Bangun Koridor Baru di Laut-Udara, Singapura Mitra Favorit China di Asia Tenggara
Presiden China Xi Jinping menyebut Singapura paling terbuka, terhubung, dan dekat dengan China. China bekerja sama dengan Singapura dalam membuat koridor baru di laut dan udara untuk perdagangan internasional.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
BEIJING, SABTU — China dan Singapura menyepakati peningkatan hubungan kedua negara. Kedua negara setuju membuat koridor baru di laut dan udara untuk perdagangan internasional. China dan Singapura juga akan membuat badan penyelesaian sengketa terkait proyek dari Prakarsa Sabuk dan Jalan.
Kesepakatan peningkatan hubungan itu ditandatangani di Beijing pada Sabtu (1/4/2023). Perdana Menteri China Li Qiang dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyaksikan penandatangan rangkaian kesepakatan tersebut.
Lee berada di China sejak Senin (27/3/2023) sampai Sabtu. Selain ditemui Li, Lee antara lain juga diterima Presiden China Xi Jinping dan Ketua Komite Pengarah Kongres Rakyat Nasional China Zhao Leji. Lee dan PM Malaysia Anwar Ibrahim ditemui bergantian oleh Xi pada Jumat.
Kini, hubungan China-Singapura disebut sebagai ”Kemitraan Segala Hal Berkualitas Tinggi dan Berorientasi Masa Depan”. Sebelumnya, hubungan kedua negara menggunakan sebutan ”Kemitraan Kerja Sama Segala Hal yang Maju Bersama Waktu”.
Xi menyebut, Singapura sebagai anggota ASEAN yang paling terlibat dalam perkembangan China. Singapura juga disebut paling terbuka, terhubung, dan dekat dengan China. China mau bekerja sama dengan Singapura dalam membuat Koridor Baru Laut dan Udara untuk Perdagangan Internasional.
”Hubungan bilateral (China-Singapura) mengupayakan kemajuan, strategis, dan terbukti, tidak hanya memperkuat pembangunan dan kebangkitan kedua negara, tetapi juga menghadirkan standar bagi bangsa-bangsa di kawasan,” ujar Xi, sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Sementara Lee mengatakan, Singapura dan sejumlah negara lain ingin terus memperdalam hubungan ekonomi dengan China. Singapura ingin menjadi bagian dari jaringan yang menghubungkan China dan kawasan dengan dunia dan kawasan lain.
Adapun Li menyebut, China berharap peningkatan hubungan dengan Singapura bisa membawa stabilitas, kedamaian, dan kesejahteraan bagi kedua bangsa dan kawasan. Ia ingin, manfaat peningkatan hubungan China-Singapura dirasakan di luar batas-batas kedua negara.
Sengketa BRI
Peningkatan hubungan kedua negara diwujudkan dalam berbagai hal. Salah satunya pembentukan mahkamah khusus untuk menyelesaikan sengketa proyek-proyek Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI). Mahkamah Agung China-Singapura akan membuat mekanisme penyelesaian sengketa terkait Prakarsa Sabuk dan Jalan.
Diluncurkan sejak 2013, Prakarsa Sabuk dan Jalan telah menelan dana 967 miliar dollar AS. Dana itu digunakan untuk mendanai 200 proyek di 150 negara. Hasilnya, antara lain, adalah volume perdagangan China dengan negara penerima BRI mencapai 1,82 triliun dollar AS pada 2022 saja.
Sejauh ini, belum ada mekanisme yang jelas untuk penyelesaian sengketa terkait BRI. China cenderung menolak arbitrase internasional. Sementara negara penerima BRI menolak mengakui pengadilan China sebagai pihak yang berwenang menyelesaikan sengketa terkait BRI. Karena itu, China-Singapura setuju menawarkan mekanisme penyelesaian perselisihan.
Selain sepakat membentuk badan penyelesaian sengketa, China-Singapura juga sepakat meningkatkan perdagangan bebas di antara mereka. Perjanjian baru ini disebut lebih ramah, bebas, dan transparan bagi dunia usaha. Wujudnya, antara lain, berupa persetujuan pembukaan akses pasar telekomunikasi lebih luas untuk pengusaha kedua negara di pasar masing-masing.
Selain memaksimalkan kerja sama bilateral, China dan Singapura juga memanfaatkan kesepakatan perdagangan multilateral. Kedua negara merupakan bagian dari Kemitraan Ekonomi Komprehensif Kawasan (RCEP). Mereka juga bagian dri kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA).
China dan Singapura pun setuju meningkatkan koordinasi pengawasan perdagangan pangan. Kesepakatan itu diharapkan meningkatkan perdagangan pangan di antara kedua negara. Dengan populasi dan statusnya sebagai importir hampir seluruh jenis bahan pangan, Singapura lebih berpeluang menjadi pedagang perantara untuk memasok aneka bahan pangan ke China.
Keterbukaan perdagangan
Masih terkait perdagangan, mereka juga setuju menjaga keterbukaan pasar global dan menjamin kelancaran rantai pasok global. Sistem perdagangan internasional dalam kerangka multilateral juga perlu dijaga.
Isu tersebut ditekankan di tengah peningkatan upaya Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengurangi hubungan ekonomi dengan China. Desakan itu, antara lain, disampaikan Singapura, satu dari dua negara ASEAN yang menyediakan pangkalan militer bagi AS.
Salah satu upaya terbaru AS untuk mengurangi hubungan ekonomi dengan China diumumkan pada 21 Maret 2023. Pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan pembatasan terhadap produsen semikonduktor yang menerima subsidi dari AS. Subsidi itu merupakan bagian dari penerapan undang-undang yang disebut Chips Act.
Berdasarkan Chips Act, penerima subsidi harus membatasi penambahan kapasitas produksi mereka untuk pasar China. Untuk semikonduktor teknologi terbaru, penambahannya paling banyak 5 persen. Untuk teknologi lebih lama, pembatasannya maksimum 10 persen.
Penerima subsidi juga dilarang menginvestasikan lebih dari 100.000 dollar AS untuk belanja modal di China. Penelitian bersama dengan lembaga-lembaga China juga dilarang. Pembatasan-pembatasan itu terutama diberlakukan untuk produksi semikonduktor berukuran lebih kecil dari 28 nanometer.
Pembatasan investasi tersebut sama saja melarang perusahaan mengembangkan usaha di China. Sebab, tidak ada mesin produksi semikonduktor berharga di bawah 1 juta dollar AS.
Sejak pemerintahan era Presiden Donald Trump, AS terus membuat berbagai pembatasan ekspor peralatan produksi dan bahan baku semikonduktor ke China. AS mengajak sekutu dan mitranya melakukan hal serupa. Ajakan terbaru disampaikan ke Belanda dan Jepang yang mendominasi pasokan pasar untuk sejumlah peralatan produksi. (AFP/REUTERS)