Belarus bersebelahan dengan tiga anggota. yakni Polandia, Latvia, dan Lituania. Bukan hanya nuklir taktis, Belarus juga siap jika Rusia menempatkan senjata nuklir strategis.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
MINSK, Senin — Rusia memastikan akan menempatkan rudal-rudalnya sedekat mungkin dengan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara di sekitar Belarus. Moskwa belum memastikan berapa lokasi silo rudal-rudal pengangkut nuklir taktis itu.
Duta Besar Rusia di Belarus Boris Gryzlov mengatakan, rudal-rudal itu akan ditempatkan di perbatasan barat. ”Penempatan itu akan meningkatkan kemampuan pertahanan dan dilakukan terkait semua keriuhan oleh Amerika Serikat dan Eropa,” ujarnya, Minggu (2/4/2023) malam waktu Minsk atau Senin dini hari WIB.
Ia tidak menyebut secara pasti lokasi penempatan rudal-rudal itu. Hal yang jelas, Belarus bersebelahan dengan tiga anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yakni Polandia, Latvia, dan Lituania.
Pengumuman Gryzlov melanjutkan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Pada 25 Maret 2023, Putin mengumumkan akan menempatkan rudal pengangkut senjata nuklir taktis (TNW) di Belarus. Silo penyimpanan rudal ditargetkan selesai dibangun pada Juli 2023.
Sementara pada 31 Maret 2023, Lukashenko mengungkap bahwa Minsk bersiap dengan kemungkinan penempatan senjata nuklir strategis (SNW) Rusia. Ia tidak menjelaskan penyebab Minsk bersiap menampung nuklir dengan daya ledak lebih tinggi itu.
SNW dan TNW terutama dibedakan dari daya ledak dan jangkauan peluncurnya. TNW lazimnya dipasang di rudal jelajah dengan jangkauan 500 kilometer sampai 5.000 kilometer. Daya ledaknya rata-rata 10 kiloton TNT. Sementara SNW lazimnya dipasang di rudal balistik antarbenua (ICBM) dan daya ledaknya bisa ratusan kiloton TNT.
Di sejumlah anggota NATO di Eropa, kini ada hingga 150 TNW milik AS. Sebagian berupa bom udara ke darat. Sebagian lagi dipasangkan di rudal jelajah. Adapun semua TNW Rusia disimpan di wilayah negara itu. Sejak Uni Soviet runtuh, Moskwa menarik semua persenjataan nuklirnya dari negara bekas Uni Soviet dan anggota Pakta Warsawa. Pengumuman Putin pada akhir Maret 2023 merupakan pembalikan atas kebijakan Moskwa.
Bom di Rusia
Sementara itu, di salah satu sudut St Petersbug, bom di kedai minum pada Senin dini hari menewaskan sejumlah orang dan melukai setidaknya 32 orang. Korban insiden di kota kelahiran Putin itu antara lain Maksim Fomin alias Vladlen Tatarsky, jurnalis lepas Rusia. Tatarsky dikenal kerap membuat laporan dari Luhansk dan Donetsk sejak 2014.
Ledakan terjadi kala Tatarsky sedang bertemu sejumlah penggemarnya di kedai dekat kawasan Universitetskaya Embankment. Bangunan itu terletak di dekat Kantor Mahkamah Konstitusi Rusia.
Tidak diketahui berapa orang yang hadir dalam kegiatan itu. Yang jelas, Tatarsky salah satu yang tewas di lokasi. Sementara sejumlah korban dalam kondisi kritis dibawa ke rumah sakit setempat. Terdapat pula sejumlah korban yang menderita berbagai tingkat cedera.
Kepolisian Rusia menyatakan sedang mengumpulkan bukti terkait serangan tersebut. Sejauh ini, aparat menemukan sisa bom rakitan di lokasi kejadian.
Komisi Penyelidikan Rusia menangani pemeriksaan insiden tersebut. Sejak Senin dini hari, penyelidik dari lembaga itu telah dikirimkan ke St Petersburg. Mereka, antara lain, mengumpulkan rekaman kamera pengawas dari sekitar lokasi kejadian.
Sejumlah saksi mata, dikuatkan rekaman video di lokasi kejadian, menyebut seorang wanita diduga menjadi pelaku serangan. Wanita itu terekam membawa kotak kala memasuki lokasi ledakan. Di tengah acara, wanita itu mendekati Tatarsky dan memberikan bingkisan. Beberapa detik setelah perempuan itu naik panggung, terjadi ledakan.
Sejumlah pengunjung merekam detik-detik menjelang dan setelah ledakan. Karena itu, ada dugaan serangan itu merupakan bom bunuh diri. Walakin, belum diketahui motif dan pelakunya.
Insiden itu terjadi beberapa pekan setelah wilayah udara kota kelahiran Putin itu ditutup. Kala itu, sejumlah kota Rusia diserang pesawat nirawak berpeledak. Pesawat-pesawat itu dihancurkan artileri pertahanan udara Rusia. (AP/REUTERS)