Setidaknya 53 paket dokumen intelijen diduga dibocorkan Teixeira. Sebagian dokumen itu baru diterbitkan beberapa hari sebelum dibocorkan. Dokumen-dokumen tersebut merupakan bahan rapat para petinggi Pentagon.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Aparat Amerika Serikat menangkap Jack Teixeira (21) di Dighton, Massachusetts. Anggota Garda Nasional cabang Angkatan Udara itu diduga menjadi pembocor dokumen intelijen beberapa waktu belakangan ini. Paket dokumen yang dibocorkan itu dikenal sebagai Pentagon Leaks.
Jaksa Agung AS Merrick Garland mengumumkan penangkapan pria itu. Dilaporkan Washington Post dan The New York Times, Teixeira ditangkap di rumahnya di kawasan utara Dighton. Penangkapan dilakukan pada Kamis (13/4/2023) siang waktu Massachusetts atau Jumat dini hari WIB. Pasukan dari Badan Penyelidik Federal (FBI) AS didampingi polisi setempat mengepung rumah Teixeira. Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat Teixeira digiring ke dalam mobil lapis baja oleh sejumlah aparat bersenjata dari FBI. Dengan tangan terangkat, ia berjalan dengan hanya memakai celana pendek merah dan kaus hijau kecoklatan.
Sehari-hari, ia bekerja di unit intelijen pada Pangkalan Udara Gabungan Cape Cod, Massachusetts. Ia ditugasi mengurusi jaringan komunikasi Garda Nasional. Pada Juli 2022, ia mendapatkan penghargaan atas dedikasinya pada tugas itu.
Tugas itu pula yang membuatnya bisa mengakses aneka dokumen rahasia. Belakangan, sebagian dokumen itu dibocorkan ke sejumlah rekannya. Teixeira diketahui membentuk dan memimpin forum percakapan di Discord. Forum itu merupakan pelantar bagi para penyuka permainan di perangkat elektronik dan komputer.
Anggota forum bentukan Teixeira mayoritas pria dan wanita berusia belasan tahun. Dalam laporan pada Rabu lalu, Washington Post menyiarkan hasil wawancara dengan salah seorang anggota forum itu. Karena narasumbernya di bawah umur, wawancara dilakukan dengan pendampingan pemuda yang menolak disebut namanya itu. Hanya sehari selepas laporan Washington Post, Teixeira ditangkap.
Garland belum mengungkapkan apa dakwaan untuk Teixeira. Ia hanya menyebut, Teixeira akan segera dibawa ke pengadilan di Massachusetts untuk mendengarkan dakwaan. Sidang awal akan dilakukan sesuai lokasi penangkapan. Proses selanjutnya tidak diketahui di mana akan dilakukan.
Pembocoran
Setidaknya 53 paket dokumen intelijen diduga dibocorkan Teixeira. Sebagian dokumen itu baru diterbitkan beberapa hari sebelum dibocorkan. Dokumen-dokumen dipakai dalam bahan rapat untuk para petinggi Departemen Pertahanan AS dan lembaga mitra Pentagon. Karena itu, kasus tersebut dikenal pula sebagai Pentagon Leaks.
Kebocoran mulai terjadi pada Maret 2023. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pertama kali diberi tahu soal kebocoran itu pada 6 April 2023. Sejak saat itu, setiap hari ia memimpin rapat untuk membahas perkembangan penyelidikan kebocoran tersebut. Austin diberi tahu beberapa hari setelah lembaga-lembaga intelijen AS mengetahui ada kebocoran informasi. Selain di forum bentukan Teixeira, informasi itu tersebar pula di berbagai forum lain. Sebagian malah disebarkan di forum-forum media sosial Rusia.
Isi dokumen yang bocor itu sangat sensitif bagi AS serta sekutu dan mitra AS. Para sekutu dan mitra AS, menurut Washington Post, kembali memprotes cara Washington mengumpulkan informasi di luar negeri. Washington diketahui memata-matai para mitra dan sekutunya. Berdasarkan jenis laporannya, informasi-informasi itu didapatkan dari menyadap telepon dan surat elektronik. Sebagian dari hasil peretasan terhadap komputer dan telepon. ”Kebocoran itu jelas menimbulkan masalah kepercayaan dengan para mitra dan sekutu,” kata mantan Panglima Komando Operasi AS di Eropa Jenderal (Purn) Benjamin Hodges.
Karena itu, para pejabat Departemen Luar Negeri AS dilaporkan amat sibuk berkomunikasi dengan para kolega mereka di luar negeri. Mereka berusaha meyakinkan kolega mereka soal komitmen AS pada mitra dan sekutunya.
AS juga diketahui memakai satelit dengan kamera resolusi tinggi untuk memantau kondisi wilayah tertentu. Berdasarkan dokumen yang bocor, satelit itu antara lain dipakai untuk melacak keberadaan perwira tinggi serta posisi pasukan dan persenjataan Rusia. Hasil pelacakan diberikan ke Ukraina dalam bentuk koordinat lokasi. Selanjutnya, Ukraina menyerang lokasi-lokasi tersebut. AS juga diduga memakai prajurit Rusia untuk mengirimkan informasi sejenis. Hal itu tecermin dari salinan foto dan data yang hanya mungkin didapatkan dari lokasi.
Meski akurat, sebagian informasi punya batas masa berlaku. Dalam kasus pasukan Rusia, informasi posisi hanya akurat untuk beberapa jam. Sebab, pasukan dan persenjataan terus berpindah di tengah pertempuran.
Berulang kali
Teixeira bukan prajurit muda pertama yang membocorkan informasi intelijen AS. Pada 2010, Bradley Manning membocorkan informasi rahasia dalam jumlah besar ke Wikileaks. Ia berusia 24 tahun kala ditugaskan ke Irak sebagai analis intelijen. Tugas itu membuatnya bisa mengakses berbagai informasi rahasia.
Pada 2010, ia membocorkan berbagai berkas rahasia itu kepada mendiang Adrian Lamo. Seperti Teixeira, Lamo juga berasal dari Massachusetts. Kepada Lamo, peretas yang berulang kali membobol berbagai jaringan komputer di AS, Manning membagikan dokumen soal aktivitas militer AS di Irak dan Afghanistan. Dalam dokumen itu ada banyak salinan kawat diplomatik dari kedutaan besar AS di sejumlah negara. Oleh Lamo, berbagai berkas itu diteruskan ke Wikileaks.
Berkas yang dibocorkan Manning termasuk rekaman serangan udara AS di Irak dan Afghanistan. Rekaman itu diduga bukti kejahatan perang AS. Penyelidik Mahkamah Kriminal Internasional menjadikan rekaman itu salah satu alasan awal menyelidiki dugaan kejahatan perang AS di Irak dan Afghanistan. AS melawan upaya itu dengan menjatuhkan sanksi kepada para penyelidik ICC. Washington juga mengumumkan sanksi berat bagi warga dan badan hukum AS yang berniat membantu penyelidik ICC.
Berselang beberapa tahun setelah kasus Manning, AS dihebohkan oleh Edward Snowden. Badan Keamanan Nasional (NSA) mempekerjakan Snowden sebagai tenaga alih daya untuk analisis data. Pekerjaan itu memberi Snowden akses terhadap berbagai informasi rahasia. Belakangan, informasi itu dibocorkannya. Ia membocorkan itu dalam pelarian. Setelah bertahun-tahun berpindah tempat, ia akhirnya menetap di Rusia. (AFP/REUTERS)