Rusia Gagalkan Serangan Masif Ukraina
Rusia sudah lama menduga Ukraina akan berusaha menerobos wilayah yang dikuasai Rusia. Belum jelas apakah serangan terbaru adalah serangan balasan yang dimaksud.

Seorang tentara Ukraina menutup telinganya setelah menembakkan mortir ke posisi pasukan Rusia di garis depan dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 29 Mei 2023.
MOSKWA, SENIN - Rusia mengklaim berhasil menggagalkan serangan masif Ukraina di lima titik di sepanjang garis depan pertempuran di wilayah Donetsk, Ukraina, hingga ratusan tentara dan milisi pro-Ukraina tewas. Ukraina menyerang dengan enam batalyon mekanis dan dua batalyon tank di Donetsk selatan. Rusia sudah lama menduga Ukraina akan berusaha menerobos wilayah yang dikuasai Rusia.
Ukraina selama berbulan-bulan merencanakan serangan balasan besar-besaran untuk merebut kembali wilayah yang diduduki pasukan Rusia setelah invasi Februari 2022. Namun, belum diketahui secara pasti apakah serangan yang terjadi pada Minggu dini hari itu adalah serangan balasan yang dimaksud.
Baca juga : Ukraina Tolak Proposal Perdamaian dari Prabowo
Kementerian Pertahanan Rusia mengunggah pernyataan tertulis di aplikasi pesan Telegram, Minggu (4/6/2023), pada pukul 01.30 waktu Moskwa. ”Pada pagi hari tanggal 4 Juni, musuh melancarkan serangan besar-besaran di lima sektor depan arah Donetsk selatan. Mereka mau menerobos pertahanan kami di sektor depan yang menurut mereka paling rentan. Tetapi, mereka gagal,” kata juru bicara Kemhan Rusia, Igor Konashenkov. ”Musuh tidak mencapai tugasnya. Itu tidak berhasil.”
Pada pekan lalu, Ukraina memublikasikan rekaman video yang menunjukkan pasukannya tengah bersiap untuk berperang. Video ini kemudian ditayangkan sebagai klip video perekrutan tentara. Rusia juga merilis video yang menunjukkan sejumlah kendaraan lapis baja Ukraina berada di sebuah lapangan yang meledak setelah ditabrak. Sedikitnya 250 tentara Ukraina tewas serta 16 tank, 3 kendaraan tempur infanteri, dan 21 kendaraan tempur lapis baja hancur. Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov, yang bertanggung jawab atas operasi militer Rusia di Ukraina, berada di area serangan Ukraina.

Roket Rusia diluncurkan ke arah posisi Ukraina dari wilayah Belgorod, terlihat dari Kharkiv, Ukraina, 4 Juni 2023.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kepada harian The Wall Street Journal, Sabtu, mengaku siap meluncurkan serangan balasan, tetapi kemungkinan akan memakan waktu lama dan harus dibayar mahal. ”Sejujurnya itu bisa dilakukan dengan berbagai cara dan berbeda-beda. Kami akan melakukannya dan kami sudah siap,” ujarnya.
Baca juga : Perang Ukraina Menjalar ke Moskwa, Jantung Rusia Tak Kebal dari Serangan
Terkait dengan serangan Rusia pada hari Minggu, belum ada tanggapan dari Ukraina. Biasanya Ukraina akan mengeluarkan pernyataan konfirmasi tindakan setelah operasi militernya selesai. Tidak jelas juga mengapa Kemenhan Rusia menunggu hingga Senin pagi untuk mengumumkan serangan Ukraina itu.
Untuk melakukan serangan balasan, ada beberapa faktor yang harus dilakukan Ukraina terlebih dahulu, yakni menunggu perbaikan kondisi di darat untuk pergerakan pasukan dan peralatan setelah musim dingin, mengerahkan senjata Barat yang lebih canggih, dan memberikan pelatihan kepada pasukan Ukraina untuk menggunakan persenjataan Barat itu.
Di tempat lain, Rusia mengatakan, Ukraina sudah melancarkan serangan baru di wilayah Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina. Salah satu kelompok bersenjata pro-Rusia, Korps Sukarelawan Rusia, merilis video yang menunjukkan serangan yang dilakukan untuk melakukan pertukaran tahanan. Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov mengaku ragu para tawanan masih hidup. Meski demikian, ia tetap terbuka untuk bertemu membahas pertukaran tahanan.
Korps Sukarelawan Rusia dalam video lain kemudian mengatakan, tidak ada pertemuan apa pun dan tahanan Rusia akan diserahkan kepada pasukan Ukraina yang secara berkala bertukar tahanan dengan Rusia. Para pengamat melihat serangan di Belgorod, yang mendorong otoritas Rusia mengevakuasi ribuan penduduk, sebagai bagian dari upaya Ukraina untuk mengalihkan perhatian Rusia dan memperluas pasukannya untuk membantu keberhasilan serangan balasan.

Warga dievakuasi dari wilayah Belgorod, Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, termasuk dari kota Shebekino. Mereka menerima bantuan kemanusiaan di Belgorod, 3 Juni 2023.
Angkatan Udara Ukraina mengaku berhasil menjatuhkan enam dari delapan pesawat tak berawal Shahed yang meledak sendiri dan empat dari enam rudal jelajah. Juru bicara AU Ukraina, Yurii Ihnat, mengatakan, dua rudal menghantam pangkalan udara militer di Kropyvnytskyi, Provinsi Kyrovohrad, tetapi tidak ada kerusakan. Sebaliknya, Kemenhan Rusia mengatakan sudah menghancurkan pesawat tempur Ukraina dan depot amunisi ketika menyerang pangkalan udara itu.
Baca juga : Perang Rusia-Ukraina Paksa Eropa Keluarkan Dana Triliunan Euro
Setelah mencari persenjataan dari Barat untuk melawan Rusia, keberhasilan atau kegagalan serangan balasan Ukraina kemungkinan besar akan memengaruhi bentuk dukungan diplomatik dan militer Barat untuk Ukraina. Rencana serangan balasan itu sampai sekarang masih dirahasiakan karena sifatnya yang akan masif. Untuk menyiapkan diri, selama beberapa bulan puluhan ribu tentara Rusia sudah menggali parit di sepanjang garis depan pertempuran yang membentang sejauh 1.000 kilometer.
Rusia menduga, dalam serangan balasannya itu Ukraina akan mencoba menghancurkan jembatan darat Rusia ke Semenanjung Crimea yang dianeksasi Rusia pada 2014. Kini Rusia menguasai setidaknya 18 persen dari wilayah yang diakui secara internasional sebagai wilayah Ukraina dan mengklaim empat wilayah Ukraina sebagai wilayah Rusia.
Ukraina menyatakan tidak akan berhenti melawan sampai berhasil mengeluarkan seluruh tentara Rusia dari wilayahnya. Invasi Rusia ini dianggap sebagai perampasan tanah gaya kekaisaran oleh Rusia. Sementara di mata Rusia, konflik ini sudah bukan lagi antara Rusia dan Ukraina, melainkan antara Rusia dan Barat yang pada akhirnya hanya akan merampas sumber daya alam Rusia.
Barat mengakui ingin agar Ukraina mengalahkan Rusia, tetapi tidak menghancurkannya. Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada tahun lalu menyatakan, konfrontasi langsung antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara dan Rusia hanya akan menjerumuskan dunia kembali ke Perang Dunia, kali ini yang ketiga. (REUTERS/AFP/AP)