Roket Cosmic Girl Buatan Inggris Gagal Orbit
Peluncuran satelit Inggris ke luar angkasa gagal karena roket milik Virgin Orbit mengalami ”anomali” sehingga membuatnya gagal mencapai orbit.
NEWQUAY, SENIN —Inggris terpaksa menelan pil pahit. Upayanya untuk menjadi negara Eropa pertama yang mampu meluncurkan satelit ke luar angkasa berakhir mengecewakan ketika roket milik Virgin Orbit mengalami ”anomali” yang membuatnya gagal mencapai orbit. Ambisi ruang angkasa Eropa terganjal lagi, sebelumnya misi roket Vega-C buatan Italia juga gagal setelah lepas landas dari Guyana, Perancis, akhir Desember lalu.
Kegagalan misi luar angkasa ini menjadi yang kedua dalam sejarah Virgin Orbit sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2020. Satelit-satelit itu sedianya digunakan untuk kepentingan sipil dan pertahanan, mulai dari pemantauan laut untuk membantu negara mendeteksi adanya penyelundupan manusia hingga pengamatan cuaca luar angkasa.
Baca juga: Satelit Komunikasi: Dulu, Kini, dan Nanti
Misi peluncuran horizontal Virgin Orbit ini dilakukan di pelabuhan antariksa di Cornwall, Inggris, Senin (9/1/2023). Direktur Ruang Angkasa Komersial di Badan Antariksa Inggris, Matt Archer, menjelaskan, roket LauncherOne Virgin sepanjang 21 meter dibawa di bawah sayap Boeing 747 yang dimodifikasi dan disebut ”Cosmic Girl” lalu diluncurkan di atas Samudra Atlantik. Roket kemudian terlepas dari pesawat dan dinyalakan sesuai rencana pada ketinggian 35.000 kaki.
Dari hasil pemantauan awal, pembakaran tahap pertama sudah berhasil membawa roket ke luar angkasa, tetapi pada tahap kedua terjadi ”anomali teknis dan gagal mencapai orbit seperti yang diharapkan”. Dari tampilan grafik pada laman resmi Badan Antariksa Inggris tampak mesin kedua terputus dua jam setelah lepas landas. Saat ini masalah anomali itu sedang dievaluasi.
Kepala Eksekutif Virgin Orbit, Dan Hart, berharap bisa segera kembali mengorbitkan satelit ke luar angkasa lagi sebelum akhir tahun 2023. Perusahaan Virgin Orbit yang sebagian dimiliki oleh miliarder asal Inggris Richard Branson sudah berencana menyebarkan sembilan satelit kecil ke orbit Bumi yang lebih rendah dalam misi pertamanya di luar pangkalan Amerika Serikat. Misi ini sudah digembar-gemborkan sebagai yang pertama dalam sejarah Cornwall, Inggris, dan Eropa. Ribuan warga yang menonton dari samping landasan bersorak saat ”Cosmic Girl” lepas landas.
Ketika kegagalan itu diumumkan, kerumunan orang itu kemudian perlahan bubar. Inggris berencana akan mengembangkan beberapa situs peluncuran mikro, termasuk dua landasan peluncuran vertikal di Skotlandia. Badan Antariksa Inggris menggambarkan misi Cornish ini sebagai momen kebanggaan nasional untuk industri luar angkasa Inggris yang sedang berkembang.
Baca juga: Pemanfaatan Data Citra Satelit pada 2021 Tertinggi
”Banyak sekali hal yang sudah dilakukan, tetapi pencapaiannya mengecewakan. Kami akan terus berusaha sampai berhasil,” kata Archer.
Peluncuran ini merupakan yang pertama dilakukan di wilayah Inggris. Satelit yang diproduksi Inggris sebelumnya harus dikirim ke orbit melalui pelabuhan antariksa asing. Seandainya misi ini berhasil, Inggris akan menjadi satu dari hanya sembilan negara yang bisa meluncurkan pesawat ke orbit Bumi. ”Bergabung dengan klub negara peluncuran yang benar-benar eksklusif sangat penting karena memberi kita akses sendiri ke luar angkasa. Ini yang belum pernah kita miliki sebelumnya di Inggris,” kata Kepala Pelabuhan Luar Angkasa Cornwall, Melissa Thorpe, kepada stasiun TV BBC sebelum peluncuran.
Eropa mengalami serangkaian kemunduran dalam satu tahun terakhir, di antaranya dengan penundaan peluncuran Ariane 6, akses ke roket Soyuz Rusia diblokir oleh perang Ukraina, Vega yang dilarang terbang, dan peluncuran pameran untuk industri peluncur kecil yang sedang berkembang ditinggalkan. Perang di Ukraina menunjukkan pentingnya tujuan militer taktis dari satelit yang lebih kecil, seperti yang diluncurkan dari Newquay, yaitu satelit yang dapat masuk ke orbit rendah dalam waktu yang jauh lebih cepat.
Baca juga: Tantangan Meliput Peluncuran Roket di Guyana-Perancis
Jumlah pangkalan antariksa di Eropa berkembang dalam beberapa tahun terakhir karena komersialisasi antariksa. Dulu, fungsi satelit utamanya digunakan untuk misi institusional oleh badan antariksa nasional, tetapi sebagian besar proyek pelabuhan antariksa Eropa kini merupakan inisiatif sektor swasta.
Perkembangan program luar angkasa kian cepat karena semakin banyak perusahaan start-up kecil, teknologi modern yang membuat roket dan satelit menjadi lebih kecil, dan jumlah aplikasi satelit yang berkembang pesat. Sekitar 18.500 satelit kecil yang bobotnya kurang dari 500 kilogram diperkirakan akan diluncurkan antara tahun 2022 dan 2031.
Jika dibandingkan 10 tahun lalu, hanya ada 4.600 satelit. Namun, perkembangan pesat ini tidak lepas dari kritik seperti yang dikatakan Direktur Drone Wars, Chris Cole. Ia mengatakan bahwa program luar angkasa sejatinya adalah perlombaan persenjataan luar angkasa yang akan mengarah pada risiko ketidakstabilan dan konflik yang lebih besar. (REUTERS/AFP)