PBB Minta Lebih Banyak Pembukaan Jalur Kemanusiaan di Suriah
Situasi perang saudara di Suriah membuat bantuan kemanusiaan internasional susah masuk.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
ANKARA, MINGGU — Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta agar perbatasan Turki dengan Suriah dibuka total demi melancarkan penyaluran bantuan kemanusiaan ataupun alat-alat evakuasi ke Suriah. Suriah dilanda perang saudara sejak 2011 dan wilayah gempa di barat laut lebih banyak dikuasai kelompok pemberontak.
Pesan ini dikemukakan oleh salah satu badan PBB, yaitu Program Pangan Dunia (WFP), melalui Direktur Regional untuk Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa Timur Corinne Fleischer. ”Sebanyak 90 persen rakyat Suriah selama sepuluh tahun terakhir tergantung pada bantuan kemanusiaan. Sekarang, mereka benar-benar di antara hidup dan mati. Kita semua harus segera datang menolong,” tuturnya, dikutip oleh surat kabar The Independent, Minggu (12/2/2023).
Dua gempa mengguncang Turki tenggara dan Suriah barat daya pada Senin (6/2/2023). Magnitudonya ialah 7,7 pada gempa pertama dan 7,6 pada gempa kedua. Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) mendata 6.444 bangunan di negara tersebut hancur, sementara jumlah bangunan rusak ataupun rusak parah ada puluhan ribu.
Fleischer menjelaskan, butuh tiga hari bagi truk PBB melintasi perbatasan Turki-Suriah. Selama tiga hari itu, rakyat Suriah bertahan di tengah segala keterbatasan. Selain akibat infrastruktur rusak dan keterbatasan transportasi, lamanya kedatangan bantuan PBB ini ialah karena hanya satu jalur kemanusiaan yang dibuka, yaitu Bab al-Hawa.
”Kami meminta agar koridor-koridor lain dibuka, jangan hanya satu jalur. Situasi darurat bencana ini diharapkan bisa mengesampingkan masalah politik untuk sementara agar rakyat bisa ditolong,” ujarnya.
Di lokasi gempa, Kepala Satuan Tanggap Bencana PBB Martin Griffiths tengah berada di Hatay, Turki. Sebelumnya, ia mengunjungi Gaziantep dan Kahramanmaras. PBB mencatat jumlah korban tewas di Turki adalah 24.617 jiwa dan di Suriah 3.574 jiwa. Total penduduk di kedua negara yang terdampak gempa mencapai 26 juta jiwa.
”Saat ini, di Suriah ada 870.000 orang yang membutuhkan makanan hangat dan bergizi. Sebanyak 5,3 juta orang tidak memiliki tempat tinggal dan kita butuh banyak pertolongan untuk membangun posko yang layak bagi mereka,” kata Griffiths.
PBB telah mengumumkan butuh dana 42,8 juta dollar Amerika Serikat untuk menangani kerugian dan kerusakan akibat bencana di Turki dan Suriah. Lembaga ini juga meminta negara-negara Barat menangguhkan sanksi ekonomi kepada Suriah.
Barat menjatuhkan sanksi sepihak kepada Suriah karena Presiden Suriah Bashar al-Assad adalah lawan politik Barat di politik internasional. Per Kamis (9/2/2023), AS setuju untuk mencabut sanksi secara terbatas selama enam bulan ke depan.
Assad bersama istrinya, Asma, mengunjungi lokasi gempa di Latakia. Ia mengatakan bahwa pemerintah akan mengirim bantuan ke wilayah-wilayah terdampak yang dikuasai kelompok pemberontak. Akan tetapi, belum ada keterangan waktu dan tempat bantuan itu akan diturunkan.
Di Aleppo, kelompok Helm Putih yang merupakan organisasi sipil di bawah gerakan pemberontak memutuskan menghentikan proses evakuasi setelah berusaha selama 108 jam. Penutupan perbatasan membuat wilayah yang dikuasai pemberontak tidak bisa mengakses alat-alat berat untuk mengangkat puing-puing.
Helm Putih bekerja dengan peralatan seadanya, bahkan tidak jarang menggali dengan tangan kosong. Dalam keterangan pers organisasi itu, mereka meyakini tidak ada lagi orang yang hidup di bawah puing-puing.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tengah mempersiapkan kedatangan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Basarnas. Menurut rencana, bantuan akan tiba dalam empat gelombang.
Gelombang pertama, dua pesawat Hercules akan mengangkut 47 petugas beserta perlengkapan. Gelombang ini dijadwalkan tiba pada Jumat petang.
Adapun gelombang kedua dijadwalkan tiba per 14 Februari dan membawa 110 petugas medis kedaruratan beserta peralatan rumah sakit lapangan. Gelombang ketiga dan keempat nanti membawa bantuan kemanusiaan seberat 40 ton. (AFP)