Misi Angkatan Bersenjata FIlipina berubah menjadi lebih pada menjaga kedaulatan teritorial, terutama setelah beberapa insiden dengan China di Laut Filipina Barat. Filipina juga akan melaksanakan patroli laut dengan AS
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
(MALACANANG PRESIDENTIAL COMMUNICATIONS OFFICE VIA AP)
Foto yang dirilis Istana Kepresidenan Filipina, Selasa (28/2/2023), Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr berjalan di hadapan para anggota Angkatan Udara Filipina saat berkunjung ke Pangkalan Udara Brigjen Benito N Euben di Kota Lapu-Lapu, Provinsi Cebu. Di sana, Marcos Jr menyatakan, misi utama Angkatan Bersenjata Filipina ke depan adalah mempertahankan wilayah teritorial, khususnya wilayah laut.
Manila, Selasa — Pembaruan kerja sama militer Filipina dan Amerika Serikat memberi suntikan kepercayaan diri yang tinggi pada pemerintah dan militer negara itu. Kini, tantangan keamanan regional yang dinilai lebih mengganggu dibanding masalah keamanan internal, membuat pemerintah mengubah arah misi utama militernya untuk mempertahankan kedaulatan wilayah teritorialnya dari ancaman asing.
Perubahan misi utama Angkatan Bersenjata Filipina itu disampaikan Presiden Ferdinand Marcos Jr saat berpidato di hadapan anggota militer negara itu saat berkunjung ke Provinsi Cebu Tengah, Selasa (28/2/2023).
“Saya mengatakan bahwa misi Anda di Angkatan Bersenjata Filipina telah berubah. Selama bertahun-tahun kita bisa mempertahankan kedamaian itu dan mempertahankan pemahaman itu dengan negara-negara tetangga kita. Kini, semuanya mulai berubah dan kita harus menyesuaikan diri,” katanya.
Secara internal, Filipina menganggap perlawanan kelompok pemberontak dinilai sudah tidak berbahaya lagi, dan bahkan telah mencapai kesepakatan damai dengan keduanya. Berkurangnya permasalahan keamanan di dalam negeri, membuat militer harus mengubah misi utamanya, terutama karena tantangan eksternal, terutama kedaulatan wilayah laut yang ini tengah mendapat ancaman.
Marcos Jr mengatakan, perubahan itu karena saat ini ada yang mempertanyakan batas wilayah teritorial Filipina. Walaupun dalam pandangan pihak lain Filipina adalah negara kecil, Marcos Jr menyatakan, Filipina harus memperjuangkan hak rakyat Filipina. “Karena kita adalah sebuah negara berdaulat dan Filipina memiliki pemerintahan yang berfungsi,” katanya.
Marcos tidak secara spesifik menyebut China sebagai pihak yang mencoba menantang kedaulatan wilayah mereka. Akan tetapi, beberapa insiden terakhir yang melibatkan kapal-kapal kedua negara telah mengarahkan bahwa perubahan misi tersebut sebagai sebuah sikap terhadap keberadaan China di Laut Filipina Barat, yang selama ini masuk dalam wilayah teritorial Filipina.
AFP PHOTO/PHILIPPINE COAST GUARD
Foto yang diambil pada 6 Februari 2023 dan dirilis oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) Filipina, Senin (13/2/2023), ini memperlihatkan kapal Bakamla China menyorotkan lampu sinar laser ukuran standar militer ke arah kapal Bakamla Filipina, sekitar 20 kilometer dari Beting Second Thomas di Kepulauan Spratly, area sengketa Laut China Selatan.
Laut Filipina Barat menjadi salah satu area yang akan diawasi secara penuh oleh militer kedua negara. Pada akhir Desember 2022, Pemerintah China dilaporkan telah melakukan sejumlah kegiatan di wilayah ini. Media Bloomberg, yang menurunkan laporan pertama soal aktivitas China saat itu di wilayah ini, menyebut Beijing telah melakukan aktivitas pembangunan formasi tanah di bagian utara Kepulauan Spratly yang masih kosong, di atas Eldad Reef (Malvar Reef), Lankiam Cay (Pulau Panata), Whitsun Reef (Juan Felipe Reef), dan Sandy Cay.
Kondisi itu memaksa Departemen Pertahanan Nasional Filipina meningkatkan kehadiran patroli gabungan di sekitar lokasi tersebut. (Kompas.id, 23 Desember 2022)
Insiden terakhir terjadi pada pertengahan bulan Februari 2023, ketika kapal patroli penjaga pantai China menembakkan sinarhijau ke kapal penjaga pantai Filipina di area sengketa perairan Laut China Selatan. Akibat kejadian itu, Badan Keamanan Laut Filipina menyebut kru kapal mereka mengalami gangguan penglihatan.
