibatkan sejumlah kebakaran lahan di Spanyol.
Pemerintah Italia melalui layanan cuaca meteo.it, Minggu (16/7/2023), mengeluarkan peringatan untuk 16 kota. Kode merah dikeluarkan untuk menandakan bahwa warga di belasan kota itu harus bersiap menghadapi suhu udara ekstrem. Mereka juga memperingatkan, rekor suhu udara tertinggi di masa lalu kemungkinan akan dipecahkan pada gelombang panas kali ini.
”Kita perlu bersiap menghadapi badai panas hebat yang, hari demi hari, akan menyelimuti seluruh negeri,” kata Meteo.it.
Menteri Kesehatan Italia Orazio Schillaci mengatakan, warga perlu berhati-hati saat mengunjungi Colosseum, situs sejarah yang menjadi tempat wisata utama di Roma. ”Pergi ke Colosseum saat suhu 43 derajat celsius tidak disarankan, terutama untuk orang lanjut usia,” katanya kepada surat kabar Il Messaggero, Minggu. Dia meminta warga tetap tinggal di rumah pukul 11.00-18.00 guna menghindari sengatan suhu udara ekstrem.
Suhu udara ekstrem yang melanda Italia, Spanyol, hingga Yunani diduga karena kehadiran antisiklon yang dijuluki ”Charon”. Charon, yang dalam mitologi Yunani digambarkan sebagai perlambang kematian, bergerak dari bagian utara Afrika mulai Minggu dan bisa mendorong peningkatan suhu udara di atas 45 derajat celsius di beberapa bagian Italia sepanjang pekan ini.
Peringatan soal suhu udara ekstrem tidak hanya dikeluarkan di Roma. Pemerintah Florence, Palermo di Sisilia, hingga Bari di tenggara juga mengeluarkan peringatan senada. Makin ke utara, suhu udara semakin panas.
Suhu udara di Roma diperkirakan akan berada di angka 43 derajat celsius, Selasa (18/7/2023), menumbangkan rekor suhu terpanas tahun 2007, yaitu 40,5 derajat celsius. Badan Antariksa Eropa memperingatkan suhu udara di Sisilia dan Sardinia bisa mencapai 48 derajat celsius. ”Berpotensi sebagai suhu terpanas yang pernah tercatat di Eropa,” kata lembaga itu.
”Ini tidak normal. Saya tidak ingat panas yang begitu menyengat, terutama saat ini,” kata Federico Bratti, warga yang tengah berjemur di Danau Garda, Sirmione, kota di bagian utara Italia.
Di Spanyol, layanan cuaca memperingatkan potensi kebakaran hutan dan lahan serta gangguan tidur bagi warga di malam hari karena suhu udara yang ekstrem. Layanan cuaca memprediksi suhu udara akan mulai mengalami peningkatan hingga mencapai 44 derajat celsius di Lembah Guadalquivir, Seville, bagian selatan Spanyol.
Pihak berwenang Spanyol telah mengevakuasi setidaknya 4.000 orang dari Pulau La Palma, Canary, karena kebakaran lahan melanda kawasan itu. Kebakaran lahan berpusat di El Pinar de Puntagorda, kawasan hutan di bagian utara pulau tersebut. Kobaran api memaksa evakuasi warga Puntagorda dan wilayah tetangga, Tijarafe.
Marcos Lorenzo, Wali Kota Tijarafe, mengatakan kepada stasiun televisi Spanyol RTVE, orang-orang di desa tersebut dievakuasi saat api menyebar, tetapi tidak jelas berapa banyak yang tersisa. Fernando Clavijo, Presiden Kepulauan Canary, mengatakan, jumlah warga yang dievakuasi kemungkinan akan terus bertambah apabila kebakaran hutan tidak bisa dikendalikan. Kebakaran lahan telah menghanguskan lebih dari 11.000 hektar lahan.
Untuk membantu proses evakuasi dan pemadaman api, militer Spanyol menerjunkan sekitar 150 petugas pemadam kebakaran. Sebanyak empat helikopter juga diterjunkan untuk menjatuhkan bom air di lokasi-lokasi yang menjadi pusat kebakaran.
Suhu udara ekstrem juga dirasakan oleh warga di beberapa negara bagian AS, mulai dari California hingga Texas. Otoritas memperingatkan warga untuk berhati-hati saat melakukan kegiatan di luar ruang karena suhu udara diperkirakan akan melonjak selama beberapa hari mendatang.
Warga kota Phoenix, ibu kota Negara Bagian Arizona, selama 16 hari berturut-turut telah merasakan udara panas menyengat kulit mereka. Suhu udara selama setengah bulan terakhir mencapai 43 derajat celsius dan diperkirakan akan naik beberapa derajat sepanjang pekan ini. Death Valley di California, salah satu tempat terpanas di bumi, diperkirakan mencapai suhu tertinggi pekan ini, yakni 54 derajat celsius.
Banjir di Cheongju
Apabila di Eropa tengah mengalami suhu udara panas ekstrem, di Korea Selatan, warga tengah berjibaku dengan banjir yang tengah melanda sejumlah wilayah. Sebanyak 900 anggota tim penyelamat, termasuk beberapa penyelam, mencari korban selamat yang diduga terseret arus air di terowongan di kota Cheongju, ibu kota Provinsi Chungcheong Utara. Sejauh ini, 9 jenazah telah ditemukan di dalam kendaraan yang terjebak dalam terowongan.
Seon Jeong-il, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Cheongju, mengatakan, jenazah yang ditemukan adalah orang-orang yang sebelumnya dilaporkan oleh keluarga menghilang pada saat banjir bandang melanda kota tersebut dan menggenangi sejumlah area, termasuk terowongan itu. Proses pencarian masih terus diakukan karena mereka juga tidak mendapatkan data yang pasti berapa jumlah penumpang yang ada dalam kendaraan yang terjebak di terowongan, termasuk bus penumpang.
Banjir bandang melanda kota itu setelah hujan deras turun sejak 9 Juli. Dalam periode yang sama, curah hujan yang turun di kota mencapai 54 sentimeter. Sementara, berdasarkan perhitungan Administrasi Meteorologi Korea, wilayah tengah dan selatan, curah hujan di wilayah itu biasanya hanya 30 sentimeter.
Akibat curah hujan yang tinggi, lebih dari 8.850 orang dievakuasi dan hampir 27.500 rumah tangga tanpa listrik selama beberapa hari terakhir. Ratusan rumah terdampak banjir dan 50 ruas jalan di provinsi itu mengalami kerusakan. Sedikitnya 35 orang dirawat karena luka-luka.
Presiden Yoon Suk Yeol, yang sedang dalam perjalanan ke Eropa, telah menggelar pertemuan darurat dengan kementerian dan lembaga terkait untuk membahas situasi itu. Yoon meminta pejabat untuk memobilisasi semua sumber daya yang tersedia untuk menanggapi bencana tersebut. (AP/AFP/REUTERS)