Sejumlah petinggi militer Rusia mendadak lenyap bak ditelan bumi pascapemberontakan Yevgeny Prigozhin dan pasukan Wagner. Ada yang menyebut mereka tengah ”dibersihkan” meski Kremlin membantah.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Sejak pemberontakan kelompok Wagner terjadi, Sabtu (24/6/2023), para jenderal senior Angkatan Bersenjata Rusia tak pernah muncul di publik. Saat upacara di Kremlin, Selasa (27/6/2023), tak ada tanda-tanda kehadiran mereka. Yang muncul ke hadapan publik hanya Presiden Vladimir Putin dan target pemberontakan Wagner, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Valery Gerasimov, panglima pasukan Rusia di Ukraina, belum pernah sekali pun muncul di depan publik atau di lembaga penyiaran milik pemerintah pascapemberontakan Wagner. Selain Shoigu, Gerasimov adalah sosok yang juga diincar bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, untuk disingkirkan.
Tak hanya Gerasimov, satu jenderal bintang empat lainnya, yaitu Sergei Surovikin, juga tak terlihat. Surovikin memimpin pasukan Rusia di Ukraina selama tiga bulan antara Oktober 2022 dan Januari 2023 hingga dia digantikan oleh Gerasimov. Surovikin dijuluki Jenderal Armageddon karena taktik dan strategi perangnya yang agresif semasa konflik Suriah. Ada kabar yang menyebut Surovikin ditangkap, tapi hal itu belum dipastikan.
Surat kabar The Moscow Times, yang sempat berkantor di Moskwa sejak terbit dan kini bermarkas di Amsterdam, melaporkan bahwa Surovikin telah ditangkap. Menurut dua sumber The Moscow Times, dia ditangkap Pemerintah Rusia karena tahu mengenai rencana pemberontakan itu dan memilih memihak Prigozhin.
Kabar mengenai penangkapan Surovikin sempat dilaporkan bloger militer properang, Vladimir Romanov, yang menyebut Surovikin ditahan sejak Minggu (25/6/2023), setelah pemberontakan terhenti. Romanov mengeklaim, Surovikin kini ditahan di pusat penahanan Lefortovo, Moskwa.
Alexei Venediktov, pemimpin redaksi radio Ekho Moskvy, yang telah dipaksa berhenti beroperasi, menulis di Telegram bahwa Surovikin tidak menghubungi keluarganya selama tiga hari. Laporan media Amerika Serikat, The New York Times, berdasarkan informasi dari intelijen AS menyebut Surovikin mengetahui lebih awal rencana pemberontakan itu. Laporan tersebut juga mengungkap bahwa Surovikin tengah diperiksa, berbeda dengan laporan The Moscow Times yang menyebut dia telah ditangkap.
Saat pemberontakan dimulai, Surovikin secara terbuka mendesak para anggota milisi swasta Wagner untuk menyerahkan penentangan mereka terhadap kepemimpinan militer dan kembali ke pangkalan. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Rabu (28/6/2023), membantah laporan itu dan menyebutnya sebagai sebuah spekulasi. Dia mengatakan, Putin tidak akan menyerah terhadap tuntutan Prigozhin yang menginginkan perombakan pada struktur militer Rusia secepatnya.
Rybar, saluran berpengaruh pada aplikasi pesan Telegram yang dijalankan oleh mantan petugas pers Kementerian Pertahanan Rusia, menyebut ”pembersihan” sedang dilakukan. Dikatakan, pihak berwenang tengah berusaha menyingkirkan personel militer yang dianggap kurang tegas untuk menghentikan pemberontakan kelompok Wagner, terutama setelah Prigozhin menyebut mereka mampu mendekati Moskwa tanpa perlawanan apa pun dari militer.
”Pemberontakan Wagner telah menjadi dalih untuk pembersihan besar-besaran di jajaran Angkatan Bersenjata Rusia,” klaim Rybar. Tidak ada komentar resmi tentang apa yang terjadi dari Kementerian Pertahanan.
Para pemenang dan pecundang
Pascapemberontakan Wagner, sejumlah analis militer dan politik negara Barat percaya bahwa posisi Shoigu, sekutu veteran Putin, jauh lebih aman. Dia dianggap bisa terus menjalankan mandatnya sebagai orang nomor satu di Kementerian Pertahanan.
”Saya pikir dia (Prigozhin) benar-benar mengharapkan sesuatu akan dilakukan pada Shoigu dan Gerasimov, bahwa Putin mendukungnya,” tulis Michael Kofman, spesialis militer Rusia di Carnegie Endowment, melalui Twitter. Dia menambahkan, perlawanan Prigozhin membuat mereka akan tetap berada di militer meski mungkin dinilai tidak kompeten dan tidak disukai secara luas di Angkatan Bersenjata Rusia.
Prigozhin secara terbuka mengkritik Shoigu dan Kemenhan Rusia sejak musim gugur tahun lalu, ketika tentara Rusia mulai kehilangan beberapa wilayah yang direbutnya di Ukraina. Misalnya, pada Oktober 2022, Prigozhin mengatakan, banyak dari mereka yang disebut personel militer profesional tidak belajar apa pun, kecuali cara memakai sepatu hak tinggi, pernak-pernik, dan menulis laporan yang bagus.
Kemudian, pada Februari, secara terbuka dia menuding Shoigu dan Gerasimov ingin menghancurkan pasukannya yang turut bertempur di Ukraina karena seretnya pasokan amunisi. ”Shoigu, Gerasimov! Di mana amunisinya?!” teriak pemimpin Wagner itu.
Di tengah perang, Prigozhin yang tidak memiliki posisi atau kekuasaan resmi pemerintah, tetapi sudah lama mengenal Putin, hampir setiap hari menuduh kepemimpinan militer negara melakukan inefisiensi. Sebaliknya, ia sering memuji Surovikin karena pengalaman tempurnya di lapangan, terutama di Chechnya dan Suriah.
Sebelum dilengserkan dan diganti oleh Gerasimov, Surovikin dianggap oleh analis militer Barat dan sebagian militer Ukraina sebagai jenderal lapangan yang efektif. Bahkan, dia digadang-gadang sebagai calon menteri pertahanan Rusia. Sebuah rekaman video yang diunggah di Telegram menampilkan sosok Surovikin yang tengah mencoba meminta agar para anggota Wagner mengurungkan niat mereka memberontak dan kembali ke pangkalan.
”Saya mendesak kalian untuk berhenti,” kata Surovikin, tak lama setelah pemberontakan dimulai, dalam video itu. Tangan kanannya memegang senapan.
Kini, tanpa kehadiran para jenderal senior, para analis memperkirakan Komandan Garda Nasional Rusia Viktor Zolotov memiliki kemungkinan mengambil alih pucuk pimpinan Angkatan Bersenjata Rusia. Zolotov, yang juga mantan pengawal Putin, diproyeksikan akan menempati posisi strategis di militer Rusia. Apalagi secara terbuka dia menyatakan dirinya dan pasukannya bersumpah setia kepada Putin serta akan mempertahankan Moskwa dari serbuan musuh hingga titik darah penghabisan. (REUTERS)