Potensi Kagawa amat besar. Prefektur itu antara lain membutuhkan banyak perawat warga lansia. Para perawat tersertifikasi asal Indonesia dapat memanfaatkan peluang kerja itu di Kagawa.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Hubungan paling erat sekalipun tetap harus dirawat. Demikian halnya relasi Indonesia-Jepang yang genap 65 tahun pada 2023. Jakarta-Tokyo terus saling mendukung dengan berbagai cara. Salah satunya melalui peningkatan investasi dan perdagangan.
Konsul Jenderal RI di Osaka dan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) Osaka merawat relasi itu salah satunya lewat promosi kepada pengusaha di Prefektur Kagawa. ”Indonesia dan Jepang sebagai dua negara mitra strategis dan akan memperingati hubungan diplomatik ke-65 pada tahun 2023, serta didukung dengan peran kepemimpinan Indonesia sebagai Ketua ASEAN dan Jepang sebagai Ketua G7 pada 2023 perlu terus memperkuat kerja sama bagi kemakmuran rakyat kedua negara,” kata Konsul Jenderal RI (KJRI) di Osaka Diana Sutikno.
Pertemuan pada akhir Desember 2022 itu diikuti perwakilan pengusaha bidang infrastruktur, kesehatan, dan pertanian. KJRI dan ITPC Osaka mengajak mereka memperluas investasi di Indonesia.
Gubernur Kagawa Toyohito Ikeda menyebut, kerja sama Indonesia dengan pengusaha-pengusaha provinsi itu perlu terus ditingkatkan. Kerja sama di berbagai sektor telah berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan di Kagawa dan sejumlah provinsi di Indonesia.
Kagawa merupakan lokasi kantor pusat sejumlah perusahaan Jepang. Terletak di Pulau Shikoku, prefektur itu antara lain menjadi kantor pusat Tadano dan Anabuki Kosan. Tadano sudah lama dikenal sebagai produsen derek dan aneka alat berat. Sementara Anabuki merupakan perusahaan pengembang dan pengelola properti.
Kopi
Diana menyebut, potensi Kagawa amat besar. Prefektur itu membutuhkan banyak perawat warga lansia. Para perawat tersertifikasi asal Indonesia dapat memanfaatkan peluang kerja itu di Kagawa.
KJRI dan ITPC Osaka juga terus mendorong aneka pelatihan untuk tenaga kerja Indonesia oleh berbagai pihak di Kagawa. KJRI Osaka menganjurkan agar pelatihan pengolahan pangan atau keterampilan lain disediakan berbagai pihak di Osaka. Penyedia pelatihan berasal dari perguruan tinggi hingga berbagai perusahaan.
Diana juga mengungkap, aktivitas pengusaha Kagawa di Indonesia amat beragam. Salah satunya dilakukan Koichi Yasogawa yang mempromosikan kopi Indonesia ke berbagai daerah di Jepang. Yasogawa membawa biji kopi Ciwidey, Jawa Barat, untuk dijadikan minuman anggur kopi (wine coffee).
Di Kagawa ada Lyu Ryu Think Café yang khusus menyajikan olahan kopi dan cokelat dari Indonesia. Ada pula pusat pengolahan dan penjualan cokelat dan kopi asal Indonesia di Kagawa. Tempat itu menjadi semacam lokasi satu atap bagi yang ingin membeli sekaligus menikmati di tempat aneka olahan kopi dan cokelat dari Indonesia.
Upaya-upaya seperti dilakukan Yasogawa dirasakan manfaatnya oleh warga dan wirausaha Indonesia. UMKM di Jawa Barat dan sejumlah provinsi lain bisa mendapatkan manfaat dari perdagangan lintas negara yang diinisasi Yasogawa dan disokong KJRI Osaka itu.
Selain melalui instrumen ekonomi, diplomasi oleh KJRI Osaka juga melalui forum yang dikenal sebagai Asosiasi Persahatan Indonesia-Jepang. Asosiasi itu bagian dari upaya mengeratkan hubungan Indonesia-Jepang melalui jalur relasi antarwarga negara.
Kegiatan utama asosiasi itu mempromosikan berbagai wahana dan metode peningkatan hubungan Jakarta-Tokyo. Asosiasi itu di antaranya terlibat dalam menyosialisasikan pembukaan perbatasan Indonesia selepas pandemi Covid-19. Dengan sosialisasi itu, warga Jepang dengan berbagai kepentingan segera berkunjung ke Indonesia. Sebagian berkunjung untuk alasan bisnis, sebagian lagi untuk kepentingan keluarga.
KJRI Osaka rutin berkomunikasi dengan sejumlah kelompok pencinta seni dan budaya Indonesia di Jepang. Di wilayah kerja KJRI Osaka, ada kelompok seni yang tersebar di Kansai, Shikoku, dan Chugoku. Sebagian besar anggota kelompok itu merupakan orang Jepang yang tertarik pada Indonesia.
Diana menyebut ketertarikan orang-orang juga peluang lain untuk mendekatkan hubungan Indonesia-Jepang. Warga kedua negara mempunyai banyak kesamaan dan hal itu di antaranya ditunjukkan oleh kebudayaan masing-masing.
Dalam sejumlah kesempatan, kelompok-kelompok itu kerap menggelar pertunjukan. Sebagian pertunjukan digelar bersama KJRI Osaka.