Kemenangan di Bahkmut dan Soledar juga bisa membuat semangat pasukan Rusia kembali naik. Sejak Juni lalu, Rusia sudah berusaha merebut Bakhmut. Sampai sekarang, kota itu masih bisa dikuasai Ukraina.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
KYIV, MINGGU — Perang kota dipadu baku tembak dengan artileri terus berlanjut di Soledar, Ukraina. Sementara di berbagai kota lain di negara itu, rudak-rudal Rusia terus menghantam berbagai sasaran nyaris tanpa bisa ditangkal. Rudal Rusia, antara lain, menghantam Dnipro pada Sabtu (14/1/2023) sore waktu Kyiv atau Minggu (15/1) dini hari WIB. Hingga Minggu siang waktu setempat, setidaknya 23 orang tewas dan 73 lain cedera gara-gara rudal menghantam rumah susun di Dnipro.
Kepala Staf Angkatan Udara Ukraina Mykola Oleshchuk mengatakan, Rusia menggunakan rudal Kh-22 dalam serangan itu. Sejak perang meletus hampir setahun lalu, Ukraina mendeteksi paling sedikit 210 rudal itu ditembakkan Rusia. ”Tidak ada satu pun dijatuhkan oleh senapan antipesawat,” ujarnya.
Rudal perlu dijatuhkan dengan artileri pertahanan udara (arhanud). Sayangnya, Ukraina tidak punya arhanud memadai. Patriot dan sejumlah arhanud yang dijanjikan Amerika Serikat serta sekutunya belum diterima Ukraina.
Bagian penting
Sejauh ini, pasokan utama Washington dan sekutunya ke Kyiv berupa artileri medan (armed). Artileri menjadi bagian penting serangan dan pertahanan Ukraina, termasuk dalam pertempuran yang terjadi di Soledar. Dalam beberapa hari terakhir, salah satu kota kecil di Donetsk itu jadi lokasi lokasi perang kota dan adu artileri Rusia-Ukraina.
Kepada Aljazeera, seorang anggota pasukan Ukraina di Bakhmut menyebut pasukan Rusia bergerak dalam regu-regu kecil di Soledar. Dengan demikian, mereka sulit disasar artileri Ukraina. ”Mereka juga bergerak di antara pepohonan,” kata seorang pasukan Ukraina yang mengaku bertama Gora.
Pergerakan di antara gedung dan pohon telah terjadi dalam berbagai pertempuran di kota lain di Ukraina dalam setahun terakhir. Selain pasukan, Rusia-Ukraina juga saling menembakkan armed.
Bakhmut terletak 7 kilometer di barat daya Soledar. Kota yang pernah dihuni 10.000 orang itu berada di antara Lysychansk dan Bakhmut. Sampai Minggu, Kyiv terus menyangkal Rusia telah menduduki kota itu. Sementara sejumlah pemantau perang di Eropa Barat menyebut kota itu praktis sudah dikuasai Rusia. Meski demikian, baku tembak dengan senapan dan armed masih terus belanjut di sana.
Kepada Aljazeera, pasukan Ukraina di Bakhmut mengaku kekurangan orang dan persenjataan. Di sisi lain, mereka meyakini Rusia juga kehilangan banyak orang. Pengajar kajian perang pada University of California, Branislav Slantchev, menyebut penguasaan Soledar akan membuat Rusia semakin mengepung Bakhmut. ”Bukan Soledar, Rusia mengejar Bakhmut,” ujarnya.
Jika menguasai Bakhmut, Rusia punya pijakan untuk melanjutkan penyerbuan ke utara. Kemenangan di Bakhmut dan Soledar juga bisa membuat semangat pasukan kembali naik. Sejak Juni 2022, Rusia sudah berusaha merebut Bakhmut. Sampai sekarang, kota itu masih bisa dikuasai Ukraina. Padahal, Rusia sudah menghabiskan ribuan butir peluru armed untuk ditembakkan ke Bakhmut. Kota itu sebagian dari wilayah Donetsk yang masih bebas dari pendudukan Rusia.
Ukraina optimistis bisa memukul balik Rusia saat paket terbaru bantuan persenjataan AS dan sekutunya tiba. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengumumkan, satu batalyon tank Challenger 2 akan dikirimkan ke Ukraina. Media Inggris, The Guardian, melaporkan London hanya akan memberikan 10 tank berat itu ke Kyiv.
Di sisi lain, seperti dilaporkan Sky News, London juga menyangkal akan memberikan empat helikopter serbu Apache ke Kyiv. (AFP/REUTERS)