KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo akan menjadi KTT ASEAN pertama sepanjang Indonesia memegang keketuaan ASEAN. Di KTT pertama itu akan dibahas penguatan kerja sama ASEAN dan visi ASEAN 2045.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Konferensi Tingkat Tinggi ke-42 ASEAN akan mempersiapkan visi ASEAN di tahun 2045. Selain itu kerja sama konkret untuk mewujudkan resiliensi ekonomi kawasan juga akan dibahas.
Hal itu di antaranya yang dibahas dalam rapat terbatas terkait persiapan substansi ataupun nonsubstansi dari penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN yang akan diadakan pada 10-11 Mei di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Rapat yang langsung dipimpin oleh Presiden Joko Widodo itu digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Rapat yang mulai digelar pukul 13.30 hingga pukul 14.20 itu turut dihadiri antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi.
Seusai rapat terbatas itu, Retno menyampaikan, sebelum KTT dibuka pada 10 Mei, akan ada beberapa pertemuan pendahuluan, seperti pertemuan pejabat senior (SOM), pertemuan tingkat menteri luar negeri, serta pertemuan tiga pilar. Ketiganya adalah ASEAN Political Security Community yang akan dipimpin Menko Polhukam pada 9 Mei di Labuan Bajo, ASEAN Economic Community yang dipimpin Menko Perekonomian pada 7 Mei di Jakarta, dan ASEAN Socio Cultural Community yang dipimpin Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Bali pada 9 Mei.
Sepanjang keketuaan Indonesia di ASEAN, diselenggarakan dua KTT ASEAN. KTT pertama yang akan digelar pada Mei di Labuan Bajo. KTT kedua digelar pada September, berdekatan dengan KTT G20 di India.
KTT pertama, yakni KTT ke-42 ASEAN, akan membahas isu-isu internal ASEAN. ”Bagaimana menjadikan ASEAN lebih kokoh dalam menghadapi masa depan, juga karena Timor Leste akan menjadi anggota, bagaimana menyiapkan road map supaya Timor Leste segera menjadi anggota penuh sehingga tema utamanya ASEAN Matters,” tutur Retno.
Dalam penguatan kerja sama ASEAN secara umum ini juga dibahas visi ASEAN 2045.
Sepanjang keketuaan Indonesia di ASEAN, diselenggarakan dua KTT ASEAN. KTT pertama yang akan digelar pada Mei di Labuan Bajo. KTT kedua digelar pada September.
Namun, untuk menerjemahkan manfaat ASEAN kepada masyarakat serta membangun ketahanan ekonomi kawasan, disiapkan pula beberapa isu yang akan dibahas. Ini berkaitan dengan subtema ASEAN sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).
Beberapa isu yang dibahas terkait hal ini adalah inisiatif penguatan kerja sama kesehatan di kawasan (one health initiative), jejaring desa (villages networking), penggunaan mata uang lokal dalam transaksi, pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle), dan ketahanan pangan.
Airlangga menambahkan, dalam pertemuan ASEAN Economic Community (AEC) akan didorong kerangka ekonomi digital (digital economy framework) serta pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Untuk kerangka ekonomi digital, salah satu yang dicoba saat ini adalah sistem pembayaran menggunakan QRIS di lima negara ASEAN. Sistem ini diharap mengurangi kebutuhan dollar AS dan terutama menghidupkan ekonomi digital. Ke depan, setelah digunakan di lima negara, QRIS diharapkan bisa diterapkan ke semua negara ASEAN.
Untuk kerangka ekonomi digital, salah satu yang dicoba saat ini adalah sistem pembayaran menggunakan QRIS di lima negara ASEAN.
”(Didorong ke semua negara ASEAN). Bertahap. Habis 5 (negara), baru ASEAN 10 (negara). Sekarang, kan, yang hadir delapan, karena Thailand pemilunya dekat pertengahan (Mei), 14 Mei kalau enggak salah. Kemudian, Myanmar masih tidak diundang,” ujar Airlangga.
Dalam KTT ke-43 ASEAN, lanjut Retno, rangkaian pertemuan akan lebih panjang karena KTT kedua ini sekaligus memperkuat kerja sama ASEAN dengan mitra-mitranya, seperti Australia dan China. Selain itu juga akan dibahas lebih lanjut implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Menurut rencana, kata Retno, hal itu akan diterjemahkan dalam ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum yang akan berlangsung berdekatan dengan KTT ke-43 ASEAN.
Masalah Myanmar, menurut Retno, akan menjadi salah satu isu yang dibahas dalam sesi retret KTT ke-42. Implementasi lima poin konsensus akan dibahas. Sampai saat ini, Myanmar hanya diundang untuk perwakilan nonpolitik (nonpolitical representative).
Sepanjang empat bulan keketuaan Indonesia di ASEAN, lanjut Retno, salah satu poin konsensus tersebut, yakni interaksi (engagement), terus diupayakan, baik dengan pihak junta militer, pemerintah kesatuan nasional (NUG), kelompok-kelompok etnik, maupun partai-partai politik. ”Kita buka engagement seluas mungkin agar bisa mendengar perbedaan pendapat dan mencoba menjembatani perbedaan-perbedaan posisi. Tapi situasinya memang sangat tidak mudah dan kita akan mencoba terus,” tuturnya menambahkan.
Retno menjelaskan dalam ratas, masalah infrastruktur, pegamanan, rumah sakit dan kesiapan bandara dan lainnya dicek satu per satu oleh Presiden. ”Intinya kita on the right track, persiapannya sudah baik, dan kita masih punya waktu sekitar dua minggu untuk sampai di KTT,” ujarnya.
Mahfud menyebut, persiapan KTT ke-42 ASEAN sudah 99 persen. Karena itu, para menteri akan berangkat mulai 6, 7, dan 8 Mei.