Kementerian Pertahanan dan angkatan bersenjata Rusia menuding pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, melancarkan kudeta.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO, KRIS MADA
·3 menit baca
Moskwa, Sabtu – Mata dunia kini menatap dengan penuh perhatian situasi di Rusia. Kementerian Pertahanan dan angkatan bersenjata Rusia, Sabtu (24/6/2023) menuding pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, melancarkan kudeta. Wagner adalah perusahaan tentara bayaran Rusia. Mereka turut dikerahkan dalam perang di Ukraina. Isu kudeta atau pemberontakan Wagner disebut memicu krisis keamanan di Rusia.
Saat ini dikabarkan, pasukan Wagner bergerak di sejumlah provinsi di Rusia. Otoritas Rusia di wilayah Kaluga di selatan Moskow telah memberlakukan pembatasan perjalanan ketika unit-unit Wagner berkonvoi di Kaluga. "Tolong jangan bepergian dengan kendaraan pribadi kecuali benar-benar diperlukan," kata Gubernur Kaluga, Vladislav Shapsha melalui jejaring media sosial.
Menyikapi perkembangan tersebut, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki siap membantu mencari "resolusi damai" untuk meredakan situasi di Rusia. Hal itu disampaikan Erdogan saat berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon. Menurut pernyataan kantor kepresidenan, dalam perbincangan itu, Erdogan menekan pentingnya bertindak dengan akal sehat.
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, pihaknya juga mencermati perkembangan situasi di Rusia. "Kami berhubungan dengan sekutu kami dan akan terus memantau situasi dengan cermat," tulis Trudeau di Twitter.
Dari Rusia dikabarkan, otoritas setempat tengah berupaya meredakan “amarah” Wagner. Bila mereka mau meletakkan senjata, mereka akan diampuni. “Prajurit Wagner masih bisa meletakkan senjata mereka dan menghindari hukuman mengingat prestasi mereka selama operasi militer khusus (di Ukraina), tetapi mereka harus melakukannya dengan cepat," kata Pavel Krasheninnikov, anggota Parlemen Rusia sebagaimana dikutip oleh Kantor Berita TASS.
Krisis keamanan
Ketegangan menyeruak sejak Jumat malam setelah Prigozhin menyiarkan pernyataan berisi tudingan bahwa angkatan bersenjata Rusia menyerang pasukan Wagner dan karena itu Wagner akan membalas. ”Penjahat yang memimpin militer negara ini harus dihentikan,” katanya.
Lokasi pasti Prigozhin tidak diketahui. Sampai beberapa pekan lalu, ia berulang kali mengklaim berada di Bakhmut, Ukraina. Pekan ini, ia menyebut bahwa pasukan Wagner bersiap menyerang kantor Kemenhan dan markas angkatan bersenjata Rusia. ”Kami ada 25.000 orang dan kami akan mencari tahu mengapa kekacauan terjadi di negara ini,” ujarnya.
Ia menyangkal berusaha mengudeta pemerintahan Rusia. Ia mengklaim, pasukan Rusia di lapangan tidak berusaha menghentikan Wagner. Pasukan itu diarahkan ke Rostov-on-Don. ”Kami akan bergerak maju sampai akhir,” ujarnya.
Bukan hanya penyataan Prigozhin yang beredar. Warganet Rusia juga mendapat video kendaraan perang Wagner mengepung sejumlah markas militer Rusia di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina. ”Prajurit di lapangan menolak perintah atasan mereka untuk menyerang kami,” kata Prigozhin.
Prigozhin juga mengatakan, pasukannya telah menguasai pusat komando militer dan pangkalan udara di Rostov-on-Don, kota di bagian selatan Rusia. Saluran Telegram pro-Kremlin Rybar mengatakan, konvoi pasukan Wagner terlihat di dekat Yelets, sekitar 390 kilometer selatan Moskwa.
Tanggapan Putin
Menyikapi tindakan Wagner, Presiden Putin menegaskan bahwa ia akan menghukum mereka. Putin bahkan mengatakan, mereka adalah pengkhianat dan menyebut tindakan Wagner adalah “tikaman dari belakang”.
Dalam pidatonya kepada rakyat Rusia, “kudeta” Wagner adalah ancaman terbesar bagi kepemimpinannya. “Semua yang mempersiapkan pemberontakan akan menderita hukuman yang tak terelakkan,” kata Putin. “Angkatan bersenjata dan lembaga pemerintah lainnya telah menerima perintah yang diperlukan.”
Sementara itu Prigozhin mengatakan para prajuritnya tidak akan menyerah. “Kami tidak ingin negara terus hidup dalam korupsi, penipuan, dan birokrasi,” kata Prigozhin. “Mengenai pengkhianatan terhadap ibu pertiwi, Presiden salah besar. Kami adalah patriot tanah air kami," katanya dalam pesan audio di saluran Telegramnya.
“Ini bukan kudeta militer, tapi pawai keadilan,” kata Prigozhin.
Terkait langkah Wagner, Kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan mengingatkan agar Barat tidak menggunakan isu pemberontakan Wagner "untuk mencapai tujuan Russophobia mereka".