Manila juga menyebutkan, kapal China tersebut melakukan manuver berbahaya dalam jarak sekitar 137 meter guna memblokir laju kapal Filipina yang tengah mendekati Beting Second Thomas, yang tengah mengawal kapal pemasok logistik bagi kapal Angkatan Laut Filipina, SIerra Madre. Kapal ini terdampar di Beting Second Thomas sejak 1999. (kompas.id, 13 Februari 2023)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, tindakan kapal penjaga pantai China beralasan karena mereka menilai bahwa kapal penjaga pantai Filipina telah memasuki wilayah perairan China tanpa izin. Wang juga mengatakan tindakan yang diambil oleh penjaga pantai China telah sesuai dengan standar prosedur operasional. “Mereka telang menanggapi tindakan itu secara profesional dan menahan diri sesuai dengan hukum China dan hukum internasional,” kata Wang. Dia sama sekali tidak menyebut penggunaan laser dalam penjelasannya.
Filipina sendiri telah mengajukan 77 keluhan pada pemerintah China sejak Marcos menjabat sebagai presiden pada Juni 2022. Beberapa hari lalu, tak lama setelah insiden laser itu terjadi, Marcos memanggil Duta Besar China untuk FIlipina dan memprotes tindakan yang dinilainya sangat agresif.
Lina Alexandra, Kepala Departemen Hubungan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta, ditemui di sela-sela diskusi di Jakarta, mengatakan, perubahan misi Angkatan Bersenjata FIlipina itu disebabkan salah satunya karena negara tersebut telah mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat. Tidak hanya kesepakatan soal penambahan jumlah pangkalan militer AS di Filipina, akan tetapi juga karena bantuan AS, Filipina bisa mulai memodernisasi militernya.
“Karena perkembangan terbaru yang semakin baik di interna Filipina, ini adalah respon yang otomatis. Sikap yang diperlihatkan menunjukkan sikap yang firm, tegas, terhadap China,” kata Lina.
Oktober tahun lalu, Gedung Putih sepakat untuk mengucurkan dana sekitar 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun bagi FIlipina untuk memodernisasi peralatan militernya. Selain itu, pada saat kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Filipina, awal bulan ini, sebagai bagian dari Enhanced Defence Cooperation Agreement dan pengahulunya, Mutual Defense Treaty, Austin menyatakan substansi perjanjian berlaku saat terjadi serangan bersenjata pada aset pertahanan kedua negara, termasuk kapal dan pesawt di mana saja di Laut Filipina Barat.
“Kami membahas tindakan nyata untuk mengatasi kegiatan destabilisasi dan perairan di sekitar Filipina, termasuk Laut Filipina Barat dan kami tetap berkomitmen untuk memperkuat kemampuan bersama untuk melawan serangan bersenjata,” kata Austin, dikutip dari laman Departemen Pertahanan AS. Dia menambahkan tindakan sangat penting karena China terus menyebut bahwa Filipina tidak secara sah mengklaim Laut Filipina Barat sebagai wilayah teritorial mereka.
Patroli Bersama
Menghangatnya situasi di wilayah utara Indonesia ini telah membuat sejumlah negara berancang-ancang untuk mengagendakan patroli bersama di Laut China Selatan. Amerika Serikat, Filipina, Jepang dan Australia disebut-sebut tengah merancang kegiatan itu.
“Pertemuan telah ditetapkan dan mungkin Jepang serta Australia akan bergabung,” kata Duta Besar Filipina untuk AS Jose Manuel Romualdez. Dia menambahkan, kedua negara itu ingin bergabung untuk melakukan patroli bersama, memastikan bahwa ada kode etik dan kebebasan navigasi dijalankan di wilayah laut tersebut.
Jika rencana itu terwujud, ini akan menjadi pertama kalinya Filipina bergabung dengan patroli maritim multilateral di Laut Cina Selatan, sebuah langkah yang kemungkinan akan membuat marah Beijing, yang mengklaim sebagian besar laut sebagai wilayahnya.
(AP PHOTO/JOEAL CALUPITAN,POOL)
Menteri Pertahanan A.S. Lloyd Austin (kiri) bersalaman dengan Menhan Filipina Carlito Galvez Jr, jelang pengumuman kesepakatan kerja sama pertahanan baru AS-Filipina di Camp Aguinaldo di Metro Manila, Filipina , Kamis (2/1/2023). AS dan Filipina sepakat untuk memperluas kehadiran militer AS di Filipina yang akan membuatnya mudah mengawasi kehadiran militer China, tidak hanya di Laut China Selatan, akan tetapi sampai ke Taiwan.
Australia dan Amerika Serikat telah secara terpisah telah membahas patroli bersama dengan Filipina. AS, Jepang dan Australia telah melakukan latihan militer trilateral dan patroli bersama.
Prospek blok empat negara yang berpatroli bersama di perairan akan mengirim pesan terpadu ke Cina, yang mempertahankan kehadiran konstan ratusan kapal di seluruh Laut Cina Selatan untuk menegaskan klaimnya.
Menghadapi situasi yang kian menghangat, Lina mendorong agar Perhimpungan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) segera menyelesaikan perundingan kode perilaku di Laut China Selatan. Situasi yang dinamis dan disikapi secara sendiri-sendiri oleh negara-negara ASEAN diharapkan tidak membuat perundingan dengan China semakin alot. (AP/Reuters/MHD)