AS-Korsel Gelar Latihan Militer Setelah Korut Tembakkan Rudal
Korsel-AS dan Korut saling melempar tuduhan provokasi dan sama-sama merespons dengan melakukan latihan perang.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
SEOUL, SELASA — Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan militer bersama berskala terbesar selama lima tahun terakhir. Latihan ini menanggapi uji coba rudal balistik Korea Utara pada hari Minggu (25/9/2022). Sikap politik luar negeri Korea Selatan kini semakin tegas dan menjauh dari Korea Utara.
”Kedua sahabat berkomitmen menjaga perdamaian dan demokrasi di Semenanjung Korea. Oleh karena itu, pertahanan kita harus senantiasa dikuatkan guna menghadapi segala ancaman,” kata Kwak Kwang-sub, perwira senior Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel), kepada surat kabar The Korea Times, Selasa (27/9/2022).
Berdasarkan data Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut Korsel, latihan tersebut akan berlangsung selama empat hari, yakni dari tanggal 27 September hingga 30 September. Ada 20 kapal yang dilibatkan. Dari AS ada kapal induk kelas Nimitz, yaitu USS Ronald Reagan. Ada juga kapal selam bertenaga nuklir USS Annapolis.
Sementara itu, dari pihak Korsel ada kapal perusak kelas Aegis, yaitu Seoae Ryu Song-ryong yang berbobot 7.600 ton. Terdapat pula pesawat tempur F-15K, KF-16, P3, P8, dan helikopter tempur Apache. Latihan diadakan di Laut China Timur. Akan tetapi, jadwal dan jenis latihan dirahasiakan baik oleh Korsel maupun AS. Salah satu dugaan ialah latihan untuk melacak keberadaan kapal selam Korea Utara (Korut). Negara ini memiliki armada kapal selam terbesar di dunia, yaitu 90 kapal selam bertenaga mesin diesel.
Pada Minggu (25/9/2022), Korut menembakkan rudal balistik jarak pendek dari Taechon di Provinsi Pyongan. Rudal itu terbang sejauh 600 kilometer dan kemudian jatuh di perairan di pesisir timur Semenanjung Korea. Militer Korsel menduga, rudal itu adalah KN-23 yang pertama kali diuji coba pada 2019. Rudal itu bisa membawa hulu ledak nuklir dengan jangkauan hingga 700 kilometer. Artinya, rudal bisa mencapai kota Busan di Korsel.
Uji coba itu terjadi sebelum kedatangan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke Seoul pada Kamis (29/9/2022). Korsel memperkirakan, Korut akan melangsungkan uji coba penembakan rudal balistik dari kapal selam dalam waktu dekat.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol memang bersikap lebih keras terhadap Korut. Ia berbeda dengan pendahulunya, Presiden Moon Jae-in, yang mengutamakan dialog dan pendekatan lunak untuk membangun hubungan harmonis antara kedua Korea. Bagi Yoon, Korsel harus menunjukkan mereka tidak takut dengan segala gertak Korut.
Isu latihan militer ini dibawa oleh Korut ke sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, AS. Duta Besar Korut untuk PBB Kim Song mengecam tindakan AS yang selama 30 tahun dinilai sengaja merusak hubungan Korut dengan Korsel.
”Latihan ini adalah tindakan memanas-manasi situasi dan memancing terjadinya konflik. Ini tidak bisa dibenarkan,” ujar Kim.
Sahabat Korut, China, turut mengemukakan hal serupa. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam jumpa pers harian mengutarakan bahwa sudah saatnya AS mengambil tanggung jawab atas segala keretakan hubungan di Asia Pasifik.
”Pyongyang menembakkan rudal adalah hak mereka dan karena diprovokasi berbagai kegiatan yang sengaja merenggangkan hubungan di kawasan,” ujarnya. (AFP)