Gelombang pertama bantuan misi kemanusiaan Indonesia untuk korban bencana gempa bumi di Turki dan Suriah sudah mendarat di kota Andana, Turki. Gelombang kedua dan ketiga akan menyusul pada 14 dan 19 Februari mendatang.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
ADANA, SENIN — Gelombang pertama misi kemanusiaan Pemerintah Indonesia untuk penanganan pascabencana gempa bumi di Turki telah tiba di Bandara Adana atau Bandar Udara Adana Şakirpaşa di kota Adana, Provinsi Adana, Turki, Minggu (12/2/2023). Misi kemanusiaan itu diangkut menggunakan dua pesawat TNI Angkatan Udara yang tiba pada waktu berbeda.
Pesawat B737-400 yang membawa 47 personel Medium Urban SAR Basarnas (MUSAR Inasar) dan perlengkapan ringan mendarat pukul 10.00 waktu setempat. Pesawat Hercules C-130 yang membawa perlengkapan berat dan bantuan kemanusiaan dari Kementerian Pertahanan mendarat pukul 17.00 waktu setempat.
Perkembangan terakhir mengenai bantuan ini disampaikan secara tertulis oleh pihak Kedutaan Besar RI di Ankara, Turki.
”Setelah menurunkan penumpang dan muatan, pesawat pertama langsung terbang kembali ke Indonesia. Sementara pesawat kedua, setelah bongkar muat, langsung terbang ke kota Ankara untuk istirahat dan pergantian kru,” kata Kolonel Amir Ali Akbar, Atase Pertahanan RI yang ditugaskan Kedutaan Besar RI Ankara, Turki, untuk mengoordinasikan pendaratan semua gelombang penerbangan.
Setiba di Bandara Adana yang merupakan pusat kedatangan seluruh bantuan kemanusiaan yang datang dengan pesawat, tim dari Indonesia langsung mendapatkan pembekalan awal oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal dan koordinator misi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bambang Surya Putra.
Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) memberikan dukungan penuh sehingga seluruh proses pendaratan, perizinan, imigrasi, serta bea cukai berjalan lancar. Segera setelah pendaratan pesawat pertama, semua personel Inasar meluncur menuju daerah operasi yang telah ditentukan AFAD, yaitu di Antakya, Provinsi Hatay. Setiba di Antakya, tim Inasar langsung berkoordinasi dengan Kantor PBB untuk Kemanusiaan di daerah itu.
Gelombang pertama misi kemanusiaan Indonesia untuk penanggulangan gempa di Turki ini akan disusul gelombang kedua yang direncanakan terbang pada 14 Februari 2023 dan gelombang ketiga pada 19 Februari 2023.
Tim kemanusiaan serta bantuan itu diberangkatkan pada Sabtu (11/2/2023) dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang melepas tim kemanusiaan menjelaskan, tim yang diperbantukan ke Turki terdiri dari 47 anggota tim Musar Basarnas dan 13 anggota tim BNPB.
”(Untuk) Bantuan tahap pertama hari ini, kami mengirimkan Musar Team mengingat sekarang ini yang terpenting adalah pencarian dan penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan selama masa kritis,” kata Muhadjir.
Wilayah Turki selatan dan Suriah utara diguncang gempa dahsyat bermagnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023). Hingga Minggu pagi WIB, korban tewas akibat gempa itu lebih dari 28.000 orang dan ribuan lainnya luka-luka.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengungkapkan, 31.000 personel tim penyelamat dikerahkan untuk menyelamatkan para korban yang diperkirakan masih tertimbun reruntuhan bangunan yang ambruk. Namun, lima hari setelah gempa, harapan untuk dapat menyelamatkan mereka semakin menipis.
Gempa pekan lalu adalah yang terburuk di Turki sejak 1939.
Kabar yang diterima sampai dengan Senin pagi ini, jumlah korban meninggal akibat gempa di Turki dan Suriah lebih dari 33.000 orang. Merujuk laporan Reuters, korban tewas di Turki sebanyak 29.695 orang. Sementara korban tewas di Suriah lebih dari 3.500 orang.
Pada operasi pencarian Minggu (12/2/2023) atau sepekan setelah gempa, tim penanggulangan masih berhasil menyelamatkan sejumlah korban dari puing-puing bangunan. Semakin lama evakuasi dilakukan, semakin kecil pula peluang bisa menemukan korban selamat. Gempa pekan lalu adalah yang terburuk di Turki sejak 1939. (REUTERS/LUK)