Ada ide menampilkan Blackpink bersama Lady Gaga di acara makan malam kenegaraan kala Presiden Korsel Yoon Suk Yeol dijamu Presiden AS Joe Biden. Ide ini terlambat dilaporkan.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
Tiga diplomat dan seorang pejabat karir saling bertukar posisi di kabinet Korea Selatan. Semua terkait kelompok biduan terkenal asa negara itu, Blackpink.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menarik Duta Besar Korsel di Mokswa, Chang Ho-jin. Dalam pernyataan pada Jumat (7/4/2023), Kantor Kepresidenan Korsel menyebut mantan Duta Besar Korsel untuk Kamboja itu ditugasi menjadi Wakil Menteri Luar Negeri. Belum disebutkan, siapa yang akan mengisi posisi Chang di Moskwa.
Hal yang pasti, Chang menggantikan Cho Hyun-dong. Yoon menugasi Cho menjadi Duta Besar Korsel di Washington DC. Sebelum menjadi Wamenlu Korsel, Cho pernah menjadi pejabat di Kedubes Korsel di Washington DC.
Ia juga pernah ditugasi mengurus isu nuklir Korea Utara. Karena itu, ia dianggap calon yang pantas untuk ditempatkan di Amerika Serikat (AS). Chang dan Cho lama bertugas di Kemenlu Korsel.
Sebelum Cho, Duta Besar Korsel di Washington dijabat Cho Tae-yong. Sejak 30 Maret 2023, sebagaimana dilaporkan kantor berita Yonhap, Cho Tae-yong ditugasi menjadi Penasihat Keamanan Nasional. Pejabat lama, Kim Sung-han, mendadak mengundurkan diri pekan lalu.
Tugas pertama Cho Hyun-dong adalah mempersiapkan lawatan Yoon ke AS. Rencananya, Yoon akan bertandang ke AS pada 26 April 2023. Persiapan untuk lawatan sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Sebagai Penasihat Keamanan Nasional, Kim ikut dalam persiapan lawatan itu.
Konser Gabungan
Selama masa persiapan, ada ide menampilkan Blackpink bersama Lady Gaga di acara makan malam kenegaraan AS. Ibu Negara AS, Jill Biden, disebut memberi perhatian pada kebudayaan populer Korea. Perhatian itu menjadi dasar usulan konser bersama dua bintang pop dari kedua negara.
Karena lawatan harus dipersiapkan kedua negara, seharusnya Kim melaporkan perkembangan persiapan lawatan kepada Yoon. Laporan termasuk ide-ide acara selama lawatan.
Rupanya, Kim terlambat melaporkan perkembangan persiapan itu. Salah satu yang terlambat dilaporkan adalah soal usulan menghadirkan Blackpink di makan malam kenegaraan saat Presiden AS Joe Biden menjamu Yoon.
Washington disebut bolak-balik menanyai Seoul soal konser gabungan itu. Karena tidak ada laporan dari Kim, Seoul tidak menanggapi secara layak pertanyaan Washington. Padahal, pertanyaan itu bagian dari persiapan lawatan Yoon.
Kedubes Korsel di Washington juga bolak-balik melaporkan perkembangan persiapan lawatan ke Seoul. Sayangnya, tidak ada tanggapan layak dari Seoul. Yoon disebut baru mengetahui masalah itu pada awal Maret 2023.
Kala itu, Kim baru pulang dari Washington untuk mematangkan pengaturan rencana lawatan Yoon ke AS. Setelah tahu ada masalah, Kepala Protokoler Istana Kim Il-bun mengundurkan diri. Sementara Sekretaris Urusan Luar Negeri pada Istana Kepresidenan Korsel, Lee Moon-hee, diganti pada pertengahan Maret 2023.
Kontroversi itu disebut menjadi penyebab Kim akhirnya mengundurkan diri. Kala mengumumkan pengunduran diri, Kim hanya menyebut bahwa semua persiapan dilakukan secara lancar.
Meski demikian, ia tidak mau lawatan itu diwarnai perdebatan dan kontroversi gara-gara dirinya. Ia lebih tidak mau lagi jika kontroversi itu menjadi beban diplomatik baru dalam hubungan Seoul-Washington.
Oleh karena itu, ia memilih meninggalkan jabatannya. Setelah itu, mantan teman sekolah Yoon itu akan fokus menjadi dosen. Sebelum dan saat menjadi Penasihat Keamanan Nasional pun, ia sudah menjadi dosen di Korea University. Berlatar-belakang dosen bidang keamanan dan internasional, Kim lama dianggap sebagai mentor Yoon soal politik luar negeri.
Ia tidak mau lawatan itu diwarnai perdebatan dan kontroversi gara-gara dirinya. Ia lebih tidak mau lagi jika kontroversi itu menjadi beban diplomatik baru dalam hubungan Seoul-Washington.
Meski ada pergantian pejabat, persiapan lawatan Yoon ke AS terus dilakukan. Rabu (5/4), Direktur Asia Timur pada Deplu AS Edgard Kagan berada di Seoul untuk mematangkan agenda kunjungan. Kagan menemui sejumlah pejabat Korsel, termasuk Cho Hyun-dong. Pertemuan dilakukan sebelum Kantor Kepresiden Korsel secara resmi mengumumkan pencalonan Cho.
Pertemuan diduga bagian dari pengaturan penempatan Cho di Washington. Dalam praktik diplomatik, lazim bagi negara pengutus meminta persetujuan negara penempatan duta besar. Hal itu bagian dari upaya memastikan kelancaran hubungan kedua negara.
Namun, pernyataan resmi Seoul adalah Kagan dan Cho membahas soal perkembangan geopolitik di kawasan dan global. Seoul dan Washington akan terus mencari cara bekerja sama di tengah dinamika saat ini. (RAZ)