Dua Jenderal Guru dan Murid Akan Bertarung pada Pemilu Thailand
Prawit Wongsuwon, Wakil PM Thailand, dicalonkan sebagai perdana menteri pada pemilu Mei nanti. Dia akan bersaing dengan anak didiknya, Prayuth Chan-ocha, PM petahana.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
BANGKOK, JUMAT — Partai berkuasa di Thailand, Partai Palang Pracharat (PPRP), mencalonkan Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwon sebagai kandidat perdana menteri dalam pemilu, Mei mendatang. Prawit, mantan Panglima Angkatan Darat Thailand, kemungkinan besar akan bersaing dengan Paetongtarn Shinawatra, putri mantan PM Thaksin Shinawatra, dan Prayuth Chan-ocha, PM Thailand saat ini.
"Dia pusat gravitasi partai. Anggota kami, seluruh anggota parlemen kami melihatnya sebagai sosok yang paling cocok untuk menduduki jabatan tersebut,” kata Wakil Ketua PPRP Paiboon Nititawan seusai rapat pencalonan internal partai di Bangkok, Thailand, Jumat (27/1/2023).
Prawit sendiri tidak hadir pada rapat yang berujung pada pencalonan dirinya itu. Dia juga tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentarnya soal pencalonan tersebut. Akan tetapi, saat ditanya kesiapannya bila dicalonkan PPRP sebagai perdana menteri, yang merupakan partai pro-militer, Prawit pekan lalu berkata, “Pilih saja saya.”
Melalui unggahan pesan di Facebook, Rabu (25/1/2023), Prawit mengatakan, "Politisi harus mampu bekerja dengan seluruh partai, berkompromi guna mengurangi konflik dan mengikuti kepentingan rakyat."
Prawit adalah tokoh militer yang dikenal sebagai politisi ulung karena kemampuannya sebagai pembuat kesepakatan politik. Kali ini ia harus berhadapan dengan muridnya, Prayuth, yang telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon PM sejak awal Januari tahun ini.
Prayuth dan Prawit kerap saling menyebut satu sama lain sebagai saudara. Keduanya bahu-membahu saat mereka melancarkan kudeta terhadap pemerintahan sipil yang dipimpin keluarga Shinawatra tahun 2014. Prawit pernah mengakui Prayuth sebagai anak ideologisnya.
Prayuth memutuskan berpisah dengan mentornya, Prawit, dan bergabung dengan Ruam Thai Sang Chart, partai yang baru saja dibentuk. Dalam Bahasa Inggris, partai itu disebut United Thai Nation Party atau Partai Persatuan Bangsa Thailand.
Prayuth dan Prawit kerap saling menyebut satu sama lain sebagai saudara. Keduanya bahu-membahu saat mereka melancarkan kudeta militer tahun 2014.
Popularitas Prayuth saat ini tengah menurun di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari efek pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 telah memukul sektor utama ekonomi Thailand, yaitu pariwisata.
Putri Thaksin
Sementara bakal calon lainnya, Paeongthorn Shinawatra, diperkirakan akan maju melalui partai oposisi utama, Pheu Thai. Meski dukungan warga diperkirakan sangat besar bagi partai oposisi, konstitusi negara saat ini--yang dirancang pada ketika militer berkuasa--memberi keuntungan lebih bagi partai-partai yang terkait dengan militer.
Prayuth dan Prawit, kedua mantan jenderal, akan memperebutkan dukungan elektoral dari kelompok warga yang konservatif. Menurut beberapa pengamat, hal itu akan menguntungkan bagi keduanya dan partai pendukungnya. Mereka diperkirakan bisa melanggengkan kekuasaan militer dan kelompok konservatif dalam pemilihan nanti.
"Ada kemungkinan kuat bahwa mereka akan bekerja sama selama dan setelah pemungutan suara," kata Ben Kiatkwankul, penasehat urusan pemerintah pada lembaga Maverick Consulting Group.
Menurut Ben, kemungkinan kedua partai akan menerapkan strategi memecah belah dan menaklukkan (divide and conquer). Strategi ini lazim digunakan dalam militer. Prawit yang dinilai saat ini lebih populer akan diberi keleluasaan untuk memenangi dukungan dan suara calon pemilih di wilayah di mana Prayuth tidak populer. Begitu juga sebaliknya. (AFP/REUTERS)