Beranak Pinak Tak Terkendali di Kolombia, Kuda Nil Escobar Dikirim ke Luar Negeri
Di Kanada ada invasi ”babi super”. Jauh di selatan, Kolombia dipusingkan oleh kuda nil mantan gembong narkoba Pablo Escobar.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
AFP/ANTIOQUIA'S DEPARTMENT
Dalam foto yang dirilis pemerintah Antioquia pada 30 Maret 2023, tampak kumpulan kuda nil berkubang di salah satu sungai di Doradal, Departemen Antioquia, Kolombia. Pemerintah Kolombia memutuskan untuk mengirim 70 ekor dari kuda nil yang beranak pinak milik mendiang gembong narkoba Pablo Escobar ke luar negeri.
MEDELLIN, SELASA — Setelah dibuat pening selama 30 tahun oleh ratusan kuda nil, Pemerintah Kolombia akhirnya memutuskan mengirim setengah dari jumlah mamalia raksasa itu ke luar negeri. Mereka memperkirakan biaya yang dibutuhkan sebesar 3,5 juta dollar Amerika Serikat.
Dilansir surat kabar The Times edisi Senin (10/4/2023), Gubernur Provinsi Antioquia, Anibal Garivia, akhirnya menyetujui keputusan tersebut. Kuda nil ini sekarang berjumlah 150 ekor. Sebanyak 70-80 ekor akan dikirim ke luar negeri.
”Ada 70 ekor yang akan dikirim ke Gujarat di India. Selain itu, ada sepuluh ekor yang akan dikirim ke Meksiko,” kata Garivia, seperti dikutip oleh media setempat, Canal1.
Ia menjelaskan, pengangkutan setiap ekor kuda nil memerlukan biaya 10.000 dollar AS. Kuda nil itu harus diangkut dengan helikopter dari bantaran Sungai Magdalena. Setelah itu, dibawa ke lapangan udara untuk diangkut dengan pesawat berukuran besar.
”Kalau dikirim naik kapal laut, memakan waktu lama dan biayanya lebih kurang sama,” kata Garivia.
KOMPAS/ADI SUCIPTO K
Kuda nil Jane bersama anaknya, Boni, di Kebun Binatang Maharani, Lamongan, Jawa Timur.
Proses ini merupakan kerja sama Pemerintah Provinsi Antioqua, Kementerian Lingkungan Hidup Kolombia, dan Angkatan Udara Kolombia. Seluruh kegiatan ini diharapkan bisa selesai dalam kurun dua bulan.
Selain India dan Meksiko, ada lima negara lain yang mengutarakan ketertarikan untuk mengadopsi kuda nil itu, antara lain Dominika, Filipina, dan Ekuador. Khusus di India dan Meksiko, kuda nil akan ditempatkan di suaka margasatwa.
Kepala Suaka Margasatwa Ostok, Meksiko, Ernesto Zazueta akan terbang ke Medellin untuk memimpin operasi tangkap kuda nil itu. Kepada Al Jazeera, ia menjelaskan bahwa para pakar hewan akan memancing setiap kuda nil ke dalam kandang yang telah dipasangi umpan.
Ketika sudah terperangkap, kuda nil akan ditembak dengan peluru bius agar pingsan. Setelah itu, kandang berisi kuda nil itu diangkut satu per satu dengan helikopter militer.
”Memang merepotkan, tetapi ini cara yang paling berperikehewanan,” kata Zazueta.
Peninggalan Escobar
Kawanan kuda nil itu adalah peninggalan dari gembong narkoba terbesar sepanjang sejarah dari Kolombia, Pablo Escobar. Ia tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian di rumahnya, Hacienda Napoles, yang terletak di Medellin, Provinsi Antioqua, pada tanggal 2 Desember 1993.
Selama hidupnya, Escobar terkenal menyukai benda-benda mewah dan juga binatang yang menurut dia eksotis karena jarang ditemui di Kolombia. Di Hacienda Napoles, ia membangun kebun binatang pribadi berisi 200 jenis hewan yang ia selundupkan dari berbagai penjuru dunia. Penghuninya antara lain empat ekor kuda nil yang ia impor dari Afrika, satu ekor jantan dan tiga ekor betina.
Di Hacienda Napoles, Escobar membangun kebun binatang pribadi berisi 200 jenis hewan yang ia selundupkan dari berbagai penjuru dunia.
