Perancis mencoba menggalang dukungan dunia internasional untuk membantu Ukraina melewati masa musim dingin hingga Maret 2023. Perancis juga terus mengupayakan proses mediasi, menerapkan 10 langkah damai usulan Ukraina.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
PARIS, SELASA — Pemerintah Perancis berupaya mengggalang dukungan bagi Ukraina untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang negara yang tengah dilanda perang itu. Perancis juga terus berupaya memediasi Rusia dan Ukraina.
Istana Elysee, Selasa (13/12/2022), akan menjadi tuan rumah konferensi donor internasional yang diinisiasi oleh Pemerintah Perancis. Prioritas yang ingin dipenuhi Perancis saat ini adalah kebutuhan rakyat Ukraina untuk bisa melewati musim dingin hingga setidaknya Maret 2023.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, konferensi itu diadakan sebagai tanggapan atas serangan militer Rusia terhadap infrastruktur sipil Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. ”Serangan-serangan itu membuat warga Ukraina kehilangan harapan,” kata Macron.
Konferensi donor ini menyusul pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan negara-negara anggota Kelompok 7 atau G7. Dalam pertemuan dengan G7, selain meminta bantuan tambahan persenjataan, Zelenskyy juga meminta bantuan negara-negara maju mengirimkan sekitar 2 juta meter kubik gas untuk kebutuhan rakyat Ukraina memasuki musim dingin.
Pemerintah Ukraina telah mengidentifikasi lima sektor yang memerlukan dukungan mendesak dan terkoordinasi, yakni listrik dan energi, air, infrastruktur pasokan makanan, kesehatan, dan infrastruktur transportasi.
Satu konferensi lagi yang diinisiasi Elysee adalah pertemuan tripartit antara pemerintah, sekitar 500 perusahaan Perancis, dan Pemerintah Ukraina. Menurut seorang diplomat Perancis, Presiden Macron mencoba mendorong entitas bisnis negara itu untuk berpartisipasi memenuhi kebutuhan Ukraina dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan itu diharapkan ikut serta dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi Ukraina pascaperang.
Sejauh ini, Pemerintah Perancis telah mengirimkan sejumlah bantuan, mulai dari pangan, logistik, hingga militer. Paris menyebut, bantuan persenjataan telah dikirimkan seluruhnya, seperti pengiriman dua baterai rudal Crotale, dua sistem peluncur roket multilaras (MLRS), kendaraan lapis baja, sistem antipesawat dan antitank, serta amunisi dan bahan bakar.
Militer Perancis juga terlibat dalam pelatihan anggota militer Ukraina. Sejauh ini, 2.000 tentara Ukraina telah mendapat pelatihan dari target 15.000 anggota militer.
Saat ditanya mengenai mekanisme pengiriman gas bagi warga Ukraina, diplomat Perancis yang meminta agar namanya tidak disebut mengatakan, detail hal tersebut akan dibahas pada konferensi.
Mediasi
Selain berupaya mendukung pemenuhan kebutuhan jangka pendek rakyat Ukraina, Macron masih terus berupaya menjadi mediator pembicaraan damai Ukraina-Rusia. Dikutip dari kantor berita Turki, Anadolu, Macron dan Zelenskyy telah berbicara melalui telepon untuk membahas formula perdamaian guna mengakhiri perang. Disebutkan, dalam pembicaraan yang berlangsung pada Minggu (11/12/2022), formula perdamaian itu terdiri atas 10 langkah.
Zelenskyy mengonfirmasi hal itu dalam cuitannya di Twitter. ”Saya berbicara dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk melakukan sinkronisasi beberapa hal, termasuk membahas implementasi formula 10 langkah perdamaian, kerja sama pertahanan, dan stabilitas energi Ukraina,” kata Zelenskyy.
Macron menyatakan, Zelenskyy dan rakyat Ukraina bisa mengandalkan dukungan Perancis untuk mengupayakan dan melihat kembali kedaulatan dan integritas teritorialnya dipulihkan.
Zelenskyy telah menyampaikan 10 langkah rencana perdamaian ini pada KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pertengahan November 2022. Kesepuluh langkah perdamaian itu, di antaranya, adalah keluarnya militer Rusia dari fasilitas nuklir Ukraina di Zaporizhia, keamanan pangan dan keamanan energi, pemulihan integritas wilayah teritorital Ukraina berdasarkan Piagam PBB, penarikan mundur pasukan Rusia dari seluruh wilayah Ukraina, dan pencegahan kemungkinan terjadinya eskalasi dengan cara Ukraina tidak akan ikut dalam aliansi keamanan apa pun.
Akan tetapi, posisi Macron dalam proses mediasi dinilai tidak cukup netral dan bahkan terlalu mengakomodasi Rusia. Beberapa negara Eropa menilai Macron tidak bisa menjaga jarak dengan Kremlin. Apalagi, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Perancis, TF1, pada 3 Desember, Macron sempat menyatakan bahwa untuk mengakhiri perang, negara-negara Barat harus bersiap untuk memberi kesepakatan yang mencakup pemberian jaminan keamanan pada Rusia agar mau berunding.
Komentar tersebut langsung mendapat tanggapan negatif dari Ukraina dan sejumlah negara Baltik. (AP/AFP/REUTERS)