Amuk Pembakaran dan Serangan Udara di Tepi Barat, Teror Terbaru bagi Palestina
Palestina meminta masyarakat internasional segera bertindak menghentikan aksi-aksi terorisme para pemukim Israel yang disponsori negara mereka.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
RAMALLAH, KAMIS — Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina, Kamis (22/6/2023), mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional segera bertindak melindungi rakyat Palestina dari terorisme pemukim Israel. Tindakan para pemukim itu, didukung aparat keamanan Israel, merupakan terorisme yang disponsori negara Israel untuk ”membersihkan rakyat Palestina”.
Seruan ini dikeluarkan menyusul rentetan kekerasan terhadap warga Palestina sepanjang pekan ini. Sedikitnya 10 warga Palestina dan empat warga Israel tewas sejak Senin (19/6/2023) di tengah meningkatnya eskalasi kekerasan antara kedua pihak pekan ini.
Pada hari Senin, militer Israel seharian menyerbu wilayah dekat Jenin, salah satu kantong perlawanan pejuang Palestina di Tepi Barat. Tujuh warga Palestina, termasuk dua remaja, tewas saat itu.
Sehari berselang, penembakan massal oleh beberapa pria Palestina bersenjata menewaskan empat warga Israel, termasuk remaja putra berusia 17 tahun. Kemudian pada Rabu, ratusan pemukim ilegal Israel menyerbu desa di dekat lokasi penembakan massal itu serta membakar rumah-rumah dan mobil-mobil warga Palestina.
Spiral kekerasan berlanjut, Kamis (22/6/2023). Israel melancarkan serangan udara—untuk pertama kali dalam hampir dua dekade—ke wilayah dekat kota Jenin, menewaskan tiga anggota kelompok perlawanan Palestina. Di hari itu juga, tentara Israel menghancurkan rumah seorang warga Palestina yang mereka duga membunuh tentara Israel tahun lalu.
”Israel dan milisi-milisi pemukimnya membakar desa-desa Palestina, meneror seluruh komunitas Palestina, mengusir keluarga-keluarga Palestina, serta menjarah tanah Palestina dan membunuh anak-anak dengan pengawasan dan perlindungan pasukan penjajah Israel,” demikian pernyataan Kemenlu dan Ekspatriat Palestina, seperti dilansir kantor berita Wafa, Kamis.
”Terorisme pemukim Israel disponsori oleh negara secara finansial, diplomatik, dan politik, mendukung yang difasilitasi dan didukung oleh setiap bagian pemerintahan Israel dan dirayakan oleh para pejabatnya.”
Serangan udara
Dalam aksinya, militer Israel untuk pertama kali sejak hampir dua dekade terakhir mengerahkan pesawat tanpa awak (drone) Elbit Hermes dan helikopter tempur dalam operasi di kamp Jenin, Tepi Barat, Rabu malam. Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan, terakhir mereka melancarkan serangan udara di Tepi Barat tahun 2006.
”Ini tentang upaya menghilangkan ancaman. Kami mengidentifikasi sebuah kendaraan untuk menembak di pelintasan dan menghilangkan ancaman itu,” ujar Daniel Hagari, juru bicara IDF, melalui cuitan di Twitter.
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan, tiga orang tewas dalam serangan tersebut. Kelompok Jihad Islam, Kamis, mengklaim ketiga orang itu adalah anggotanya. Mereka menyatakan akan melancarkan serangan-serangan lanjutan sebagai balasan.
Pada Kamis dini hari, tentara Israel juga merilis video berisi tayangan para anggotanya menghancurkan apartemen yang diduga ditempati pria bersenjata incaran mereka. Apartemen itu disebut milik Kamal Jouri, satu dari dua warga Palestina yang diduga membunuh Sersan Staf Ido Baruch di Tepi Barat utara, Oktober 2022.