Ketika Escobar tewas, seisi Hacienda Napoles dan harta benda Escobar disita oleh Pemerintah Kolombia. Hewan-hewan di kebun binatang pribadinya dikirim ke penangkaran ataupun kebun binatang, kecuali empat ekor kuda nil itu. Pemerintah ketika itu menganggap kuda nil terlalu besar dan merepotkan sehingga dilepaskan ke Sungai Magdalena yang terletak tidak terlalu jauh dari Hacienda Napoles.
Awalnya, masyarakat setempat senang dengan keberadaan kuda nil ini. Pariwisata menjadi melejit karena orang-orang dari dalam dan luar negeri penasaran ingin melihat hewan yang bukan berasal dari Benua Amerika ini.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Kuda nil mini (Choeropsis liberiensis) bernama Devi merayakan ulang tahun ke-32 di Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/3/2017).
Namun, lama-kelamaan, kuda nil menjadi ancaman bagi lingkungan hidup di sana. Mereka berada di tempat yang bukan kampung halaman sehingga tidak memiliki pemangsa, seperti buaya dan singa. Selain itu, kuda nil ini satu keluarga sehingga tidak ada persaingan antarkelompok.
Di Benua Afrika, kuda nil jantan bertarung untuk memperebutkan betina di musim kawin. Mereka berkelahi menggunakan gigi taring yang panjang. Tidak jarang dari pertarungan itu, jantan yang kalah terluka parah, bahkan ada yang mati. Betina kemudian melahirkan anak dan mengasuhnya sendirian selama beberapa bulan.
Setelah itu, ia kembali ke kawanannya sambil membawa anak. Akan tetapi, jika selama ia meninggalkan kawanan itu ada jantan lain yang merebut kekuasaan, anak yang telah dilahirkan ini terancam nyawanya. Kuda nil jantan selalu membunuh anak yang dihasilkan dari pejantan lain.
Ancam ekosistem
Di Sungai Magdalena, siklus alami seperti di Afrika itu tidak ada sehingga kuda nil itu bisa beranak pinak dengan sentosa. Pemerintah Kolombia mencatat, per tahun 2022, ada 150 kuda nil di sungai tersebut. Semuanya adalah anak dan cucu dari empat kuda nil Escobar. Media Semana Sostenible mengatakan, kartel kuda nil ini mengokupasi wilayah seluas 2.250 kilometer persegi.
Ekolog Universitas Yale, Amanda Subalusky, dan tim menerbitkan makalah di jurnal Oryx edisi Desember 2019. Mereka menemukan bahwa keberadaan kuda nil di Kolombia tidak memberi manfaat kepada ekosistem negara tersebut, bahkan mengancam ekosistem di Amerika Selatan.
Hal ini karena kuda nil bukan hewan asli Amerika. Bobot mereka sebagai herbivora raksasa berarti memakan berbagai tumbuhan endemik dalam jumlah besar. Dalam lingkaran ekosistem, ini membuat keanekaragaman hayati berkurang drastis.
Dalam satu tahun, seekor kuda nil menghasilkan 1 ton tinja. Kotoran ini menumpuk di dasar Sungai Magdalena dan mengakibatkan terjadinya alga. Akhirnya, jumlah oksigen di sungai berkurang. Sungai Magdalena telah kehilangan populasi berang-berang, beberapa jenis ikan, kodok, dan kadal karena tidak bisa bernapas di air.
Bagi masyarakat lokal yang pendapatan utamanya sebagai nelayan tradisional, sumber nafkah mereka hilang. Warga juga tidak bisa mengusir kuda nil karena mereka binatang yang agresif. Kuda nil mudah marah dan akan menerjang orang ataupun benda-benda yang menurut mereka mengganggu atau mengancam.
Di media sosial beredar foto dan video kuda nil yang berjalan sampai masuk ke kota Puerto Trunfio. Keadaan ini semakin jamak terjadi ketika populasi keluarga kuda nil ini semakin banyak.
Awalnya, Pemerintah Kolombia ingin membantai populasi kuda nil ini. Pada tahun 2009, beredar foto seekor kuda nil yang mati ditembak pemburu sewaan pemerintah. Dilansir surat kabar El Colombiano, masyarakat memprotes keras. Pemerintah akhirnya menghentikan rencana peniadaan kuda nil itu. Selama 14 tahun mereka berpikir keras jalan keluar apa yang masuk akal dan akhirnya memutuskan mengirim kuda nil ke luar negeri.