Dari 160 batalion, kini pasukan Rusia malah mendekati 190 batalion di Donetsk. Setelah hampir setahun, 18 persen dari Ukraina masih diduduki Rusia.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Kyiv, Senin - Sedikitnya 1.000 serdadu bayaran Wagner dilaporkan bergerak ke Zaporizhia, Ukraina. Laporan pergerakan itu diungkap seiring peningkatan pertempuran di palagan selatan Ukraina. Konvoi kendaraan pengangkut serdadu Wagner, perusahaan tentara bayaran Rusia, dilaporkan terlihat pada Sabtu dan Minggu (19/2/2023). Berisi hampir 30 orang per bus, dilaporkan setidaknya 40 bus bergerak dari Donetsk menuju Zaporizhia.
Donetsk-Zaporizhia bersebelahan dan berada di sisi selatan Ukraina. Bersama Kherson dan Luhanks, kedua provinsi di Ukraina itu diduduki Rusia selepas serangan pada 24 Februari 2022.
Sebelum laporan pergerakan itu diungkap, pertempuran di palagan Selatan terus meningkat. Pada November-Januari, pertempuran sengit terfokus di palagan timur dengan Bakhmut sebagai pusatnya.
Sementara Wali Kota Adviika, Vitalii Barabash, mengatakan bahwa jumlah pasukan Rusia di Donetsk tidak berkurang. Dari 160 batalion, kini pasukan Rusia malah mendekati 190 batalion di Donetsk. “Mereka menambah pasukan di seluruh penjuru Donetsk,” kata pemimpin salah satu kota di Donetsk itu.
Barabash menyebut, penambahan pasukan itu mengindikasikan Rusia memang mempersiapkan serangan lebih besar. Sebagian pihak menduga Rusia akan melancarkan serangan besar-besaran pada 24 Februari 2023. “Kami yakin mereka menyiapkan sesuatu yang besar,” ujarnya sebagaimana dikutip Pravda.
Ia khawatir akan ada hujan rudal di sejumlah kota Donetsk pada peringatan setahun serangan Rusia ke Ukraina. Selain itu, Rusia disebutnya akan melancarkan serangan besar-besaran di berbagai garis depan palagan Donetsk.
Sementara juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yurii Ihnat mengatakan, Rusia kini mengurangi rudal jelajah dari ketinggian. Rusia kini memilih menembakkan rudal yang melaju di ketinggian rendah dan mengikuti alur sungai. “Taktik itu untuk menghindari pencegatan oleh pertahanan udara Ukraina. Rudal terbang sedekat mungkin dengan daratan,” ujarnya.
Artileri pertahanan udara (Arhanud) Ukraina terutama dirancang untuk benda-benda dengan ketinggian di atas 2 kilometer. Ada pun benda yang terbang lebih rendah dari itu sulit terlacak dan dicegat. Ihnat mengatakan, taktik baru melibatkan lebih sedikit rudal. Sebelumnya, dengan rudal yang terbang tinggi, Rusia bisa menembakkan puluhan rudal dari jauh. Rudal-rudal juga biasanya ditembakkan pada malam hari.
Dengan taktik baru, Rusia meluncurkan rudal menjelang pagi. Waktu peluncuran mirip dengan gelombang pertama rudal dalam serangan hari pertama Rusia ke Ukraina hampir setahun lalu. Pada 24 Februari 2022 pukul 04.30 waktu setempat, rudal-rudal Rusia meledakkan sejumlah lokasi di Ukraina. Setelah itu, pasukan Rusia bergerak di sejumlah kota di Ukraina.
Persenjataan
Setelah hampir setahun, 18 persen dari Ukraina masih diduduki Rusia. Ukraina bisa merebut lagi sebagian wilayahnya selepas serangan balik pada September dan November 2022. Serangan itu dimungkinkan karena pasokan artileri medan (armed) dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Kini, cadangan persenjataan dan amunisi Ukraina kembali menipis. Paket persenjataan baru dari AS dan sekutunya belum datang. Tank-tank berat yang dijanjikan Washington dan sekutunya belum datang sampai sekarang.
Sementara Presiden Polandia Andrej Duda mengatakan, Polandia tidak yakin bisa memberikan jet tempur F-16 ke Ukraina. Sebab, cadangan jet tempur Polandia juga terbatas. Sejumlah lembaga kajian menaksir, Warsawa hanya punya 91 jet tempur.
Pada 2002, Polandia membeli 48 unit F-16. Pada Agustus 2022, Polandia meneken kontrak pembelian 48 unit FA-50 dari Korea Selatan. Dibanding F-16, kemampuan FA-50 jauh lebih rendah baik dari sisi daya angkut, kecepatan, hingga sistem kendali tempur.
Polandia juga telah memesan 32 jet tempur F-35. Kontrak pada Januari 2020 itu belum menghasilkan satu pun pesawat untuk Warsawa. Karena itu, meski mendukung penambahan pasokan persenjataan ke Ukraina, Polandia kini mengindikasikan keberatan mengirimkan jet tempurnya.
Sikap berbeda ditunjukkan Polandia soal tank berat. Warsawa telah mengumumkan hibah hingga 12 unit dari 245 tank Leopard 2 miliknya ke Kyiv. Pengumuman Polandia menjadi salah satu penyebab AS dan sekutunya mau memberi tank berat ke Ukraina. (AFP/REUTERS)