Saling Kunjung di Bulan Ramadhan, Arab Saudi Sudah Jadi Teman bagi Suriah-Iran
Angin persahabatan berembus kencang di kawasan Timur Tengah pada bulan suci Ramadhan ini. Tak hanya Arab Saudi-Iran, persahabatan kembali terajut antara Arab Saudi-Suriah, Suriah-Tunisia, dan Qatar-Bahrain.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·6 menit baca
RIYADH, KAMIS – Seorang diplomat Arab geleng-geleng kepala seolah tak percaya melihat pemandangan diplomatik di Arab Saudi. Pada hari yang sama, Rabu (12/4/2023), delegasi dari dua negara yang dulu menjadi musuh, yakni Iran dan Suriah, berdatangan menjadi tamu di Arab Saudi. Kedatangan mereka untuk menindaklanjuti upaya pemulihan hubungan diplomatik yang terputus selama bertahun-tahun dengan Arab Saudi akibat konflik.
Pada hari Rabu, berselang beberapa jam setelah media pemerintah Iran memberitakan delegasi negaranya telah mendarat di Riyadh, Arab Saudi mengumumkan kedatangan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mikdad di Jeddah. “(Delegasi) Iran dan Suriah di Arab Saudi pada hari yang sama. Benar-benar gila dan tak terbayangkan (bisa terjadi) beberapa bulan lalu,” ujar diplomat Arab di Riyadh itu.
Belakangan ini, bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, optimisme melanda kawasan Timur Tengah. Kawasan ini selama bertahun-tahun terus-menerus bergolak. Di Suriah dan Yaman, ada perang saudara. Ratusan ribu orang jatuh menjadi korban. Konflik internal yang berlangsung sengit melanda negara lain, seperti di Lebanon atau Irak.
Ada harapan cukup besar, berbagai gejolak itu bakal mereda, berubah menjadi keadaan stabil. Keadaan ini ditandai pulihnya hubungan Arab Saudi dengan Iran dan Suriah. Di Yaman delegasi Arab Saudi tengah bernegosiasi dengan kelompok Houthi guna mengakhiri sembilan tahun perang. Di kawasan Teluk lainnya, Bahrain dan Qatar juga mengakhiri permusuhan dan memulihkan hubungan.
Teheran mengumumkan, kedatangan delegasi Iran di Riyadh bertujuan untuk memulai langkah-langkah pembukaan kembali misi diplomatik Iran di negara itu. Sudah tujuh tahun, kantor kedutaan besar maupun konsulat Iran di Arab Saudi ditutup seiring putusnya hubungan kedua negara.
Kedatangan delegasi Iran itu menjadi kunjungan balasan atas delegasi Arab Saudi di Teheran, beberapa hari lalu. Saling berkunjung antara mereka dimungkinkan menyusul pengumuman rekonsiliasi Riyadh-Teheran yang dimediasi China, 10 Maret 2023.
Peristiwa tersebut disusul dengan pertemuan bersejarah antara Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian di Bejing, China. Dalam pertemuan itu, keduanya sama-sama bertekad memulihkan stabilitas kawasan Timur Tengah
“Delegasi Iran akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna membuka kembali kedutaan di Riyadh dan konsulat jenderal di Jeddah serta aktivitas perwakilan tetap Iran pada Organisasi Kerja Sama Islam (di Jeddah),” kata Nasser Kanani, jubir Kementerian Luar Negeri Iran, melalui pernyataan tertulis.
Teheran juga mengatakan, Presiden Iran Ebrahim Raisi telah diundang Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud untuk berkunjung ke Arab Saudi. Jika terlaksana, kunjungan itu akan menjadi lawatan yang pertama bagi presiden Iran ke Arab Saudi setelah kunjungan Presiden Mahmoud Ahmadinejad saat menghadiri pertemuan regional di Mekkah tahun 2012.
Masa-masa “bulan madu kembali” Arab Saudi dan Iran ini dimungkinkan menyusul pengumuman rekonsiliasi yang bersejarah antara utusan kedua negara di Beijing, yang dimediasi China, 10 Maret 2023. Seperti diketahui, Arab Saudi dan Iran adalah negara pendukung pihak-pihak yang saling berlawanan di beberapa ranah konflik di kawasan Timur Tengah.
Riyadh memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016 setelah massa pengunjuk rasa Iran menyerang kantor-kantor perwakilan Arab Saudi di Iran sebagai respons atas eksekusi ulama Syiah di Arab Saudi, Nimr al-Nimr. Sejak pengumuman rekonsiliasi, 10 Maret lalu, dan pertemuan menlu kedua negara, hubungan Riyadh dan Teheran semakin mesra.
