Sepanjang akhir pekan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berkeliling beberapa negara Eropa untuk menggalang dukungan dan bantuan. Hasilnya bantuan militer untuk mendukung serangan balasan Ukraina.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Paris, Senin — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy secara mendadak berkunjung ke Perancis dan bertemu Presiden Emmanuel Macron, Minggu (14/5/2023). Setelah terbang ke beberapa negara di Eropa, termasuk Vatikan, Italia dan Jerman, dia datang ke Perancis sebagai bagian dari upayanya untuk menggalang dukungan ekonomi dan militer jelang serangan balasan terhadap Rusia.
Macron mengirimkan sebuah pesawat untuk menjemput Zelenskyy di Jerman. Zelenskyy ke Paris usai pertemuannya dengan Kanselir Olaf Scholz. Dalam pertemuan dengan Scholz dia juga membahas rencana serangan balasan terhadap Rusia.
Jelang kedatanganya ke Paris, Zelenskyy mencuit bahwa dukungan militer yang terus diberikan oleh negara-negara barat sekutunya membawa perkembangan yang positif bagi kemampuan militer Ukraina.
“Dengan setiap kunjungan, kemampuan pertahanan dan ofensif Ukraina berkembang. Ikatan dengan Eropa semakin kuat dan tekanan terhadap Rusia semakin meningkat,” cuit Zelenskyy melalui akun Twitternya.
Dalam pertemuannya dengan Macron, Zelenskyy menyebut bahwa dirinya membicarakan beberapa hal, diantaranya adalah hubungan bilateral kedua negara. Sementara, dalam pernyataannya, kantor Kepresidenan Perancis menyebut bahwa Macron dan Zelenskyy membicarakan soal tambahan dukungan militer dan kemanusiaan bagi Ukraina serta rencana jangka panjang mengembalikan perdamaian di Eropa.
Usai pertemuan, Pemerintah Perancis menjanjikan tambahan bantuan militer, diantaranya adalah sistem pertahanan udara, tank ringan, kendaraan lapis baja, pelatihan untuk tentara hingga bantuan lainnya yang belum dijelaskan. Menurut rencana, tank ringan dan kendaraan lapis baja akan dikirim dalam beberapa pekan mendatang.
Dalam pernyataannya, Pemerintah Perancis menyatakan, dukungannya untuk kemerdekaan, kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina tidak tergoyahkan. Bantuan politik, ekonomi, kemanusiaan hingga militer, kata Elysee, akan tetap berlanjut selama diperlukan.
Zelenskyy mengatakan akan bertujuan untuk membebaskan wilayah yang diduduki Rusia di dalam perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional, dan tidak menyerang wilayah Rusia.
Pekan lalu, Zelenskyy menyatakan menunda rencana serangan balasan dengan alasan karena menilai kemampuan persenjataan militer Ukraina belum cukup untuk melampaui kemampuan militer Rusia. Serangan balasan yang tidak dibarengi dengan persenjataan yang cukup dinilai hanya akan membawa kerugian bagi Ukraina, terutama karena hilangnya personel militer mereka.
Mengutip dokumen intelejen AS yang bocor ke publik, media Amerika Serikat, The Washington Post, menunjukkan bahwa Zelenskyy tengah mempertimbangkan kemungkinan melancarkan serangan dan merebut wilayah teritorial Rusia. Nantinya, wilayah itu akan dijadikan alat tawar menawar dalam negosiasi damai dengan Kremlin.
Akan tetapi, hal itu dibantah oleh Zelenskyy. Dia menyatakan bahwa Ukraina tidak berniat menyerang wilayah Rusia, akan tetapi membebaskan wilayah yang pernah dikuasai oleh Rusia. Di antara wilayah yang masih diduduki oleh Rusia adalah semenanjung Krimea dan bagian timur Ukraina dengan sebagian besar penduduk berbahasa Rusia.
“Kami tidak punya waktu atau kekuatan (untuk menyerang Rusia). Dan kami juga tidak memiliki senjata cadangan, yang dapat digunakan untuk melakukan ini,” kata Zelenskyy, yang diterjemahkan oleh seorang penerjemah.
Bantuan Jerman
Di tengah pertempuran yang semakin hebat di Bakhmut dan Maryinka, Ukraina mendapatkan tambahan bantuan militer dari Jerman sebesar 2,7 miliar Euro atau sekitar tiga miliar dolar AS. Tambahan bantuan militer itu membuat total bantuan yang telah dikirimkan Jerman menjadi sebesar 17 miliar Euro, terbesar ke dua setelah Amerika Serikat.
"Kami akan mendukung Anda selama diperlukan," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Sempat ragu untuk memberi bantuan militer pada Ukraina, kini Jerman telah mengirimkan berbagai persenjataan, perlengkapan tempur terlengkap setelah AS, termasuk tank tempur Leopard 1 dan 2 dan sistem pertahanan udara IRIS-T SLM. Kini, bantuan militer tambahan yang akan diterima militer Ukraina diantaranya adalah artileri, tank, hingga kendaraan tempur infanteri, beberapa perangkat keras Barat modern dianggap penting jika Ukraina ingin berhasil dalam serangan balasan yang direncanakan terhadap Rusia.
Zelenskyy berterima kasih atas bantuan Jerman itu. “Sistem pertahanan udara Jerman, artileri, tank, dan kendaraan tempur infanteri menyelamatkan nyawa prajurit Ukraina dan membawa kami lebih dekat ke kemenangan. Jerman adalah sekutu yang dapat diandalkan! Bersama-sama kita membawa perdamaian lebih dekat!” tulis Zelenskyy di Twitter setelah pertemuan dengan Scholz. (AP/AFP)