Pengucilan terhadap pemerintahan Assad terbukti tidak bermanfaat. Sejak gempa, bangsa-bangsa Arab telah mengirimkan bantuan ke Suriah. Suriah dinilai telah membuka pintu bagi bangsa Arab.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
SANA VIA AP
Presiden Suriah Bashar Al-Assad (kanan) menerima delegasi Badan Kerja Sama Antarparlemen Arab, Minggu (26/2/2023), di Damaskus, Suriah. Selain menunjukkan solidaritas untuk korban gempa, lawatan itu mengindikasikan percepatan upaya mengakhiri pengucilan Suriah oleh bangsa-bangsa Arab.
DAMASKUS, SENIN — Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 pada 6 Februari 2023 yang mengguncang Turki dan Suriah mempercepat akhir isolasi Suriah oleh bangsa-bangsa Arab. Setelah telepon beberapa kepala negara, giliran sejumlah politisi Arab bertandang ke Suriah.
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry dijadwalkan bertandang ke Suriah pada Senin (27/2/2023). Kementerian Luar Negeri Mesir mengumumkan, Shoukry akan menyampaikan dukacita dan solidaritas Mesir setelah gempa di Suriah dan Turki. Lawatan Shoukry menindaklanjuti telepon Presiden Mesir Abdel Fatah El-sisi kepada Presiden Suriah Bashar Al-Assad pada 7 Februari 2023. Bersama sejumlah bangsa Arab lainnya, Mesir telah mengirimkan bantuan ke Suriah selepas gempa.
Shoukry datang tepat sehari selepas Ketua DPR Mesir Hanafy El-Gebaly melawat ke Damaskus. Gebaly datang bersama rombongan Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) Arab. Pimpinan atau tokoh senior DPR Irak, Palestina, Jordania, Libya, dan Uni Emirat Arab juga ikut dalam lawatan pada Minggu (26/2) itu. Sehari sebelum melawat ke Suriah, BKSAP Arab bertemu di Baghdad, Irak.
”Pertemuan (BKSAP Arab) memutuskan Ketua DPR Mesir, Irak, Jordania, Palestina, Uni Emirat Arab, dan Libya berkunjung ke Damaskus dan menemui Presiden Suriah Bashar Al Assad untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan kepada saudara-saudara di Suriah,” kata Gebaly sebagaimana dikutip media Mesir, Al Ahram.
Dalam pertemuan di Baghdad, menurut Gebaly, ada kesepakatan untuk mengembalikan lagi Suriah dalam pelukan Arab. ”Pada akhirnya, Suriah akan kembali suatu hari nanti. Mereka kembali ke tempat seharusnya,” ujarnya.
Liga Arab dan bangsa-bangsa Arab mengucilkan Suriah sejak 2011. Reaksi Assad pada unjuk rasa berujung pemberontakan bersenjata terhadap pemerintahannya menjadi penyebab pengucilan itu. Sampai sekarang, Suriah masih terbagi antara wilayah yang dikuasai pemerintah dan pemberontak. ”Suriah bagian tidak terpisahkan dari Arab. Karena itu, kami berharap mereka akan kembali,” kata Ketua DPR Irak sekaligus Ketua BKSAP Arab Mohammed Halbousi.
SYRIAN PRESIDENCY VIA AP
Presiden Suriah Bashar Al-Assad (kedua kanan) menerima delegasi Badan Kerja Sama Antarparlemen Arab, Minggu (26/2/2023), di Damaskus, Suriah. Selain menunjukkan solidaritas untuk korban gempa, lawatan itu mengindikasikan percepatan upaya mengakhiri pengucilan Suriah oleh bangsa-bangsa Arab.
Ia menyebut, lawatan itu bentuk dukungan bangsa-bangsa Arab kepada Suriah. Sejak gempa, Suriah dinilai telah membuka pintu bagi semua bangsa Arab. ”Kami ke Damaskus untuk menunjukkan dukungan bagi Suriah dalam menghadapi masalahnya,” ujar Halbousi sebagaimana dikutip kantor berita Suriah, SANA.
Tanggapan Suriah
Damaskus telah berusaha kembali merapat ke Arab sejak beberapa waktu terakhir. Pada 2022, Assad menyambangi UEA. Hampir dua pekan selepas gempa, Assad berkunjung ke Oman. Sepekan setelah gempa, Menlu Jordandia Ayman Safadi dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahyan datang ke Suriah. Kini, giliran sejumlah politisi Arab datang ke Suriah. Pada awal Januari 2023, Menlu UEA juga datang ke Damaskus.
Assad menyebut, lawatan BKSAP Arab amat berarti bagi bangsa Suriah. Apalagi, lawatan itu dilakukan di tengah kesulitan yang melanda bangsa itu. Dilaporkan kantor berita SANA, Assad menyebut lawatan itu bukti keefektifan lembaga di antara bangsa-bangsa Arab. Sejak gempa, bangsa-bangsa Arab telah mengirimkan bantuan ke Suriah.
Sementara pekan lalu di Jerman, Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan Al-Saud menyebut, dialog dengan pemerintahan Suriah amat penting. Ia menyebut, pengucilan terhadap pemerintahan Assad terbukti tidak bermanfaat.
Pernyataan itu menggambarkan perubahan sikap Riyadh. Sejak perang saudara meletus, Arab Saudi mendukung oposisi dan pemberontak Suriah. Dengan pernyataan Faisal, Arab Saudi memandang Assad tidak bisa lagi dikucilkan.
Negara-negara Arab lain telah mengambil langkah lebih maju dibandingkan Arab Saudi. Pada Juni 2022, Bahrain membuka lagi kedutaannya di Damaskaus. Adapun Aljazair dan sejumlah anggota Liga Arab mendorong pemulihan status keanggotaan Suriah di organisasi itu. (REUTERS/AP)