Biden-Yoon membahas rencana aksi penggentar. Lawatan Biden disambut latihan perang China di timur Taiwan dan peluang peluncuran rudal balistik antarbenua oleh Korea Utara.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
SEOUL, JUMAT — Presiden Amerika Serikat Joe Biden akhirnya melawat ke Asia dan tiba di Korea Selatan pada Jumat (20/5/2022). Lawatan itu disambut latihan perang China di timur Taiwan dan peluang peluncuran rudal balistik antarbenua oleh Korea Utara.
Latihan perang gugus tempur laut China sebenarnya sudah digelar sejak 2 Mei 2022. Dalam laporan pada Kamis (19/5), Global Times mengungkap dua pesawat pengebom China bergabung dalam latihan perang itu. Sebelum kehadiran pengebom seri H-6J, China telah mengerahkan sejumlah jet tempur dan helikopter serbu dalam latihan yang dipimpin kapal induk Liaoning tersebut.
H-6J bisa membawa rudal supersonik antikapal. Pengebom itu juga dilengkapi perangkat perang elektronik yang bisa melumpuhkan sistem komunikasi dan kendali persenjataan lawan.
Menteri Pertahaan Jepang Nobuo Kishi mengatakan, Liaoning telah melatih lebih dari 200 penerbangan jet tempur dan helikopter serbu selama operasi Mei ini. Tokyo memantau gugus tempur laut yang berada sekitar 150 kilometer di selatan Ishigaki. Pulau itu termasuk dalam Prefektur Okinawa. Selama puluhan tahun sejak Perang Dunia II selesai, Okinawa menjadi pangkalan militer AS.
Kishi menyebut latihan gugus tempur Liaoning adalah bagian dari upaya memacu kemampuan operasional kapal induk dan kemampuan beroperasi di perairan jauh. Tokyo memantau latihan itu karena dekat dengan perairan Jepang.
Pengamat militer China, Song Zhongping, menyebut, lokasi latihan mengindikasikan Beijing siap menghadang setiap upaya pengerahan bantuan militer ke Taiwan. Dengan berbagai rudal di kapal dan pesawat dalam latihan itu, di atas kertas Beijing bisa mencegat kapal dan pesawat apa pun yang berusaha mendekati Taipei.
Bukan hanya latihan perang China yang dipantau Jepang. Menjelang Biden mendarat di Seoul, Kishi mengungkap Korea Utara mungkin akan kembali menguji rudal balistik antarbenua (ICBM). Uji coba disebut bisa terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Ia tidak mengungkap apakah uji coba akan berlangsung kala Biden masih dalam rangkaian lawatan ke Korsel-Jepang atau tidak. Dalam jadwal yang diumumkan Gedung Putih, Biden berada di Korsel sejak Jumat hingga Minggu. Selanjutnya, Biden menyambangi Jepang sampai Selasa.
Agenda
Di Korsel, Biden bersama Presiden Yoon Suk-yeol menghabiskan sebagian hari pertama di sekitar Pangkalan Udara Osan yang terletak di Pyeongtaek. Di pangkalan itu, pesawat Biden mendarat. Di dalam pangkalan, terdapat Pusat Operasi Udara dan Antariksa Korea (KAOC). Yoon dan Biden akan menyambangi KAOC pada Minggu, sebelum Biden bertolak ke Jepang.
”(Pertemuan) ini adalah kesempatan (membuat) hubungan Korea Selatan dan AS semakin kuat dan beralih menjadi persekutuan pada wilayah lebih luas,” kata Yoon sebagaimana dikutip kantor berita Korsel, Yonhap.
Sementara pada Jumat, Biden memulai lawatan dengan menyambangi pabrik semikonduktor di Pyeongtaek. Kunjungan itu menunjukkan komitmen AS-Korsel untuk menguatkan kerja sama teknologi.
Krisis semikonduktor membuat AS berusaha membangun rantai pasok baru yang tidak terlalu bergantung pada China. Selama ini, Korsel dan Taiwan merajai pasokan semikonduktor berteknologi mutakhir dengan ukuran di bawah 5 nanometer. Sementara China terutama memasok semikonduktor berukuran setara atau di atas 8 nanometer. Semakin kecil ukurannya, semakin kuat dan canggih semikonduktor. Semikonduktor buatan China banyak dipakai industri otomotif, elektronik, hingga permesinan di AS.
Wakil Direktur Kantor Keamanan Nasional Korsel Kim Tae-hyo mengatakan, Yoon-Biden antara lain membahas rencana aksi memperkuat penggentar yang diperluas secara mangkus dan dapat diandalkan. Ia mengacu pada pengerahan kekuatan konvensional dan nuklir AS untuk membantu para sekutunya.
Karena itu, Yoon-Biden akan membahas pengaktifan ulang Extended Deterrence Strategy and Consultation Group (EDSCG). Pelantar kerja sama pertahanan utama AS-Korsel itu ditangguhkan sejak 2018 sampai sekarang. ”EDSCG dapat dipandang sebagai hal penting untuk menggentarkan Korut dan ancaman nuklirnya. Karena itu, saya yakin pembahasan dalam pertemuan ini tentang mengatur lembaga konsultasi, memperluas agendanya, dan memperkuat kemampuan tanggapan praktis atas penggentar yang diperluas,” tutur Kim.
Meski agenda-agenda pertemuan mengisyaratkan Seoul akan semakin mendekat ke Washington, sebagaimana janji Yoon selama masa kampanye, Yoon juga memastikan akan tetap menjaga hubungan dengan China. Bahkan, Yoon akan tetap melakukan itu sekalipun Korsel bergabung dengan Kerangka Kerja Sama Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) yang akan diumumkan Biden di Tokyo pekan depan.
”Kurang tepat hanya memandang ini (IPEF) dari sudut pandang saling mengalahkan. Kita akan membangun hubungan ekonomi yang baik pula dengan China,” kata Yoon.
Saat IPEF diumumkan, Yoon dijadwalkan hadir secara virtual. Sejauh ini, Jepang dan Singapura sudah menyatakan minat bergabung. Adapun Vietnam dan Indonesia masih mempelajarinya. (AFP/REUTERS)