Blok perdagangan CPTPP merupakan salah satu jalan Inggris memasuki pasar yang lebih luas selain di Eropa.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
WELLINGTON, MINGGU — Inggris resmi bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif Kemitraan Trans-Pasifik atau CPTPP sebagai anggota ke-12. Ini adalah kemitraan kerja sama perekonomian dan perdagangan bebas terbesar yang ditandatangani Inggris sejak resmi keluar dari Uni Eropa dalam peristiwa yang dikenal sebagai Brexit.
Perjanjian itu ditandatangani di Wellington, Selandia Baru, pada hari Minggu (16/7/2023). Inggris diwakili oleh Menteri Perdagangan Kemi Badenoch. ”Dengan bergabungnya Inggris ke CPTPP, kami siap mengembangkan kemitraan perdagangan bebas yang berkeadilan. Inggris juga berjanji menghormati peraturan individu setiap negara anggota TPP,” katanya, dikutip kantor berita Jepang, Kyodo.
Inggris mengajukan proposal untuk bergabung sejak tahun 2021. Jepang sebagai ketua CPTPP diwakili oleh Menteri Revitalisasi Perekonomian Shigeyuki Goto melobi para anggota untuk menerima Inggris.
Negara-negara lain yang merupakan anggota CPTPP adalah Australia, Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, Singapura, Selandia Baru, Kanada, Chile, Peru, dan Meksiko. Inggris adalah negara Eropa pertama yang bergabung. Mereka semua merupakan 15 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) global.
”Berkat CPTPP, Inggris bisa mengakses pasar dengan populasi 500 juta orang,” kata Badenoch. Perjanjian CPTPP di Inggris akan efektif berlaku sejak pertengahan tahun 2024.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengunggah di akun-akun media sosial miliknya bahwa dengan CPTPP, Inggris menikmati penurunan tarif ekspor dan impor.
Pemerintah Inggris merilis data bahwa di negara tersebut, pada tahun 2019 saja satu dari 100 penduduk bekerja di perusahaan yang berada di negara-negara anggota CPTPP. Artinya, ada 400.000 lapangan pekerjaan yang sudah tercipta sebelum Inggris masuk CPTPP. Harapannya, kerja sama ini kian memperbesar bursa lapangan pekerjaan Inggris yang berusaha meragamkan pasar mereka selain ke negara-negara di Eropa.
Berkat CPTPP, Inggris bisa mengakses pasar dengan populasi 500 juta orang.
Direncanakan, Inggris mengekspor produk turunan susu ke Kanada, Chile, Jepang, dan Meksiko. Untuk produk daging sapi, babi, dan ayam beserta turunannya sudah ada pasar Meksiko yang mengutarakan ketertarikan untuk mengimpor.
Direktur Utama HSBC Inggris Ian Stuart menjelaskan kepada surat kabar Evening Standard bahwa ini momen yang sangat baik bagi Inggris untuk bergabung dengan CPTPP. Apalagi, Amerika Serikat mengundurkan diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2016. Presiden AS Donald Trump kala itu memilih untuk melakukan proteksi atas perdagangan AS guna mencegah negaranya kebanjiran produk impor.
”Bagi Inggris, barang-barang kebutuhan harian yang selama ini diimpor akan turun harganya berkat pemotongan tarif,” kata Stuart. Komoditas ini, antara lain, buah-buahan, produk dari kulit, pakaian, dan perhiasan serta permata.
Sementara itu, TPP masih membahas berbagai proposal pengajuan keanggotaan dari sejumlah negara. China, Taiwan, dan Ukraina merupakan negara-negara yang banyak dibahas. Taiwan ingin mengakses pasar global, tetapi tidak mau bergabung dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang digagas oleh China. Padahal, kerja sama ini mencakup 15 negara yang setara dengan 30 persen PDB dunia.
Niat Taiwan bergabung dengan TPP ini kemudian direspons oleh China dengan sama-sama mengajukan permohonan. Para anggota TPP terbelah mengenai hal ini. Vietnam menyetujui niat China bergabung. Akan tetapi, Jepang dan Australia menanggapinya dengan berhati-hati karena ada kecurigaan dengan reputasi China menerapkan pemaksaan di dalam membangun kerja sama dengan pihak lain.