Langit Korea dan Ukraina ”Menyala” di Malam Tahun Baru
Saat sejumlah kota di banyak negara berpesta dengan bermandikan kembang api pada malam pergantian tahun dari 2022 ke 2023, langit di Semenanjung Korea dan Ukraina juga ”menyala” oleh uji coba dan serangan rudal-rudal.
Oleh
LUKI AULIA
·6 menit baca
SEOUL, MINGGU — Dunia kembali ramai merayakan perayaan malam Tahun Baru setelah selama tiga tahun sepi tanpa perayaan karena pandemi Covid-19. Ketika sejumlah negara merayakan malam Tahun Baru dengan pesta kembang api yang meriah, kawasan Semenanjung Korea dan Ukraina juga ramai, tetapi dengan tembakan rudal.
Rusia tetap saja menyerang Ukraina dengan rudal-rudal ke arah kota Kyiv dan kota-kota lain. Korea Utara juga menguji coba rudal balistik jarak pendek hingga setinggi 100 kilometer dan sejauh 350 kilometer dari daerah Ryongsong, Pyongyang, yang kemudian jatuh di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Padahal, 24 jam sebelumnya, Korea Utara juga sudah meluncurkan tiga rudal balistik.
Pimpinan Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (1/1/2023), mengecam serangkaian uji coba rudal Korut tersebut. Seoul menyebut tindakan itu sebagai provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas keamanan Semenanjung Korea dan dunia. Korsel akan memantau pergerakan Korut dan berkoordinasi dengan Amerika Serikat untuk bersiap menghadapi ancaman apa pun.
Di Tokyo, Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada juga memprotes uji coba rudal Korut. Selama tahun 2022, Korut menembakkan rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terus mengembangkan persenjataan. Korut melanjutkan pengujian rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya sejak 2017 dan meluncurkan rudal Hwasong-17 baru secara masif.
Dari wilayah Ukraina, perayaan malam Tahun Baru di kota Kyiv dirusak dengan serangan rudal-rudal Rusia. Kepala Staf Umum Ukraina Valerii Zaluzhnyi mengatakan, Rusia meluncurkan 20 rudal jelajah, Sabtu, dan 12 rudal di antaranya berhasil ditembak jatuh.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato Tahun Baru dari markas besar distrik militer Rusia selatan. Dalam pidatonya, Putin mengatakan, moralitas dan kebenaran berada di pihak Rusia. Putin menyatakan, tahun ini ditandai dengan peristiwa yang penting dan menentukan yang menjadi dasar bagi masa depan Rusia untuk kemerdekaan sejati.
”Kami berjuang melindungi rakyat kami di wilayah sejarah kami sendiri di entitas konstituen baru Federasi Rusia,” kata Putin yang merujuk empat wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia.
Akibat serangan 20 rudal Rusia, terdengar setidaknya 11 suara ledakan yang keras. Dilaporkan setidaknya 1 orang tewas dan 22 orang terluka di Kyiv dan 4 orang terluka di wilayah Khmelnytskyi.
Sutradara Ukraina, Yaroslav Mutenko (23), yang tinggal di kompleks apartemen dekat dengan Gedung Seni Nasional Kiev, menuturkan bahwa dirinya sedang mandi untuk bersiap ikut merayakan pesta malam Tahun Baru ketika mendengar suara ledakan dahsyat. Meski ada ledakan itu, ia tetap pergi ke lokasi pesta di rumah temannya.
Musuh kita (Rusia) bisa menghancurkan hidup kita, tetapi mereka tidak bisa menghancurkan semangat kita.
Pemerintah Ukraina sebenarnya memberlakukan jam malam secara nasional sehingga perayaan Tahun Baru tak bisa dilakukan di tempat-tempat umum. Perayaan malam Tahun Baru di Moskwa juga diredam tanpa kembang api di Lapangan Merah. ”Musuh kita (Rusia) bisa menghancurkan hidup kita, tetapi mereka tidak bisa menghancurkan semangat kita,” kata Mutenko.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan pesan Tahun Baru melalui rekaman video. Ia menyatakan, rakyat Ukraina akan tetap berjuang dan melawan demi kemenangan.
”Saya ingin mendoakan satu hal untuk kita semua, kemenangan! Saya ingin mengatakan kepada Anda semua: Ukraina, Anda luar biasa! Lihat apa yang sudah kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan! Kami berjuang sebagai tim, seluruh negara, semua daerah. Saya kagum kepada kalian semua. Terima kasih untuk setiap wilayah Ukraina yang tidak terkalahkan,” kata Zelensky dalam pidato emosionalnya.
