Beberapa kampus di China memberikan liburan ekstra bagi mahasiswa-mahasiswinya untuk menikmati alam dan mencari cinta. Tapi, mereka tetap harus mengerjakan tugas dari dosen.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·2 menit baca
SUPRIYANTO
Ilustrasi
Sembilan perguruan tinggi di China, yang berada di bawah satu yayasan, yaitu Kelompok Pendidikan Fan Mei, memutuskan memberi liburan tambahan pada para mahasiswa-mahasiswi selama sepekan, 1-7 April, untuk menikmati liburan musim semi. Sekolah berpesan agar siswa-siswinya benar-benar menikmati waktu libur tambahan ini dengan sepenuh hati. Ini adalah waktu libur di luar kebiasaan. Ada pesan terselubung di dalamnya.
“Sekolah memberikan sistem liburan musim semi dengan harapan siswa bisa belajar mencintai alam, mencintai kehidupan dan menemukan cinta,” kata Liang Guohui, Wakil Dekan Sekolah Vokasi Penerbangan Mianyang di Provinsi Shichuan, China, dikutip dari The Strait Times. Dia meminta agar mahasiswa-mahasiswi pergi ke luar, menikmati alam, dan merasakan keindahan musim semi.
Tema yang diusung oleh manajemen, yaitu “nikmati bunganya, jatuh cintalah”. Ini memberikan penekanan pada upaya para pendidik dalam mendorong mahasiswa-mahasiswi di perguruan tinggi itu bisa menemukan pasangan atau kekasih hati.
Wakil Dekan Sekolah Kejuruan Penerbangan Sichuan Barat Daya mengatakan, sekolahnya menerapkan program itu karena para siswa seringkali meminta waktu untuk mencari teman baru dan mencoba menikmati perasaan saat jatuh cinta.
Liu Ping, Wakil Dekan Sekolah Kejuruan Penerbangan Sichuan Barat Daya, mengatakan sekolahnya menerapkan program tersebut karena para siswa telah meminta waktu untuk mendapatkan teman baru dan "mengalami keindahan cinta”.
Pengumuman itu muncul di tengah upaya pemerintah China meningkatkan angka kelahiran di saat angka pernikahan anjlok dengan cepat. Para pengusaha lokal dan nasional bersama dengan pemerintah telah mencoba menawarkan insentif agar kaum muda mau berumah tangga.
Caranya adalah dengan memberikan 30 hari "cuti pernikahan”. Mereka juga meluncurkan kampanye yang meminta kaum perempuan di kota-kota besar untuk berkencan dengan laki-laki yang di desa dengan status bujangan, meski perbedaan usianya cukup jauh.
Tingkat kelahiran China pada 2022 mencapai titik terendah sepanjang masa, yaitu 6,77 kelahiran untuk setiap 1.000 orang. Angka ini turun dari 7,52 pada 2021. Dan tren penurunan ini terus terjadi sekalipun pemerintah telah mengizinkan pasangan memiliki hingga tiga anak dan banyak insentif untuk membantu membesarkan anak.
Kembali soal libur tambahan sepekan tadi, bukan berarti mahasiswa-mahsiswi terbebas dari tugas-tugas kampus. Tetap saja para dosen memberikan tugas tambahan, meski mungkin tidak seberat biasanya.
Di antaranya adalah tugas menulis buku harian perjalanan dan membuat kerajinan tangan. Ada pula tugas merekam video kegiatan selama perjalanan hingga menulis laporan tentang perkembangan kepribadian mereka. Duh..! (MHD)