80 Tahun Pertempuran Stalingrad dan Bayang-Bayang Perang Ukraina
Pertempuran Stalingrad pecah 80 tahun silam. Di pertempuran yang menewaskan sekitar 2 juta orang itu, pasukan Rusia berhasil mengalahkan pasukan Jerman, Peristiwa ini menjadi awal kekalahan Jerman pada Perang Dunia II.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
Masih ingat Enemy at the Gates, film tahun 2001 yang dibintangi aktor Jude Law? Itu salah satu dari setidaknya 12 film yang menggunakan pertempuran Stalingrad sebagai latar ceritanya.
Pertempuran Stalingrad antara pasukan Nazi Jerman dan Tentara Merah Uni Soviet berlangsung selama enam bulan, 23 Agustus 1942-2 Februari 1943, di Kota Stalingrad, Rusia. Merenggut sekitar 2 juta jiwa, pertempuran sengit pada Perang Dunia (PD) II itu berakhir dengan kemenangan Tentara Merah atas Tentara ke-6 Hitler.
Peristiwa ini menjadi pintu pembuka kekalahan Nazi pada pertempuran-pertempuran berikutnya hingga akhirnya membawa kemenangan sekutu atas Nazi pada dua tahun kemudian.
Pasukan Nazi Jerman menyerah kepada Tentara Merah. Mereka terperangkap di dalam kota yang kondisinya sudah hancur lebur saat musim dingin menerpa. Kemenangan di pertempuran ini menjadi simbol patriotisme kuat bagi rakyat Rusia sampai hari ini.
Kamis (2/2/2023) merupakan peringatan 80 tahun kemenangan Tentara Merah atas Tentara ke-6 Hitler. Rusia mengagung-agungkannya sebagai peristiwa yang menyelamatkan Benua Eropa dari Adolf Hitler. Sampai sekarang, kota itu dielu-elukan sebagai ”Kota Pahlawan”.
Stalingrad terletak sekitar 900 kilometer dari ibu kota Moskwa. Sebelum perang, Stalingrad yang berpenduduk 600.000 orang itu merupakan kompleks industri Uni Soviet dengan banyak pabrik. Kota ini banyak memproduksi peralatan militer bagi Uni Soviet. Stalingrad juga berperan sebagai pintu gerbang ke ladang minyak Kaukasus serta ke Asia Tengah dan Laut Kaspia.
Bagi Hitler yang pada Juni 1941 menarik diri dari pakta non-agresi Jerman-Soviet, Stalingrad merupakan target menggiurkan. Kota itu layak untuk direbut dalam pertarungan epik.
Tentara Merah memberikan serangan balasan kuat dan mengepung pasukan musuh lalu membiarkan mereka kelaparan saat musim dingin.
Joseph Stalin, pemimpin Uni Soviet pada waktu itu, bertekad mempertahankan Stalingrad dengan cara apa pun. Ia memerintahkan serangan dari segala arah. ”Jangan mundur satu langkah pun. Pasukan yang mundur akan ditembak,” kata Stalin yang memerintahkan seluruh pasukannya untuk mempertahankan posisi mereka.
Angkatan Darat ke-6 Jerman yang dipimpin Jenderal Friedrich Paulus sempat berhasil menguasai 90 persen kota. Namun, pada November, Tentara Merah memberikan serangan balasan kuat dan mengepung pasukan musuh lalu membiarkan mereka kelaparan saat musim dingin.
Pada Januari 1943, Uni Soviet melancarkan serangannya yang terakhir. Dan akhirnya, Soviet merebut kembali semua distrik kota yang hancur hingga pasukan Jerman akhirnya menyerah.
Stalingrad didirikan pada akhir abad ke-16 di tepi Sungai Volga. Dulu, awalnya kota itu bernama Tsaritsyn. Namanya lalu diganti menjadi Stalingrad pada 1925 untuk menghormati Stalin. Setelah kematian Stalin pada 1953, nama kota itu diubah lagi pada 1961 menjadi Volgograd. Alasannya, banyak penolakan terhadap sosok Stalin yang diktator.
Pada 2013, anggota parlemen Volgograd menghidupkan kembali nama Stalingrad untuk tujuan seremonial saja selama enam hari dalam setahun. Ini termasuk 2 Februari untuk memperingati penyerahan diri Nazi.
Memiliki banyak monumen Soviet, Volgograd tumbuh sebagai kota yang memiliki bisnis wisata sejarah. Terdapat, misalnya, tugu peringatan pertempuran di puncak bukit. Ada patung perempuan setinggi 85 meter yang menjulang tinggi dengan pedang terangkat. Patung ini dikenal dengan patung ”Panggilan Tanah Air”.
”Para pejuang Stalingrad meninggalkan warisan besar kepada kami: cinta untuk Tanah Air, kesiapan untuk melindungi kepentingan dan kemerdekaannya dan untuk berdiri teguh dalam menghadapi ujian apa pun,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin saat peringatan pada 2018.
Tahun ini, Putin kembali memimpin upacara peringatan pertempuran Stalingrad. Mengutip kantor berita Rusia, TASS, Putin mengunjungi kompleks peringatan di Mamayev Kurgan di Volgograd, Kamis malam WIB. Setelah meletakkan karangan bunga di Api Abadi di Aula Kemuliaan Militer, ia memimpin upacara mengheningkan cipta bagi tentara Soviet yang gugur.
Peringatan 80 tahun pertempuran Stalingrad terjadi dalam bayang-bayang perang di Ukraina. Bagi Putin, invasi ke Ukraina merupakan respons akhir atas usaha perluasan NATO yang mengancam Rusia.
Peringatan 80 tahun pertempuran Stalingrad terjadi dalam bayang-bayang perang di Ukraina.
Putin sering menyamakan operasi militer khusus di Ukraina dengan perang melawan Nazi Jerman kala PD II. Pada saat Hari Peringatan Holocaust pekan lalu, Putin juga menuduh ”neo-Nazi di Ukraina” melakukan kejahatan terhadap warga sipil.
Neo Nazi yang diklaim Putin merujuk pada pengikut paham Stepan Andriyovych Bandera (1 Januari 1909-15 Oktober 1959). Bagi Rusia, Bandera adalah kolaborator Nazi. Sementara bagi banyak warga Ukraina, ia adalah pahlawan.
Narasi sebaliknya disuarakan Ukraina dan Barat. Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada pidato di Gedung Putih pada 24 Februari 2022 menyatakan, militer Rusia melancarkan serangan brutal atas rakyat Ukraina. Tindakan ini dilakukan Putin tanpa adanya provokasi, pembenaran, dan kebutuhan mendesak apa pun.
Selalu ada dua versi atau bahkan lebih dalam setiap kisah. Tidak saja soal perang di Ukraina, pertempuran di Stalingrad pun dalam sejumlah aspek punya beberapa versi.
Jika perang ini punya sejumlah alasan, sudah pasti rakyat dan tentara bukan salah satunya.
Namun, satu yang pasti, setidaknya makam tentara Jerman dan Rusia dari pertempuran Stalingrad dikebumikan dalam satu kompleks di kuburan militer di Rossoshka, luar kota Volgograd. Hanya jalan kecil memisahkan mereka yang sama-sama jadi korban perang.
Pada perang di Ukraina, satu hal juga yang pasti, rakyat dan tentara adalah korban. Jika perang ini punya sejumlah alasan, sudah pasti mereka bukan salah satunya.