Israel Diduga Serang Iran Setelah Latihan Bersama Amerika Serikat
Israel sejak lama mengawasi potensi Iran mengembangkan senjata hipersonik. Mossad menduga Rusia memberi teknologi persenjataan hipersonik ke Iran.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
TEHERAN, SENIN — Israel diduga kuat menyerang pabrik senjata Iran di Isfahan. Serangan dilancarkan setelah Israel latihan perang udara dengan Amerika Serikat selesai. Serangan juga terjadi selepas pejabat badan intelijen kedua negara bertemu di Israel.
Kementerian Pertahanan Iran membenarkan adanya serangan pesawat nirawak pada Sabtu (28/1/2023) malam atau Minggu (29/1/2023) dini hari WIB. Media Iran, Fars dan Tasnim, melaporkan setidaknya ada tiga pesawat nirawak dipakai dalam serangan itu. Salah satu pesawat gagal ditangkal artileri pertahahan udara Iran.
Dalam pernyataan pada Minggu, Teheran menyebut serangan itu merusak atap salah satu bangunan. Teheran menyebutnya sebagai kerusakan kecil. Iran tidak menyebut lebih lanjut fungsi fasilitas yang menjadi serangan itu. Teheran juga tidak menunjuk pihak mana pun sebagai pelaku.
Sementara media Israel, seperti Jerusalem Post dan Times of Israel melaporkan, setidaknya empat ledakan terjadi di kompleks yang diserang. Tel Aviv dan Teheran sama-sama tidak memaparkan lebih lanjut detail kerusakan akibat serangan itu.
Sementara The Wall Street Journal menyebut, Israel menyerang fasilitas itu. Media AS itu mengutip pejabat AS yang menolak identitasnya diungkap. Ada pun Reuters melaporkan, seorang pejabat pertahanan AS menolak menjawab apakah AS tidak terlibat dalam serangan tersebut.
Beberapa jam selepas insiden di Isfahan, terjadi pula serangan terhadap konvoi kendaraan di perbatasan Irak-Suriah. Jerusalem Post menyebut, tidak diketahui pesawat jenis apa yang menyerang. Ada pun iringan kendaraan itu disebut terdiri dari “truk berpendingin” tanpa dijelaskan apa muatannya. Menurut Times of Israel, serangan terjadi di jalur yang sejak lama dipantau Israel sebagai rute pasokan senjata dari Iran ke Lebanon.
Berulang Kali
Sebelum serangan ke Isfahan, Israel sudah berulang kali menyerang berbagai fasilitas militer dan persenjataan Israel. Pada Juli 2020 dan April 2021, Israel menyerang kompleks reaktor nuklir Natanz. Sementara pada Juni 2021 dan Februari 2022, Israel menyerang kompleks pabrik persenjataan di Karaj.
Menurut WSJ, lokasi serangan pada Sabtu malam dekat dengan fasilitas penelitian dan pengembangan bahan bakar nuklir Iran. Isfahan juga menjadi tempat penyimpanan jet tempur Iran serta markas unit antariksa Iran. Diduga, provinsi itu menjadi pusat peluncuran rudal balistik Iran.
Sebelum serangan ke Isfahan, Israel sudah berulang kali menyerang berbagai fasilitas militer dan persenjataan Israel.
Serangan ke Isfahan terjadi beberapa hari setelah latihan perang “Juniper Oak 2023” selesai. Melibatkan hampir 8.000 tentara dan menggunakan 140 pesawat terbang serta 12 kapal perang, latihan itu fokus pada serangan udara yang dilancarkan dari kapal dan darat.
Selepas latihan, Direktur Badan Intelijen Pusat AS William Burn datang ke Israel. Beberapa jam setelah Burn bertemu para pejabat Israel, serangan terjadi di Isfahan.
Di sela lawatan ke Mesir, Minggu (29/1/2023), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut, semua opsi tersedia bila menyangkut program nuklir Iran. Menurut dia, Presiden AS Joe Biden berkeras Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
Jerusalem Post melaporkan, Israel semakin gelisah atas perkembangan pengembangan persenjataan Iran. Badan intelijen AS, Mossad, dan angkatan bersenjata Israel (IDF), sejak lama mengawasi potensi Iran mengembangkan senjata hipersonik.
Mossad menduga Rusia memberi teknologi persenjataan hipersonik ke Iran. Pemberian itu bagian dari pembayaran atas pasokan pesawat nirawak Teheran untuk Moskwa. Pesawat-pesawat itu dipakai Rusia menyerang Ukraina.
Serangan ke Isfahan terjadi beberapa pekan setelah Iran mengumumkan penangkapan jaringan mata-mata Israel. Jaringan itu menyebar sampai Malaysia dan Singapura. (AFP/REUTERS/RAZ)