Ia dan tersangka kedua ditangkap militer Israel pada Februari 2022. Tentara Israel telah lebih dulu menghancurkan tempat tinggal tersangka kedua, bulan Juni ini. Israel menyebut penghancuran rumah-rumah warga Palestina yang menyerang Israel sebagai pencegah (deterrent). Namun, para penkgritik tindakan itu menyebut cara tersebut sebagai hukuman kolektif.
Amuk pemukim Israel
Beberapa jam sebelum serangan udara militer Israel, Rabu, ratusan pemukim Israel menyerang kota Turmus Ayya, dekat Ramallah, sebagai balasan atas penembakan oleh pria Palestina yang menewaskan empat warga Israel di permukiman Eli. Kepada BBC, Wali Kota Turmus Ayya, Lafi Adeeb, mengatakan bahwa jumlah pemukim Israel itu sekitar 400 orang.
Mereka membakari rumah-rumah dan mobil-mobil warga Palestina di kota tersebut. Pejabat Otoritas Palestina, Ghassan Daghlas, sekitar 30 rumah dan lebih dari 40 mobil dibakar oleh para pemukim Israel itu. Seorang warga setempat kepada BBC menuturkan, serangan mereka berlangsung sekitar 45 menit. Tentara Israel membiarkan aksi mereka.
”Mereka memberi kesempatan kepada para pemukim (Israel) melakukan hal ini,” kata warga yang tak menyebutkan namanya itu.
Menurut tim medis Palestina, seorang pria bernama Omar Abu Katan (27) tewas ditembak tentara Israel yang masuk menyusul para pemukim Israel. Yaqoub Oweis, Kepala Dewan Desa Al-Lubban Al-Sharqeya, dekat Ramallah, menuturkan bahwa tentara dan polisi Israel hanya berdiri diam saat para pemukim Israel itu membakar SPBU, kebun buah-buahan, pabrik semen, dan puluhan mobil.
”Serangan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan berlangsung tidak normal,” kata Oweis. ”Ada tembakan besar, tetapi kami tidak bisa membedakan apakah (tembakan) itu berasal dari para pemukim atau dari tentara karena suasana gelap.”
Kecaman dunia
Terkait kekerasan pekan ini, seperti dilaporkan media Israel, Times of Israel, sejumlah negara Arab, Uni Eropa, dan PBB mengecam serbuan militer Israel ke Jenin, Senin lalu. Tindakan itu dinilai sebagai pemantik kekerasan pekan ini. ”Semua harus menanggung akibatnya,” kata Kemenlu Jordania.
Kemenlu Arab Saudi mengecam tindakan ”eskalasi Israel di wilayah pendudukan Palestina, yang terbaru adalah agresi di kota Jenin... yang berdampak pada tewasnya para korban tak bersalah dan korban luka-luka lainnya”.
Kecaman keras juga dilontarkan Kemenlu Turki. Qatar menyebut kekerasan pekan ini sebagai ”episode baru dalam rantai kejahatan pendudukan yang mengerikan melawan rakyat Palestina yang tak terlindungi”. Adapun Mesir menuding Israel melanggar hukum internasional dan memperingatkan adanya bahaya jika eskalasi terhadap rakyat Palestina berlanjut.
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland mengatakan, dia ”sangat prihatin” dengan situasi saat ini. ”Semua pihak harus menahan diri dari tindakan yang bisa bereskalasi dan mengambil langkah-langkah di jalur politik,” katanya.
Seorang jubir Uni Eropa juga mengungkapkan keprihatinannya atas operasi militer Israel di Jenin. Brussels juga mendesak Israel untuk tidak melanjutkan pembangunan permukiman di Tepi Barat.
Namun, Israel tidak menggubris seruan-seruan tersebut. Kantor PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan, Israel berencana menambah pembangunan 1.000 rumah baru di permukiman Eli.
Insiden pekan ini merupakan bagian dari rangkaian kekerasan yang meningkat dalam 1,5 tahun terakhir. Menurut perhitungan kantor berita Associated Press, sedikitnya 135 warga Palestina dan 26 orang di pihak Israel tewas pada tahun 2023 ini. (AP/AFP/REUTERS)