Korea Utara kembali melakukan unjuk kemampuan militernya dengan meluncurkan dua rudal balistik ke arah Jepang, Senin (20/2/2023) pagi. Korut ingin memperlihatkan bahwa wilayah Pasifik berada dalam jarak tembak mereka.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
Tokyo, Senin — Jepang dalam keadaan siaga setelah Korea Utara menembakkan dua rudal balistik ke arah wilayah teritorial mereka, Senin (20/2/2023) pagi. Penembakan dua rudal balistik itu hanya selang dua hari setelah tindakan yang sama. Uji coba penembakan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke lepas pantai barat Jepang, memicu latihan udara bersama Angkatan Udara Jepang bersama dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Kantor berita KCNA menyebut, unit Artileri Jarak Jauh di wilayah barat menembakkan dua rudal berkaliber 600 mm membidik target sejauh masing-masing 395 kilometer (245 mil) dan 337 kilometer (209 mil).
“Atas perintah untuk melakukan penembakan demonstrasi kekuatan, unit artileri jarak jauh KPA (Tentara Rakyat Korea) di front barat menetapkan target virtual masing-masing 395 km dan 337 km dari titik peluncuran dan menembakkan dua peluru 600 mm beberapa peluncur roket menuju Laut Timur pada pagi hari tanggal 20 Februari,” kata laporan KCNA. Di saat yang sama, KCNA menyebut, subunit lain juga terus melakukan latihan tempur.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, kedua rudal balistik ditembakkan sekitar pukul 22.00 GMT atau pukul 05.00 waktu Indonesia. Kedua rudal tersebut mencapai ketinggian 100 km dan 50 km, menempuh jarak sekitar 350-400 kilometer sebelum jatuh di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang. Tidak ada kerusakan yang ditimbulkan akibat ujicoba itu.
Dalam sebuah pernyataan, Kemhan Jepang mengatakan, bekerja sama dengan Amerika Serikat, akan terus mengumpulkan dan menganalisis informasi yang mereka peroleh tentang situasi terakhir.
"Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik berulang kali, mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional. Jepang mengajukan protes keras dan mengutuk Korea Utara,” sebut Kemhan Jepang dalam pernyataannya.
Kantor berita Kyodo, Jepang, menyebut Pemerintah Jepang tengah mengupayakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas peluncuran rudal-rudal Korut dalam beberapa hari terakhir.
Sehari sebelumya, Pyongyang baru mengakui bahwa mereka menembakkan ICBM Hwasong-15, Sabtu (18/2/2023), atas perintah Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un. KCNA menyebut, rudal itu meluncur sejauh 989 kilometer hingga ketinggian maksimum 5.768 kilometer sebelum mengenai sasaran di perairan terbuka di lepas pantai sebelah barat Jepang setelah terbang selama sekitar 1 jam. (kompas.id, Minggu (19/2/2023)
Peringatan Kim Yo Jong
Penembakan rudal selama dua hari berturut-turut oleh Pyongyang bersamaan dengan peringatan yang disampaikan adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong. Dalam pernyataannya dia menyebut Korut dan kemampuan militer yang dimilikinya bisa mengubah wilayah Pasifik berada dalam sasaran tembak mereka bila terus meningkatkan kehadiran aset strategis AS di Semenanjung Korea, termasuk latihan militer bersama AS-Jepang-Korea Selatan.
"Kami dengan hati-hati memeriksa pengaruhnya terhadap keamanan negara kami. Frekuensi penggunaan Pasifik sebagai jarak tembak kami bergantung pada karakter aksi pasukan AS,” kata Kim Yo Jong.
Dalam pernyataannya, dia juga membantah penilaian sejumlah ahli yang menyebut Korut membutuhkan waktu lebih dari sembilan jam untuk meluncurkan rudal secara tiba-tiba. Karena waktu peluncuran yang sangat sempit dan mendadak, katanya, bahkan militer Korsel tidak sempat menerbangkan pesawat pengintainya.
"Kami telah memiliki teknologi dan kemampuan yang memuaskan dan, sekarang akan fokus pada peningkatan kuantitas kekuatan mereka," katanya.
Yo Jong, yang juga merupakan Wakil Direktur Departemen Komite Sentral Partai Buruh Korea dalam pernyataanya mereka tidak berniat mengubah arah kebijakannya saat ini untuk meningkatkan ketegangan.
Sementara itu, China dan Jepang menyatakan akan melakukan pertemuan lanjutan pascapertemua kedua menteri luar negeri di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, Sabtu (18/2/2023). Dalam pertemuan itu, selain membahas masalah Ukraina dan Rusia, Menlu Jepang Yoshihamasa Hayashi dan Menlu China Wang Yi juga membahas masalah sengketa teritorial antara kedua negara serta peluncuran ICBM terbaru Korut.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kemlu Jepang, Hayashi disebut mengutuk peluncuran rudal terbaru Korea Utara pada hari Sabtu, sambil menyerukan China untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat internasional di bawah aturan internasional yang ditetapkan. (AFP/Reuters)