Delegasi teknik Arab Saudi, menurut kantor berita Arab Saudi (SPA), telah berkunjung dan bertemu dengan kepala protokol Iran di Teheran, pekan lalu. Kanani menambahkan, delegasi Arab Saudi tiba di Teheran, Sabtu (8/4/2023) lalu, dan dijadwalkan terbang ke kota Mashhad, Kamis (13/4/2023).
Seperti kunjungan delegasi Iran ke Arab Saudi, delegasi dari Riyadh itu juga menindaklanjuti upaya dan proses pembukaan kembali kantor misi diplomatik Arab Saudi di Iran. Selain memiliki kantor kedutaannya di Teheran, Arab Saudi mempunyai kantor konsulat di Mashhad, kota nomor dua di Iran.
Kembali ke lingkaran Arab
Pada Rabu kemarin, selain delegasi Iran, Menlu Suriah Faisal Mekdad juga tiba di Arab Saudi atas undangan koleganya, Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan al-Saud. Keduanya bertemu di Jeddah. Ini kunjungan pertama menlu Suriah di Arab Saudi sejak perang saudara meletus di Suriah tahun 2011.
Menurut Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, kedua menlu membahas “langkah-langkah guna mencapai kesepakatan politik yang sempurna dalam krisis Suriah”. Tujuannya adalah untuk mewujudkan “rekonsiliasi nasional dan … memasukkan kembali Suriah ke dalam lingkaran Arab serta memulai kembali peran alamiahnya di dunia Arab”.
Kedua menlu juga mengonfirmasi langkah-langkah yang akan diambil guna memulihkan layanan kekonsuleran dan juga mengumumkan rencana pembukaan kembali penerbangan antarkedua negara.
Pada Jumat besok, perwakilan sembilan negara Arab akan bertemu di Jeddah guna mempersiapkan penerimaan kembali Suriah sebagai anggota Liga Arab dalam KTT Liga Arab. Sebelum itu, demikian pernyataan Kemenlu Arab Saudi, Mekdad bertemu dengan Faisal untuk membicarakan “upaya-upaya mencapai solusi politik bagi krisis Suriah yang menjaga persatuan, keamanan, dan stabilitas Suriah”.
Kedua menlu juga membahas “pentingnya meningkatkan keamanan dan memerangi terorisme dalam segala bentuknya, serta meningkatkan kerja sama dalam mengatasi penyelundupan obat-obat terlarang dan perdagangan manusia.”
Pembicaraan juga difokuskan pada “kebutuhan untuk mendukung… negara Suriah memperluas kontrol atas teritorial guna mengakhiri kehadiran milisi-milisi bersenjata dan campur tangan luar atas urusan dalam negeri Suriah.
Kunjungan Menlu Mekdad ke Arab Saudi mengikuti perkembangan rekonsiliasi Suriah dengan Tunisia. Damaskus mengumumkan, Rabu (12/4/2023), bahwa Suriah akan membuka kedutaan besarnya di Tunisia. Suriah dan Tunisia putus hubungan pada tahun 2012. Presiden Tunisia Kais Saied pada awal April ini juga telah memerintahkan kemenlunya agar menunjuk dubes untuk Suriah.
Bulan madu Qatar-Bahrain
Cerita manisnya bulan madu di kalangan negara-negara di kawasan Timur Tengah juga disampaikan oleh Qatar dan Bahrain. Dua negara Arab Teluk ini pada hari Rabu itu pula mengumumkan pemulihan kembali hubungan diplomatik mereka. Kesepakatan tentang rekonsiliasi itu dicapai dalam pembicaraan di markas Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Riyadh.
Hubungan kedua negara terputus pada 2017 saat Bahrain mengikuti jejak Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir yang menjatuhkan blokade terhadap Qatar. Kesepakatan rekonsiliasi sebenarnya telah diteken pada KTT GCC, Januari 2021. Namun, di antara kuartet Arab, Bahrain paling akhir dalam memulihkan hubungan dengan Doha.
Hubungan antara Qatar dan Bahrain memang lebih pelik. Ada sejumlah isu terkait perbatasan maritim. Kedua pihak juga kerap saling tuding bahwa penangkapan nelayan dari kedua negara yang dituduh mencuri ikan di wilayah perairan negara pihak lain.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar menyebutkan, kedua negara tetangga "memutuskan untuk memulihkan hubungan diplomatik antara kedua negara sesuai prinsip-prinsip Piagam PBB". "Kedua pihak menegaskan bahwa langkah ini muncul dari keinginan bersama untuk mengembangkan hubungan bilateral dan memperkokoh kesatuan dan integrasi kawasan Teluk," lanjut pernyataan itu. Pernyataan serupa dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Bahrain. (AP/AFP/REUTERS)