Inggris Tambah Ekspor Suku Cadang Kapal Selam ke Taiwan
Untuk membantu Taiwan, Inggris meningkatkan ekspor suku cadang dan teknologi terkait pengembangan kapal selam. Menurut rencana, Taiwan membangun delapan kapal selam hingga tahun 2025.
LONDON, SENIN —Pemerintah Inggris meningkatkan ekspor suku cadang dan teknologi kapal selam ke Taiwan yang tengah giat memperkuat angkatan lautnya. Langkah ini dikhawatirkan akan berdampak pada hubungan Inggris dengan China karena China menganggap Taiwan bagian dari China.
Nilai lisensi yang diberikan Pemerintah Inggris kepada perusahaan pengekspor komponen dan teknologi kapal selam ke Taiwan mencapai 201,3 juta dollar AS (167 juta poundsterling) selama sembilan bulan pertama pada 2022. Pada 2020, ekspor komponen dan teknologi kapal selam ke Taiwan senilai 87 juta poundsterling, naik dari 31.415 poundsterling pada 2017. Adapun pada 2021 nilainya turun hingga hanya 9 juta poundsterling. Inggris mendorong pembelanjaan pertahanan untuk memprioritaskan pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negerinya sekaligus mengatasi ancaman baru dari China dan Rusia.
Baca Juga: AS Meragukan Unifikasi China-Taiwan Ditempuh secara Damai
Data dari Organisasi Kontrol Ekspor Inggris yang bertanggung jawab atas perizinan ekspor dan berada di bawah Departemen Perdagangan Internasional Inggris, Senin (13/2/2023), menunjukkan Pemerintah Inggris mengesahkan 25 lisensi ekspor ke Taiwan selama sembilan bulan pertama pada 2022 di bawah kategori ”komponen untuk kapal selam” dan ”teknologi untuk kapal selam”. Data ini tidak mengungkapkan perusahaan mana yang menerima otorisasi atau memerinci peralatan khusus apa yang dicakupnya.
Berdasarkan daftar barang militer strategis Inggris yang memerlukan otorisasi ekspor, satu jenis lisensi yang disebut ML9 mencakup ”kapal perang, peralatan angkatan laut khusus, aksesori, komponen, dan kapal lainnya”. Jenis lisensi lain, ML22, mencakup teknologi yang diperlukan untuk pengembangan, produksi, operasi, instalasi, pemeliharaan, perbaikan atau barang atau perangkat lunak.
Inggris tidak mengakui Taiwan dan tidak memiliki hubungan diplomatik yang resmi, tetapi tetap mempertahankan hubungan ekonomi dan perdagangan serta secara de facto mereka memiliki kedutaan besar di ibu kota Taipei. Peningkatan izin yang diberikan Inggris mencerminkan permintaan yang lebih besar dari Taiwan.
Dua anggota parlemen yang mengetahui mengenai urusan ekspor itu mengatakan, kesepakatan itu mencerminkan keinginan Inggris yang meningkat untuk mendukung dan mempersenjatai Taiwan dengan lebih baik. Menurut Taiwan, China sedang membangun armada kapal selam untuk membangun pertahanan angkatan laut mereka. Taiwan, sebaliknya, selama beberapa dekade tidak bisa membeli kapal selam konvensional dari negara lain karena khawatir akan membuat China marah.
”Kami berharap semua lapisan masyarakat akan terus memberikan dukungan untuk bersama-sama menjaga keamanan dan perdamaian di Selat Taiwan,” sebut pernyataan tertulis Kementerian Pertahanan Taiwan. Taiwan berencana menguji purwarupa pertama kapal selam dari suku cadang dan teknologi Inggris itu pada September mendatang. Ada delapan kapal selam yang direncanakan akan dibangun hingga 2025.
Dua kaki
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berjanji meningkatkan pendanaan militer Inggris sebesar 6 miliar dollar AS selama dua tahun ke depan sebagai respons atas invasi Rusia ke Ukraina dan tantangan dari China. Peningkatan anggaran militer itu merupakan bagian dari reformasi besar-besaran pada kebijakan luar negeri dan pertahanan Inggris.
Sunak menjelaskan, Inggris akan meningkatkan pengeluaran militer menjadi 2,5 persen dari produk domestik bruto dalam jangka panjang, tetapi belum ditetapkan kepastian waktunya. Inggris pada saat ini menghabiskan lebih dari 2 persen dari PDB untuk pertahanan dan para pimpinan militer menginginkan agar ada kenaikan menjadi 3 persen.
Anggaran ekstra atau tambahan itu sebagian akan digunakan untuk mengisi kembali stok amunisi Inggris yang habis untuk memasok Ukraina dalam melawan Rusia. Sebagian anggaran akan dialokasikan untuk mewujudkan kesepakatan antara Inggris, Amerika Serikat, dan Australia dalam membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Sunak akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di San Diego, AS, Senin waktu setempat, guna mengonfirmasi langkah selanjutnya untuk pakta militer yang dikenal sebagai AUKUS. Pakta militer ini dibuat oleh ketiga negara itu pada 2021 di tengah meningkatnya kekhawatiran akan pergerakan China di kawasan Pasifik.
Baca Juga: AUKUS Lanjutkan Pembahasan Kapal Selam Nuklir untuk Australia
Inggris terakhir kali membuat kerangka kebijakan pertahanan, keamanan, dan luar negeri yang disebut sebagai Tinjauan Terpadu pada 2021. Pemerintah memerintahkan reformasi ini sebagai respons atas situasi dunia yang semakin bergejolak. Badan intelijen Inggris prihatin dengan semakin kuatnya militer China, aktivitas rahasia, dan ekonomi.
Direktur lembaga intelijen domestik Inggris, M15, Ken McCallum, pernah mengatakan pada November 2022 bahwa aktivitas Partai Komunis China menjadi tantangan berat bagi Inggris sehingga harus mengubah kebijakannya. Kekhawatiran akan kebangkitan China itu membuat Inggris juga seakan harus mengejar apa saja urusan terkait China, seperti pelatihan bahasa Mandarin bagi para pejabat Inggris dan dorongan untuk mengamankan sumber mineral baru yang penting bagi pengembangan teknologi.
Sunak menekankan perlunya menjalin hubungan ekonomi dengan China yang membuat kesal anggota-anggota Partai Konservatif yang tengah berkuasa. China dinilai sebagai rezim yang semakin otoriter di dalam negeri dan tegas di luar negeri serta memiliki keinginan untuk membentuk kembali tatanan dunia. ”Kita tidak bisa mengabaikan China mengingat kekuatan ekonominya. Tindakan paling tepat adalah untuk tetap terlibat dengan China dan mencari isu yang menjadi titik temu kita, seperti perubahan iklim, kesehatan global, stabilitas ekonomi makro,” tuturnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menegaskan, China mendesak Inggris menghentikan segala bentuk hubungan resmi dengan Taiwan dan berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada kelompok separatis untuk kemerdekaan Taiwan. Kepala Komite Pertahanan Parlemen Inggris dan anggota Partai Konservatif, Tobias Ellwood, yang pernah berkunjung ke Taiwan, Desember 2022, mengingatkan, Pemerintah Inggris harus hati-hati berbicara mengenai peralatan militer dalam lisensi ekspor itu kepada masyarakat karena ini isu sensitif. ”Setiap keputusan terkait Taiwan dibuat dengan sangat hati-hati,” ujarnya. (REUTERS/AP)