Pesta kembang api
Di belahan dunia yang lain, perayaan malam Tahun Baru dengan pesta kembang api untuk pertama kalinya kembali berlangsung meriah sejak 2019, seperti di Perancis, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Indonesia. Di ibu kota Perancis, Paris, sedikitnya 500.000 orang berkumpul di jalan Champs-Elysees untuk menonton.
Presiden Perancis Emmanuel Macron menyampaikan pesan Tahun Baru bertema ”persatuan dan kepercayaan”. Dalam pidato yang disampaikan di televisi, ia berjanji akan terus mendukung Ukraina.
”Kami akan terus membantu Ukraina sampai mendapatkan kemenangan dan kami akan terus bersama membangun perdamaian dan keadilan. Percaya saja kepada Perancis dan Eropa,” ujar Macron.
Di Sydney, Australia, juga ada pertunjukan kembang api yang menampilkan air terjun pelangi di lepas pantai Sydney Harbour Bridge dan Opera House setelah protokol kesehatan pandemi Covid-19 dicabut dan pemerintah membuka kembali perbatasannya tahun ini.
Di kota Istanbul, Turki, perayaan malam Tahun Baru juga ramai di jalanan dan kembang api. Di Selandia Baru pun warga berkumpul di Sky Tower, Auckland, untuk menyambut tahun baru bersama setelah tahun lalu sepi perayaan.
Suasana kota New York City jug kembali ramai di Times Square. ”Selama beberapa tahun ini kita seperti hidup di dunia yang rusak. Tidak ada salahnya kami merayakan malam Tahun Baru dengan sedikit bersenang-senang supaya dunia tak terasa terlalu buruk,” kata Ali Thompson yang datang ke Times Square bersama adiknya.
Perayaan dibatalkan
Berbeda dengan negara-negara itu, banyak negara yang merayakan malam Tahun Baru tanpa kembang api. Seperti di Malaysia yang membatalkan perayaan malam Tahun Baru di Menara Kembar Petronas dan pesta kembang api di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, setelah bencana banjir dan tanah longsor menyebabkan 31 orang tewas dan puluhan ribu orang mengungsi.
Ibu kota Ceko, Praha, juga tidak mengadakan pesta kembang api karena sedang mengalami kesulitan ekonomi. Sementara di Kroasia, di sejumlah kota, termasuk ibu kota Zagreb, pertunjukan kembang api batal digelar setelah para pencinta binatang mengkhawatirkan dampak kembang api yang merusak. Mereka menyerukan perayaan yang lebih sadar lingkungan, seperti pertunjukan laser, efek visual, dan musik.
Di kota Wuhan, China, puluhan ribu orang berkumpul untuk merayakan pesta Tahun Baru, tetapi dengan pengamanan ketat dari aparat keamanan. Barikade didirikan di segala penjuru pusat ibu kota Beijing dan ratusan polisi berjaga-jaga. Polisi mengusir warga yang berusaha berkumpul dengan berkeliling menggunakan pengeras suara untuk menyebarkan pesan untuk tidak berkumpul. Namun, warga tetap berkumpul dan seakan tidak menghiraukan imbauan tersebut.
Di kota Shanghai, warga juga tetap memadati jalanan di tepi sungai yang bersejarah, The Bund. ”Kami semua datang dari Chengdu untuk merayakan Tahun Baru di Shanghai. Sekarang saatnya bersenang-senang,” kata Da Dai (28), eksekutif media digital yang datang ke Shanghai bersama teman-temannya.
Warga juga ramai berkumpul di Pelabuhan Victoria, Hong Kong, untuk menonton pertunjukan sorotan lampu di beberapa bangunan tertinggi di depan pelabuhan. Itu adalah perayaan malam Tahun Baru paling ramai di Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir ini. Perayaan seperti itu dibatalkan pada 2019 karena sering terjadi kerusuhan yang diwarnai kekerasan. Pada tahun 2020 dan 2021, perayaan itu diadakan lagi, tetapi dalam skala terbatas karena pandemi Covid-19.
Presiden China Xi Jinping, Sabtu (31/12/2022), dalam pidato Tahun Baru yang disiarkan di televisi menyatakan, pencegahan dan pengendalian epidemi sedang memasuki fase baru dan semua orang bekerja dengan tegas sehingga terlihat secercah harapan. Ini kali kedua Xi memberikan pernyataan terkait dengan Covid-19.
Sebelumnya, ia menyerukan langkah-langkah untuk melindungi kehidupan rakyat. Kasus Covid-19 di China, Sabtu, mencapai 7.000 kasus baru dan 1 orang tewas. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Minggu, dalam pidato Tahun Baru, menawarkan bantuan kepada China untuk menangani lonjakan kasus Covid-19. (REUTERS/AFP/AP)