Sisa aliansi ATA belum bulat mendukung Kilicdaroglu. Sebagian petinggi aliansi itu sudah memastikan dukungan kepada Erdogan, sebagian lagi masih berunding dengan Kilicdaroglu. Isu pengungsi dan terorisme jadi bahasan
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
ANKARA, SELASA-Calon Presiden Turki dari kubu oposisi, Kemal Kilicdaroglu, masih kesulitan menambah potensi suara. Sebaliknya, Recep Tayyip Erdogan sudah mengamankan tambahan suara dari calon yang kalah di putaran pertama pemilihan Presiden Turki.
KesulitanKilicdaroglu tecermin dari pernyataan Ketua Umum Partai Kemenangan (ZP) Ümit Özdağ di Ankara, Selasa (23/5/2023). Özdağ menyebut, perundingan dengan Kilicdaroglu masih terus berlangsung. “Ini proses yang terus berjalan dan kami membuat kemajuan penting,” ujar tokoh utama dalam aliansi ATA itu dalam pernyataan yang disiarkan secara langsung melalui media sosial.
Dilaporkan media Turki, Daily Sabah dan Demirören, perundingan Özdağ dan Kilicdaroglu sudah berlangsung beberapa hari. ZP meminta CHP pimpinan Kilicdaroglu berkomitmen soal pemulangan pengungsi dan pemberantasan terorisme.
Jika menang pemilihan presiden, ZP meminta Kilicdaroglu memastikan seluruh pengungsi keluar dari Turki paling lambat setahun selepas dilantik jadi Presiden Turki. Bila perlu, para pengungsi itu diusir paksa dari Turki. Selama satu dekade terakhir, Turki antara lain menampung 3,7 juta pengungsi Suriah. “Kami punya beberapa pertanyaan. Mereka memberi jawaban terperinci. Berdasarkan jawaban-jawaban ini, kami akan mengevaluasinya,” kata Özdağ.
Belum Bulat
Pengumuman Özdağ menunjukkan, sisa aliansi ATA belum bulat mendukung Kilicdaroglu. Apalagi, pada Senin (21/5) siang di Ankara, Özdağ juga dilaporkan bertemu petinggi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang mencalonkan Erdogan.
Ada pun salah satu petinggi ATA, Ketua Partai Keadilan Vecdet Öz, mengumumkan dukungan untuk Kilicdaroglu. Ia juga menyebut ATA sudah bubar. “Setiap partai akan membuat keputusan sendiri. Saya akan menghormati keputusan Profesor Ümit. Sinan Ogan bisa berbuat menurut kehendaknya,” kata dia sebagaimana dikutip media Turki, Hurriyet.
Ogan dicalonkan ATA pada putaran pertama pilpres Turki. Sayangnya,ia hanya meraih 5,2 persen suara sah di putaran pertama. Sementara Erdogan dan Kılıçdaroğlu meraih masing-masing 49,5 persen dan 44,9 persen suara sah. Karena itu, Erdogan dan Kilicdaroglu kembali bertanding di pilpres putaran dua.
Sehari selepas pertemuan AKP dengan Özdağ, Sinan Ogan mengumumkan dukungan untuk Erdogan di pemilihan presiden putaran kedua. “Kami sudah berunding sebelum membuat keputusan ini. Kami memutuskan ini karena kami menyimpulkan inilah yang terbaik untuk bangsa dan negara kita,” ujar Oğan sebagaimana dikutip Anadolu Agency dan Yeni Safak.
Dikutip Hurriyet, Ogan menyatakan tidak ada perubahan sikap politiknya kala memutuskan mendukung Erdogan. Ia meminta Erdogan memastikan partai-partai pendukung kemerdekaan Kurdi tidak menjadi bagian dari pemerintahan Erdogan. Ia juga meminta Erdogan memastikan pemulangan seluruh pengungsi dari Turki dan pemberangusan kelompok teror. Selama masa kampanye, Oğan ia menjanjikan kebijakan lebih keras soal pengungsi dan terorisme.
Belum ada komentar resmi dari Erdogan maupun AKP soal tuntutan Ogan. Politisi AKP sekaligus Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebut, tidak mungkin memulangkan seluruh pengungsi Suriah. Sebab, sebagian pengungsi itu menjadi tenaga kerja di sejumlah sektor di Turki. “Kalau kita mengatakan akan memulangkan 100 persen, maka akan tidak pantas. Ada kebutuhan tenaga kerja,” ujarnya.
Sejauh ini, pemerintahan Erdogan mengklaim telah memulangkan 550.000 pengungsi Suriah. Cavusoglu menyebut, akan lebih banyak pengungsi Suriah dipulangkan. Salah satu tantangannya, memastikan mereka pulang dengan selamat ke kampung halaman masing-masing.
Ia menekankan, Ankara membutuhkan dukungan komunitas internasional untuk proses repatriasi itu. Sejauh ini, peta jalan repatriasi sudah disepakati Ankara dengan komunitas internasional.
Referendum
Para politisi aliansi Nasional pimpinan Kilicdaroglu maupun ATA menyalahkan Erdogan atas persoalan pengungsi. Karena itu, mereka mengajak pemilih mengakhiri masa jabatan Erdogan. Dalam status sebagai Presiden dan Perdana Menteri Turki, total sudah 21 tahun Erdogan berkuasa di Turki. “Ini bukan lagi pemilu. Ini referendum. Hasil putaran pertama sudah jelas. Para pemuda, ejekan dan cemoohan beredar, kita harus melawan penjahat ini bersama,” kata Kilicdaroglu.
Ia merujuk pada hasil pemilihan anggota parlemen. Dari 295, kursi AKP di parlemen hasil pemilu 14 Mei 2023 hanya tersisa 268. Sebaliknya dari 146, kursi CHP bertambah menjadi 169. Bersama Refah dan TIP, CHP menjadi partai yang perolehan kursinya naik.
Ia mengatakan, pemilih tidak harus suka padanya. “Walakin, anda harus membuat keputusan jika menyintai negara ini. Anda mau ada 10 juta pengungsi Suriah lagi datang ke sini? Jangan lupa, anda akan memberi suara untuk diri sendiri, bukan untuk saya,” tuturnya.
Wakil Ketua CHP Özgür Özel mengatakan, pemilu putaran dua akan lebih mudah. Pemilih hanya harus memilih Erdogan atau Kilicdaroglu. Pemilih tidak lagi harus memilih empat capres dan puluhan calon anggota legislatif seperti di putaran pertama.
“Akan ada dua calon di kertas suara Minggu nanti. Di satu sisi, calon yang sudah berkuasa 21 tahun terakhir. Di satu sisi, ada calon yang memberitahu apa yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya. Ini referendum, antara Erdogan yang merupakan sumber semua masalah saat ini atau Kemal Kilicdaroglu yang akan menyelesaikan semua ini,” tuturnya sebagaimana dikutip media Turki, Demirören.
Ketua Partai Kebaikan (İYİ) Meral Akşener juga menyebut pilpres putaran dua sebagai referendum. “Ini adalah pemilu yang akan menentukan awal baru dan seharusnya menjadi referendum. Jumlah pemilih potensial Kilicdaroglu lebih banyak dibandingkan Erdogan. Tidak perlu kampanye keliling lagi karena semua pemilih sudah terkonsolidasi. Kita hanya tetap perlu mendatangi orang yang masih ragu,” kata ketua partai pemilik 43 kursi di parlemen Turki itu. (AFP/REUTERS)