Pascapemberontakan Wagner, Kritik terhadap Putin Bermunculan
Para kritikus menilai penanganan Putin terhadap pemberontakan Wagner membuat dia terlihat lemah. Pidato Putin menunjukkan ketidakpuasan terhadap situasi sekarang.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
MOSKWA, SELASA — Kritik bermunculan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin setelah menyampaikan pidato pascapemberontakan oleh sahabat dekatnya sekaligus pendiri kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, Senin (26/6/2023). Putin berupaya menjaga stabilitas keamanan dalam negeri dan kekuasaannya, serta kelanjutan invasi Rusia di Ukraina, dengan tidak menjatuhkan hukuman berat pada Prigozhin. Namun, langkah itu dinilai telah membuatnya tampak lemah di mata musuh-musuhnya.
Salah satu kritik berasal dari orang yang pernah berada di lingkaran dekat Putin, Abbas Gallyamov. Mantan penulis pidato Putin itu kini masuk dalam daftar buron Kremlin. Dalam unggahannya di laman Facebook, ia mengatakan, pidato yang disampaikan Putin pada Senin malam memperlihatkan kelemahannya. Gallyamov menilai, pidato itu menggambarkan Putin sebenarnya sangat tidak puas dengan posisinya dalam situasi sekarang dan mencoba memperbaikinya.
Beberapa pekan sebelum pemberontakan, Gallyamov mengatakan, Putin tidak berani bertindak tegas terhadap Wagner karena khawatir Prigozhin dan pasukannya akan berbalik melawannya. Di tengah kelelahan yang hebat akibat invasi ke Ukraina, menurut Gallyamov, Putin tidak bisa melihat Prigozhin dan pasukannya berada di pihak yang berseberangan.
“Mereka (Prigozhin dan Wagner) akan berubah menjadi oposisi. Dan, mereka juga akan membenarkan kritik terhadap Putin yang menyebut bahwa Putin telah berubah menjadi seorang diktator,” kata Gallyamov, dikutip dari The Washington Post.
Kritik lain datang dari Andrei Gurulev, pensiunan jenderal dan anggota parlemen Rusia. Dia dengan tegas menyatakan, Prigozhin dan tangan kanannya, Dmitry Utkin, pantas dihukum berat. Bahkan, Gurulev, yang pernah berselisih dengan Wagner, menyatakan, kedua orang tersebut pantas mendapatkan “peluru di kepalanya” alias dihukum mati.
Sejumlah media Rusia melaporkan, meski kasus kriminal terhadap Prigozhin belum ditutup, Putin tampaknya enggan berkomentar lebih jauh soal tindakan yang akan dilakukan pada Prigozhin dan anak buahnya. Kantor berita RIA melaporkan, pihak berwenang telah membatalkan kasus pidana terhadap Wagner sebagai bagian dari kesepakatan agar krisis keamanan dalam negeri Rusia segera berakhir.
Beberapa media Rusia juga melaporkan, kantor perwakilan Wagner di sejumlah kota juga masih terlihat melakukan kegiatan, termasuk melakukan perekrutan anggota baru. Hal itu tidak memuaskan berbagai pihak, termasuk beberapa anggota parlemen yang meminta agar ada hukuman setimpal dijatuhkan pada Prigozhin dan Wagner. Apalagi dalam pemberontakan itu, sebanyak 15 prajurit Rusia tewas saat berupaya mencegah Prigozhin dan anak buahnya bergerak lebih jauh menuju Moskwa.
Dalam pidatonya di Lapangan Kremlin, Putin menyatakan pemimpin pasukan pemberontak terlibat dalam tindakan kriminal yang memecah dan melemahkan negara di tengah ancaman terhadap Rusia. Dia menyebut pemimpin pemberontakan telah berkhianat terhadap pasukannya sendiri. Ia pun memberi penghormatan terhadap 15 prajurit yang tewas dalam pemberontakan itu,
“Mereka (pimpinan kelompok tentara bayaran) berbohong pada mereka (anak buahnya). Mereka menembak diri mereka sendiri. Inilah yang dicari oleh musuh Rusia, perang saudara,” kata Putin. Selama berpidato, Putin menghindari menyebut nama Prigozhin dan Wagner.
Ketidakpuasan pada Putin mendorong Nikita Yurefev, anggota dewan di kota St. Petersburg mengajukan permintaan kepada Kejaksaan Agung Rusia dan Dinas Keamanan Federal (FSB) untuk meminta penjelasan soal siapa yang akan dihukum atas pemberontakan tersebut. Analis politik Tatiana Stanovaya menilai, status Prigozhin yang abu-abu dalam sistem politik dan sistem pertahanan keamanan Rusia membuat dia bisa bergerak dengan bebas.
“Prigozhin berada di zona abu-abu karena dia mendapat mandat dari Putin untuk bertindak, tetapi batasannya tidak ditentukan dengan jelas. Kini, Prigozhin sedang menguji batas kemampuannya dan melihat tidak ada perlawanan yang serius,” kata Stanovaya.
Keberadaan Prigozhin sampai saat ini belum jelas. Berdasarkan informasi situs layanan pelacakan penerbangan Flightradar24, jet Embraer Legacy 600 turun ke ketinggian pendaratan di dekat ibu kota Belarus, Minsk. Pesawat itu membawa kode identifikasi yang cocok dengan pesawat yang terkait dengan Prigozhin dalam dokumen sanksi AS.
Barat membantah terlibat
Pemerintah Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membantah tudingan Kremlin bahwa mereka terlibat pemberontakan Wagner. “Kami menegaskan bahwa kami tidak terlibat. Kami tidak ada hubungannya dengan itu,” kata Presiden AS Joe Biden.
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan, dinas khusus sudah menyelidiki apakah dinas intelijen Barat terlibat dalam pemberontakan Prigozhin. Putin, dalam komentar publik pertama sejak pemberontakan, mengatakan, musuh-musuh Rusia berharap pemberontakan itu akan berhasil memecah belah dan melemahkan Rusia, tetapi mereka salah perhitungan. Tidak jelas yang siapa yang dimaksud Putin dengan musuh Rusia, tetapi di Ukraina, militer Rusia berhadapan dengan militer Ukraina yang didukung NATO dan negara-negara Barat.
Selama akhir pekan yang penuh gejolak di Rusia, para diplomat AS melakukan kontak dengan kolega mereka di Moskwa untuk menggarisbawahi bahwa pemerintah AS menganggap masalah tersebut sebagai urusan dalam negeri Rusia. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, AS hanya mengamati secara saksama dari jauh dan tidak terlibat di dalamnya.
Michael McFaul, mantan Duta Besar AS untuk Rusia, mengatakan, pada masa lalu, Putin menuduh keterlibatan AS secara rahasia dalam berbagai peristiwa, termasuk pemberontakan di negara-negara bekas Uni Soviet, serta kampanye oleh aktivis demokrasi di dalam dan di luar Rusia. “AS dan NATO tidak ingin disalahkan atas kesan berusaha membuat Putin tidak stabil,” kata McFaul.
Para pejabat AS juga terkesan berhati-hati dalam mengeluarkan komentar terkait dengan peristiwa di Rusia itu. “Kami percaya terserah rakyat Rusia untuk menentukan siapa kepemimpinan mereka,” kata Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby. (AP/Reuters)