Pemanfaatan Data Citra Satelit pada 2021 Tertinggi
Data dan informasi satelit penginderaan jauh dimanfaatkan berbagai pihak untuk beragam kepentingan, seperti pemetaan kebakaran hutan, zona tangkapan ikan, hingga untuk mitigasi bencana.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Warga memanfaatkan aplikasi sipandora di Jakarta, Kamis (31/1/2019). Aplikasi Sipandora (Sistem Pemantauan Bumi Nasional berbasis Android) yang diluncurkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) kini bisa dinikmati masyarakat. Aplikasi ini memberikan layanan data dan informasi satelit penginderaan jauh berbasis digital seperti zona potensi penangkapan ikan, suhu permukaan laut, produktivitas padi, peringatan dini bencana kebakaran lahan, dan kekeringan.
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 149.434 data dan informasi satelit penginderaan jauh dimanfaatkan publik pada 2021. Angka ini tertinggi selama layanan data citra satelit diadakan. Badan Riset dan Inovasi Nasional pun berencana memperkuat penyediaan data citra satelit dengan satelit yang dimiliki dan dioperasikan sendiri.
Layanan data penginderaan jauh dilakukan sejak 2015 oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Sejak 1 September 2021, Lapan diintegrasikan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Layanan data penginderaan jauh pun kini jadi wewenang BRIN.
Data dan informasi penginderaan jauh tersebut diakses oleh berbagai pihak, antara lain kementerian/lembaga, perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan TNI/Polri. Data dapat dimanfaatkan untuk beragam kepentingan, seperti penelitian, mitigasi bencana, pemantauan kebakaran hutan, pemetaan kekeringan, zona tangkapan ikan, suhu permukaan laut, produktivitas padi, pertambangan, hingga untuk merencanakan tata ruang wilayah.
Citra satelit jadi kebutuhan penting buat suatu bangsa, tidak hanya di Indonesia. Indonesia dengan karakter sebagai negara kepulauan pun tidak bisa melepas ketergantungan dari satelit, khususnya satelit yang menghasilkan data citra penginderaan jauh
TANGKAPAN LAYAR
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko pada pada Rapat Koordinasi Nasional Citra Satelit Penginderaan Jauh Tahun 2022 secara daring, Selasa (17/5/2022).
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pada Selasa (17/5/2022) mengatakan, data dan informasi citra satelit penting bagi suatu negara. Dengan ini, pemerintah dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam sekaligus merencanakan perlindungan buat masyarakat.
”Citra satelit jadi kebutuhan penting buat suatu bangsa, tidak hanya di Indonesia. Indonesia dengan karakter sebagai negara kepulauan pun tidak bisa melepas ketergantungan dari satelit, khususnya satelit yang menghasilkan data citra penginderaan jauh,” kata Handoko pada Rapat Koordinasi Nasional Citra Satelit Penginderaan Jauh Tahun 2022.
Layanan data penginderaan jauh pun akan diperkuat. Handoko mengatakan, BRIN berencana mengadakan data dan informasi tersebut secara mandiri, yakni dengan satelit yang dimiliki dan dioperasikan sendiri. Satelit tersebut akan dilengkapi dengan berbagai sensor dan perlengkapan. Perencanaan untuk ini sedang dilakukan.
Handoko berharap agar sumber daya manusia di BRIN dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi untuk mengolah data citra satelit. Ia juga mengundang publik, utamanya generasi muda dan pelaku perusahaan rintisan untuk mengeksplorasi potensi data citra satelit.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Peneliti dan teknisi mengawasi tampilan data penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana di Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Jakarta, Kamis (25/7/2013). Data didapat dari citra satelit atau pemantauan pesawat nirawak yang diolah para peneliti untuk disajikan dalam Sistem Informasi Mitigasi Bencana Alam (SIMBA).
Menurut Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R Hendryan, pengguna data dan informasi penginderaan jauh baru terdiri dari empat kelompok, yaitu kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi pendidikan, TNI/Polri. Ia mendorong agar cakupan pengguna data diperluas.
”Agar dilakukan penjajakan di luar empat kelompok ini. Apa ada kebutuhan (kelompok) lain yang sebenarnya strategis, tetapi belum terangkat sehingga belum jadi perhatian bersama,” katanya.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Penginderaan Jauh BRIN Rahmat Arief mengatakan, ada 48 topik riset yang pihaknya akan lakukan di 2022 hingga beberapa tahun ke depan. Beberapa di antaranya adalah deteksi titik api, estimasi luas kebakaran, penurunan permukaan tanah, serta perubahan lahan di area daerah aliran sungai (DAS), utamanya yang terjadi di bagian utara Jawa.
”Digunakan data penginderaan jauh berbagai resolusi. Dalam riset 48 topik ini, sebagian sedang dikembangkan dengan teknologi kecerdasan buatan,” tutur Rahmat.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Warga memanfaatkan aplikasi Sipandora di Jakarta, Kamis (31/1/2019). Aplikasi Sipandora (Sistem Pemantauan Bumi Nasional berbasis Android) yang diluncurkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) kini bisa dinikmati masyarakat. Aplikasi ini memberikan layanan data dan informasi satelit penginderaan jauh berbasis digital seperti zona potensi penangkapan ikan, suhu permukaan laut, produktivitas padi, peringatan dini bencana kebakaran lahan, dan kekeringan. Selain Sipandora, Lapan juga meluncurkan Sistem Penyajian Data yang Cepat, Mudah, Aman, dan Populer (SPACeMAP).
Ia juga mengajak pihak swasta untuk bekerja sama dalam riset tersebut. Hasil riset pada akhirnya dapat dikomersialkan untuk berbagai kepentingan. Adapun publik bisa mengakses data citra satelit melalui berbagai platform, seperti aplikasi Sistem Pemantauan Bumi Nasional Berbasis Android (Sipandora) dan Sistem Penyajian Data yang Cepat, Mudah, Aman, dan Populer (SPACeMAP).
Adapun layanan data penginderaan jauh kini dilakukan melalui satu pintu. Baik publik maupun pihak pemerintah dapat meminta data dengan bersurat ke email data@brin.go.id.